Haneul duduk sendiri di ruang tamu rumah sang nenek. Hari ini ia memutuskan pulang dan rawat jalan di rumah karena merasa sudah jauh lebih baik meski belum sepenuhnya pulih.
"Aah! Panas! Panas!" Kehebohan terdengar dari arah dapur. Haneul menoleh dan tersenyum ketika melihat Jisoo berlari dari arah dapur membawa sepanci kecil sup. Ia meletakkannya di atas meja dan kembali dengan semangkuk bubur, sebelum bergabung dengan Haneul.
"Makasih," gumam Haneul tersenyum melihat bubur tawar hangat di mangkuknya. Sejak ia pulang siang tadi, Pria itu sibuk sendiri di dapur setelah Haneul mengajarinya bagaimana menggunakan fitur-fitur di smartphone miliknya, Jisoo langsung mempraktekkannya dan kini aplikasi Youtube menjadi favoritnya.
Haneul sudah memberitahunya untuk memesan makanan dari luar saja karena ia sedang tak bisa memasak, namun pria itu bersikeras ingin coba memasakkan sesuatu untuk mereka. Maka dari itu Haneul membantunya dengan menuliskan step-by-step untuk memudahkan pria itu memasak.
"Maaf, kalau nggak terlalu enak," ucap pria itu malu.
"Lidahku juga masih terasa kelu– jadi nggak usah dipikirin. Aku akan ajarin kamu masak kalau kondisiku udah membaik."
Jisoo hanya membalas ucapan Haneul dengan senyuman dan keduanya mulai menikmati makan malam masing-masing.
"Kupikir Jeonghan op– ah, dia bahkan jauh lebih tua dari nenekku? Harus kupanggil apa dia?"
"Kakek–" balas Jisoo asal membuat Haneul tertawa pelan.
"Ya–"
"Ya ngapain bahas orang yang nggak ada di sini??" Sungut Jisoo sebal.
"Tch– nggak ada apa-apa antara aku dan Jeonghan oppa. Malam itu, kami cuma bertukar cerita dan dia menceritakan seperti apa nenekku semasa muda–" Haneul mendadak termenung. Setiap teringat sang nenek, hatinya terasa sesak.
"Hei…" tegur Jisoo mengusap pundak Haneul, "Beliau udah di tempat yang lebih baik."
Haneul menatapnya dan mencoba untuk tersenyum sebelum kembali melanjutkan makan malam.
"Jangan terlalu membencinya. Aku berhutang nyawa padanya– Yoon Jeonghan."
Jisoo mendengus sebal, "Ya, aku tahu. Tapi buatku dia tetap menyebalkan," sungutnya sambil menikmati makan malam dengan gusar. "Tapi aku juga nggak benar-benar bisa benci dia.." ucap Jisoo muram sambil mengaduk makanannya sebelum menyantapnya.
"Terus apa rencana kamu sekarang?"
"Aku akan coba kerja di hotel. Ibu dan Ran akan bantu aku buat mempelajari manajemen dan seluk beluk hotel."
"Jadi kamu akan tinggal sama mereka?"
"Kamu bosen kah tinggal sama aku?" Tanya Jisoo menatap Haneul sedih.
"Eyy~ bukan gitu! Kamu sensitif banget sih kalau aku tanya gitu!" Sungut Haneul sebal.
"Tch– ya habisnya kamu–"
"Aku tuh merasa bersalah aja sama ibu kamu. Aku nggak mau beliau berpikir bahwa aku ngerebut kamu darinya."
"Aku udah jelasin semuanya ke ibu. Beliau paham bahwa aku masih butuh waktu untuk adaptasi lagi ketika kembali ke keluarga. Ah, lagipula kami masih akan sering ketemu di hotel! Beliau akan balik ke Seoul ketika aku udah mulai bisa terjun ke pekerjaanku. Apa kita sebaiknya beli vila–"
"Aku nggak mau–" sungut Haneul. "Aku tetap mau di sini– di rumah nenekku."
"Oke…apa kita dekor ulang aja rumah ini? Paling nggak halamannya? Kayaknya bagus kalau ditambahin banyak tanaman."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sky & Sea [COMPLETE]
FanfictionDi tengah hidupnya yang tengah hancur, Lee Haneul berencana untuk mengakhiri semuanya. Namun selembar surat dari sang nenek ternyata mampu membuatnya berubah pikiran. Melepaskan gemerlapnya kehidupan kota, Haneul pun pindah dan menempati rumah sang...