006. Terlahir Sial

296 37 0
                                    

Selang lima menit kemudian, Haneul kembali ke ruang tamu membawa sebuah panci berisi ramyun, "Ayo makan!" Ucap Haneul bersemangat.  Namun pria di hadapannya tengah tertunduk menatap sesuatu.

"Lee Haneul."

"Huh? Oh! Aneh rasanya dengar kamu manggil namaku gini," ucap Haneul, "Kenapa?"

Jisoo menunjukkan selembar foto pada Haneul.

"Oh! Itu punya nenekku! Aku menemukannya ketika sedang membereskan rumah–" Haneul terdiam selama beberapa saat, "Kamu kenal dia?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oh! Itu punya nenekku! Aku menemukannya ketika sedang membereskan rumah–" Haneul terdiam selama beberapa saat, "Kamu kenal dia?"

"Dia kakakku, Jeonghan."

"Hah?? K-Kalau gitu, dia bukan– dia Siren?!"

"Mystique," sambar Jisoo cepat.

*** 

"Jadi, selama ini kamu tinggal dengan kakakmu? Jeonghan?"

"Eum, sampai akhirnya kami terpisah semalam. Kakakku yang membuatkan gelembung untukku katanya sebagai alat bantu penopang hidupku," ucap Jisoo termenung menatap laut lepas di hadapannya dan Haneul, yang tengah duduk bersama di pinggir pantai.

"Gelembung itu nggak pernah pecah?"

"Selama aku tetap di dasar laut, dia nggak akan pecah. Tapi aku pernah memecahkannya sekali," ucap Jisoo tersenyum tipis.

"Oh ya?"

Jisoo mengangguk pelan, "Saat itu aku begitu penasaran akan seperti apa kehidupan di darat. Aku mencoba untuk kabur sejenak, tapi semakin aku dekat dengan permukaan, gelembung yang melindungiku perlahan rusak dan hancur. Aku merasa sulit bernafas seperti hampir mati, tapi beruntung saat itu kakakku muncul untuk menolongku dan membuatkan gelembung baru untukku. Sejak itu, aku nggak pernah lagi berani untuk kabur ke permukaan."

Haneul terdiam menatap foto Jeonghan di tangannya, "Dari mana nenekku kenal dia ya?" Gumamnya dalam hati. 

Jisoo menoleh menatap Haneul, yang tengah termenung menatap foto dalam genggaman tangan gadis itu, "Jadi kamu manusia?"

"Huh?" Haneul balas menatap Jisoo, "Eum!"

"Kenapa kamu nggak habisin aku? Apa kamu sengaja nggak menangkap dan menyiksaku karena aku nggak punya sirip seperti kakakku?"

"Huh?? K-Kenapa aku harus bunuh kamu? Ya, jangan sembarang ngomong tentang membunuh! Kamu pikir membunuh itu segampang itu? Aku bukan kalian yang hidup dengan mengikuti naluri predator! Aku manusia, aku hidup dengan akal sehat dan hati nurani!" Sungut Haneul tak terima.

"Tapi– kakakku bilang, kalau manusia–"

"Ya, ada 7 miliar manusia di muka bumi ini, kalau kita semua saling bunuh, nggak akan ada yang hidup di dunia ini! Aku nggak tahu apa yang udah dihadapi kakakmu dan aku nggak akan munafik bahwa banyak juga manusia jahat di luar sana– sebagian terlahir sial sepertiku."

Sky & Sea [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang