"Oh, kau sudah sadar?" Ucap pria itu ramah.
Ia berusia sekitar 40-50 tahunan. Pria ini bertubuh tinggi besar dengan jenggot tipis di wajahnya dan sepasang mata biru yang indah. Ia tengah membakar ikan di luar sana.
"Eum. Apa anda yang–"
Pria itu tertawa pelan, "Duduklah–" ucapnya mengajak Jeonghan untuk duduk bersamanya di sekitar api unggun. "Eum, aku yang membawamu kemari. Namaku Lee Dal–"
"Maaf– siapa??"
"Lee Dal, artinya bulan," ucap pria bernama itu Lee Dal tersenyum, "Kenapa melihatku begitu? Apa aku mengingatkanmu pada sesuatu?"
"Ah, itu–" Jeonghan kemudian menceritakan perihal nama anak angkat Bada yang memiliki nama sama seperti pria ini.
"Ah, jadi ternyata Lee Dal nama yang cukup pasaran ya? Haha!"
"Ah, bukan gitu! Maksudku–"
"Santai saja!" Ucap Paman Lee Dal tertawa, "Istriku yang memberi nama itu untukku dulu karena dia memiliki Kim Byul, yang artinya bintang. Dulu kami sering melihat langit malam bersama–"
"Dulu? Apa beliau– ah! Maaf! Aku turut berduka–"
"Hei– hei!"
Jeonghan terkejut karena pria itu menyelanya.
"Istriku belum meninggal!" Sungutnya.
"Ah…m-maaf!" Jeonghan lekas membungkuk sopan.
"Kami hanya tinggal terpisah tapi terima kasih karena perkembangan teknologi saat ini, aku masih bisa berhubungan dengannya."
"Apa anda–"
"Ya, aku sama sepertimu," sambar Paman Lee Dal, "Mystique–"
"Lalu kenapa anda menolongku dan darimana anda tahu lokasiku–"
Paman Dal hanya tersenyum tipis, "Orang-orang yang kusayangi membutuhkan bantuanku jadi tentu saja aku akan melakukan apapun untuk mereka."
Jeonghan tak memahami ucapan pria itu.
"Lee Ran, Kau pernah dengar nama itu?"
"L-Lee Ran??"
"Kau mengenalnya kan? Aku menolongmu karena dia."
"M-Maksud anda??" Balas Jeonghan tercekat.
"Lee Ran adalah putriku."
Jeonghan menutup mulutnya, tak percaya dengan apa yang baru ia dengar, "Tapi– Ran berpikir bahwa anda sudah–"
"Mati? Aku dan istriku sudah sepakat untuk memberitahunya hal itu. Akan lebih mudah begitu karena jika ia tahu aku masih hidup, dia akan nekat mencariku dan aku nggak mau membahayakannya."
"Ia menghubungi ibunya, memberitahu istriku bahwa dia bertemu dengan pria yang mirip sepertinya, dan sama sepertiku– yaitu kamu. Tapi dia kehilangan kamu di pagi harinya. Istriku segera menghubungiku dan mencari tahu tentang hal itu. Karena Ran menghubungi istriku dari lokasi di mana ia berada saat ini, yaitu Pulau Jindo, jadi bisa kupastikan kau pasti berada di sekitar sana. Jadi aku memutuskan untuk mencari ke sana dan instingku benar."
"Jadi ini bukan Pulau Jindo?!"
Paman Dal menggeleng pelan dan tersenyum tipis, "Tempat ini adalah kembaran dari Pulau Jindo– yaitu Pulau Mondo."
***
Hari baru kembali datang menjelang. Haneul membuka kedua matanya ketika ia merasakan sentuhan lembut di pipinya. Jisoo terlihat duduk di dekatnya, "Oh? Kamu udah mau berangkat?" Ucapnya terbangun dan duduk di hadapan pria itu, ketika dilihatnya Jisoo sudah terlihat rapi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sky & Sea [COMPLETE]
FanfictionDi tengah hidupnya yang tengah hancur, Lee Haneul berencana untuk mengakhiri semuanya. Namun selembar surat dari sang nenek ternyata mampu membuatnya berubah pikiran. Melepaskan gemerlapnya kehidupan kota, Haneul pun pindah dan menempati rumah sang...