Pagi hari berikutnya kembali datang. Haneul membuka kedua matanya dan kali ini mendapati Jisoo tengah menatapnya. Hari ini, pria itu bangun lebih dulu darinya.
"Pagi," gumamnya tersenyum tipis.
Haneul hanya membalasnya dengan senyuman sambil bergerak malas di balik selimut, "Kamu tumben bangun duluan?"
"Itu karena kamu tidur terlalu larut semalam," ucap Jisoo. "Kemana kamu semalam? Cari Jeonghan?"
Senyum di wajah Haneul sontak memudar, "Kamu tahu?"
"Guling hidupku mendadak hilang semalam. Aku cari kamu ke semua ruangan tapi nggak ada lalu aku lihat pintu terbuka dan dari teras aku bisa lihat kamu jalan ke arah pantai."
"Terus kenapa kamu nggak stop aku?"
"Karena aku cuma lihat kamu berdiri aja di dekat pantai lalu balik nggak lama setelahnya. Jadi aku berencana untuk tanya kamu hari ini."
Haneul tersenyum tipis sambil mengusap lembut dada Jisoo sebelum menatap pria itu, "Eum– awalnya aku berencana untuk bicara langsung dengan Jeonghan–"
Jisoo menghela nafas dan hendak bangkit dari kasur namun Haneul menahannya.
Ia menyentuh pipi pria itu, membuat Jisoo menatapnya, "Aku tahu kamu kecewa dengan apa yang Jeonghan lakukan ke kamu. Tapi kamu juga sadar kan kalau dia punya alasan untuk melakukan ini semua? Aku tahu ini juga nggak adil buat kamu karena kamu dikorbankan dari ini semua. Tapi– Jeonghan sendiri udah merawat kamu dari kecil–"
"Dia melakukan itu karena mau memberikan balas dendam agar keluargaku merasakan kehilangan yang sama. Mereka berpikir bahwa aku tewas di dasar laut! Ayahku meninggal karena aku–"
"Tapi kamu masih bisa kembali ke ibumu!"
Ucapan Haneul sontak membuat Jisoo terdiam, "Dan kamu punya aku sekarang– tapi Jeonghan nggak punya siapa-siapa. Kita menghabisi keluarganya…"
Jisoo memejamkan kedua matanya dan tertunduk lesu, "Terus kamu mau apa?"
"Aku mau bicara empat mata dengan Jeonghan," ucap Haneul yakin.
"Jeonghan itu berbahaya! Kamu nggak lihat gimana kemarin dia coba buat nyerang kam–"
"Hong Jisoo–" sambar Haneul mengusap pipi Jisoo, "Percaya sama aku, oke?"
Jisoo mendengus sebal namun semua itu sirna ketika gadis itu menarik wajahnya mendekat hingga bibir mereka bertemu sesaat.
Haneul mengakhirinya lebih dulu lalu menatap lekat Jisoo, "Aku percaya sama kamu, jadi tolong percaya sama aku– oke?"
Jisoo menghela nafas panjang dan mengangguk pelan.
"Thanks," ucap Haneul tersenyum. "Aku mau buat sarapan dulu!" Sambungnya hendak terbangun, namun Jisoo menahannya dan membuat Haneul kembali berbaring di bawahnya.
"K-kenapa?"
"Kamu udah jelasin banyak hal ke aku tapi ada satu hal yang aku masih belum paham."
"Apa?"
"Apa kamu bisa ajarin aku bercinta?"
Kedua mata Haneul terbelalak mendengar pertanyaan polos Jisoo, "Ya! Ini masih pagi!" Sungutnya menepuk pelan pundak pria itu.
"Aku tahu. Tapi kemarin Youngsoo noona dan Chanmi noona bilang bahwa pagi hari adalah waktu yang tepat untuk bercinta."
"Haish– ibu-ibu genit itu!" Sungut Haneul frustasi.
"Nanti malam ada kumpul di balai desa. Kalau mereka tanya tentang aktivitas bercinta kita, aku harus jawab apa? Aku nggak punya bayangan sama sekali seperti apa bercinta itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sky & Sea [COMPLETE]
FanfictionDi tengah hidupnya yang tengah hancur, Lee Haneul berencana untuk mengakhiri semuanya. Namun selembar surat dari sang nenek ternyata mampu membuatnya berubah pikiran. Melepaskan gemerlapnya kehidupan kota, Haneul pun pindah dan menempati rumah sang...