009. Memori Masa Kecil

331 36 0
                                    

CRRKK!

"Agh–" Haneul sontak membeku di tempatnya ketika mendengar rintihan pelan itu–Jeonghan mencoba menyerangnya namun Jisoo tiba lebih dulu dan pria itu memeluknya di saat Jeonghan hendak menyerangnya dan cakar pria itu mengenai punggung Jisoo.

"Ya! Hong Jisoo!" Seru Haneul turut bersimpuh menahan pria itu ketika Jisoo terduduk lemas dan pria itu tak sadarkan diri setelahnya. 

Haneul menatap Jeonghan–yang terlihat sama shocknya– dengan Haneul. Pria itu melangkah mundur lalu melarikan diri ke laut dan menghilang setelah ia menceburkan dirinya ke dalam laut. 

*** 

Sebuah speedboat dengan nama “The Hongs” terukir di badan kapal, melaju cepat di atas laut kuning, musim panas tahun 2000. Cuaca begitu cerah saat itu– waktu yang tepat untuk berkeliling lautan menikmati musim panas. 

“Ayah!” seru seorang anak lelaki berusia lima tahun, berlari kecil dengan riang menghampiri sang ayah yang berada di ruang kendali speedboat. 

“Ya nak?”

“Apa benar nanti Putri duyung akan benar-benar muncul?! Kata kakek– di laut ini banyak putri duyung berkeliaran! Kakek memberitahuku dulu bahwa ia pernah menangkap satu!”

Tuan Hong menghela nafas pelan dan berjongkok agar ia sejajar dengan putra tunggalnya itu, “Kau masih percaya cerita bualan kakekmu itu?”

“Memangnya itu bohong? Kalau bohong– kenapa ada patung putri duyung di hotel? Lalu akuarium raksasa dan tulang–”

“Ayah sudah memindahkan akuarium dan tulang-belulang itu ke tim reservasi dan menggantinya dengan patung.”

“Kenapa?”

Tuan Hong tersenyum dan mengusap kepala putranya tersebut, “Karena nggak seharusnya itu berada di sana. Apa yang kakekmu lakukan di masa lalu itu bukanlah perbuatan baik, Hong Jisoo–”

“Kenapa?”

“Menangkap makhluk laut dan dipajang demi menarik perhatian masyarakat itu sama halnya dengan menyiksa makhluk hidup dan itu yang kakekmu lakukan dulu,” ucap Tuan Hong menjelaskan dengan sabar.  “Apa kamu bisa bayangkan sedihnya keluarga makhluk yang ditangkap kakekmu dulu? Bagaimana jika itu terjadi pada ayah, ibu, atau dirimu sendiri– seseorang menculik dan menangkap kita–”

“Menakutkan–”

“Benar, itu yang dirasakan makhluk itu ketika kakekmu menangkapnya. Ayah nggak mau kamu tumbuh menjadi seperti kakekmu. Ayah tak punya pilihan untuk meneruskan bisnis kakekmu, tapi satu hal yang ayah bisa ubah adalah dengan tidak melanjutkan tradisi berburu makhluk laut seperti apa yang dulu kakekmu lakukan. Hari ini kita berkeliling lautan untuk memastikan bahwa tak ada sampah di lautan ini yang bisa membunuh makhluk laut lainnya, apa kau mau bantu–”

DUAKK!! 

Sebuah dorongan keras terasa dari bawah kapal sehingga kapal bergoyang hebat. Tuan Hong lekas memeluk Jisoo kecil sebagai bentuk perlindungan ayah terhadap anaknya, “YA! ADA AP–”

DUAKK! 

Dorongan yang sama kembali terasa dari spot yang sama–yaitu di bawah kapal. Salah satu anak buah Tuan Hong berlari menemui beliau dengan tergopoh-gopoh, “Sepertinya ada makhluk asing yang mencoba menyerang speedboat ini bos!”

“Kamu tunggu sini dulu! Ayah akan cek dulu ada apa!” ucap Tuan Hong panik. Ia lekas keluar ruang kendali mengikuti anak buahnya. 

Namun rasa penasaran tak bisa dibendung oleh Jisoo kecil saat itu. Ia diam-diam keluar dari ruangan dan berjalan ke arah deck kapal. Ia melongokkan kepalanya mencoba melihat makhluk misterius apa yang menyerang kapal sang ayah. Hingga tak lama kemudian, sebuah wajah muncul di permukaan laut, dari bagian bawah kapal. 

Sky & Sea [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang