008. Dendam Dari Laut

324 34 3
                                    

11:00 PM

"Semua hngh– karena ibu-ibu genit menyebalkan itu!" Seru Haneul menghentakkan gelasnya di atas meja. Sepulang dari makan malam bersama ketiga tetangganya itu, Haneul melampiaskan emosinya di rumah dengan menenggak beberapa kaleng bir dan Jisoo hanya menatapnya takjub karena karakter gadis itu berubah cepat hanya karena beberapa botol kaleng bir.

"Apa sehebat itu?" Gumam Jisoo hendak mencoba kaleng bir itu tapi Haneul lekas merebutnya.

"Jangan– hh– kamu nggak boleh mabuk! Ya– nggak mabuk aja kita ciuman, gimana kalau kita sama-sama mabuk?! Huh?!" Seru Haneul meracau.

"Ah, itu yang namanya ciuman?" Gumam Jisoo tersenyum tipis sambil mengusap bibirnya dengan tangannya.

"Ya– itu cuma akting! Hh…jangan terlalu dipikirin!" Racau Haneul memukul meja.

"Tapi, aku suka," ucap Jisoo tersenyum senang.

"Huh? Yaaa!" Sungut Haneul mencoba memukul Jisoo tapi pria itu dengan sigap menahannya dengan kedua lengannya. "Ya– apa kamu menyukaiku?!"

"Bukannya aku udah bilang siang tadi kalau aku suka deket kamu."

"Ya– hnggh– suka berada di dekatku dan menyukaiku adalah dua hal berbeda! Hhh–" racau Haneul menunjuk Jisoo. Lalu tertunduk sejenak karena kepalanya terasa berat. 

Jisoo menyandarkan kepalanya pada telapak tangan yang bertumpu pada meja. Ia terdiam menatap lekat Haneul yang tengah berusaha keras untuk tetap sadar namun wajah gadis itu sudah terlanjur memerah karena efek alkohol. 

"Selama di dalam laut– kakakku selalu memintaku untuk tetap di dalam gua dan tak keluar terlalu jauh. Aku nggak punya teman bicara. Cuma kegelapan, rasa dingin, dan predator laut yang berada di sekitarku saat itu sampai kamu tolong aku," sambung Jisoo menatap Haneul, yang tengah berusaha fokus mendengarkan ceritanya.

"Kamu kenalin banyak hal sama aku dan karena itu, aku suka ada di dekat kamu," gumam Jisoo menyibak beberapa helai rambut yang menutupi wajah gadis itu dan menyematkannya di telinga Haneul.

"Ya, tapi setelah kulihat lagi– hh– kamu memang ganteng sih–" ucap Haneul kembali menjulurkan telapak tangannya menyentuh pipi Jisoo. Digerakkannya ibu jari Haneul mengusap lembut menimbulkan sensasi aneh dalam diri keduanya dan hal itu cukup kuat dirasakan Haneul karena dorongan efek alkohol yang ia konsumsi.

"You have such soft lips–" gumam Haneul menatap intens bibir Jisoo.

"Itu– apa artinya?" Tanya Jisoo bingung namun tetap membiarkan gadis itu mengusap lembut bibirnya. Entah sejak kapan jarak duduk mereka menjadi dekat seolah ada dua kutub magnet yang menarik keduanya mendekat. Jisoo sendiri juga tengah menatap intens wajah Haneul.

"Itu artinya–hh–" ucap Haneul berusaha keras menjaga kesadarannya. "Aku–"

"Aku mau cium kamu lagi–" sambar Jisoo menatap lekat bibir Haneul. "Bolehkah?"

Haneul terdiam menatap pria itu. Karena pengaruh alkohol yang menderanya, maka tak butuh waktu lama  bagi Haneul untuk mendekat dan mendaratkan lebih dulu ciumannya di  bibir Jisoo.

"Hmph–" Pria itu cukup terkejut ketika Haneul mendekatinya. Gadis itu duduk di pangkuannya dan berpegangan pada kedua pundak Jisoo sebelum menciumnya.

Ia lekas memejamkan kedua matanya, membiarkan sebuah sensasi aneh mengalir dalam dirinya. Jisoo menyentuh pinggang gadis itu seraya menariknya mendekat. Ini semua begitu aneh baginya– bagaimana bisa hanya karena dua bibir yang bersentuhan – mampu menimbulkan sebuah sensasi aneh yang tak pernah ia rasakan selama ini. 

 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sky & Sea [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang