015. Musim Panas 1976

259 31 0
                                    

Musim Panas, 1976

Saat itu waktu menunjukkan pukul setengah lima pagi. Matahari belum terbit dan suasana pantai yang masih kosong- hanya ada dua orang berdiri di bibir pantai saat itu- Jeonghan dan Bada.

Saat itu, Bada berusia 35 tahun. Ia tinggal sendiri di sana setelah orang tuanya meninggal. Hanya keluarga sang Bibi, adik dari ibunya, yang tinggal tak jauh darinya dan menjadi satu-satunya keluarga yang ia miliki.

Bada menoleh menatap Jeonghan yang terlihat gugup. Berminggu-minggu ia tinggal bersama Bada hingga lukanya pulih dan kini sudah saatnya untuk kembali ke habitat aslinya di lautan. Sedih dan gugup Jeonghan rasakan saat itu. Mulai hari ini dan seterusnya, ia akan bertahan seorang diri setelah kehilangan saudarinya yang diculik oleh pihak hotel.

Ia tak bisa berbuat banyak karena setelah penangkapan yang dialami saudaranya itu, masyarakat sekitar melakukan perburuan besar-besaran terhadap makhluk asing lautan sehingga Jeonghan tak bisa kembali ke lautan begitu saja. Selama ini, ia bertahan berkat bak mandi besar yang disiapkan Bada untuknya. Ia berhutang nyawa pada gadis itu.

"Kamu gugup?" Tanya Bada.

"Eum- dan aku sedih...kita mungkin akan jarang ketemu," ucap Jeonghan muram.

Bada tersenyum tipis dan menggenggam tangan Jeonghan, "Muncullah ke pantai menjelang tengah malam. Aku pastikan akan nunggu kamu di sini."

Jeonghan terdiam menatap tangannya yang tertaut dengan Bada lalu menatap gadis itu lekat, "Apa kamu mau ikut aku, jalan-jalan sebentar?"

"Di- di laut?" Tanya Bada terkejut.

"Eum," balas Jeonghan tersenyum tipis.

"Tapi-"

"Hei-" gumam Jeonghan memotong ucapan gadis itu, "Percaya sama aku. Aku nggak akan biarin kamu tenggelam."

Setelah berpikir selama beberapa saat, Bada pun akhirnya mengangguk.

***

Byurrr!!

Suara beriak air terdengar. Bada menggerakkan kedua tangan dan kakinya mencoba menjaga keseimbangannya di dalam air.

Jeonghan melepaskan genggaman tangan mereka dan sedikit menjauh dari Bada. Pria itu berbalik menatapnya dan tersenyum tipis sebelum meniupkan sesuatu ke arah Bada. Sebuah gelembung besar yang muncul dari mulut pria itu menangkap tubuh Bada hingga ia terkurung di dalamnya.

"Oh??" Bada menyentuh gelembung tersebut namun ia tak pecah meskipun Bada menusuknya dengan telunjuknya.

Jeonghan berenang di sekitar gelembung itu sebelum memasukkan kepalanya menembus gelembung agar ia bisa bicara dengan Bada, "Berenanglah seperti biasa."

"Tapi-"

"Gelembung ini nggak akan pecah selama kamu nggak ke permukaan dan ada aku di sini, jadi kamu nggak perlu takut. Ayo!" ucap Jeonghan mengajak Bada berenang agak sedikit ke dalam, mengajaknya melihat sekumpulan ikan dan tanaman laut yang indah.

Senyum tergambar di wajah Jeonghan kala melihat kekaguman di wajah Bada seperti melihat dunia baru yang belum pernah ia jamah sebelumnya.

***

Splash!

"Pwaah~! Hah!" Jeonghan membawa Bada kembali muncul ke permukaan air. Gadis itu lekas mengambil nafas dalam demi menghirup udara segar pagi yang akan datang menyapa. Jeonghan hanya mengajaknya berkeliling selama kurang lebih tiga puluh menit.

"Whoah!" Seru Bada ketakutan akan tenggelam.

Namun Jeonghan lekas mendekatinya, "Pegangan di pundakku," ucapnya memegangi pinggang Bada dan gadis itu berpegangan di kedua pundaknya. Lalu kemudian tersadar jika mereka berhadapan begitu dekat satu sama lain.

Sky & Sea [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang