[4]

5.5K 256 3
                                    

______________________________________

HAPPY READING
DON'T FORGET TO VOTE ☆
______________________________________

🌻🌻🌻

Kaluna melangkahkan kakinya keluar dari gedung auditorium bersama dengan Viola yang berjalan di samping kanannya. Seluruh panitia acara yang terlibat baru saja menyelesaikan rapat evaluasi acara mereka beberapa saat yang lalu. Kaluna memerhatikan satu persatu anggota bidang acara yang menjadi tanggung jawabnya selama acara berlangsung. Memastikan anggotanya itu sudah mendapatkan kendaraan untuk pulang kembali ke tempat tinggal mereka.

Suara deru motor dan mobil saling bersahut-sahutan memenuhi keheningan malam yang hampir larut ini. Segerombolan anak-anak panitia acara satu per satu membunyikan klakson sebagai tanda pamit kepada inti panitia yang berjejer rapi memerhatikan mereka dari teras auditorium.

Sesuai kesepakatan tadi, seluruh panitia yang terlibat akan konvoi bersama menuju tempat tinggal masing-masing agar mereka bisa saling menjaga satu sama lain. Sementara inti panitia lainnya akan pulang pada kloter berikutnya secara bersama.

Viola menolehkan kepalanya kepada Kaluna saat kedua netranya menangkap siluet mobil Raffa yang terparkir tidak jauh dari auditorium.

“Lun, lo beneran enggak mau balik bareng gue? itu Kak Raffa udah nyampe”

Kaluna menggeleng. “Lo duluan aja. Gue gampanglah entar”

you sure?

hundred persent. Udah sana buruan, Kak Raffa udah nungguin itu” ujar Kaluna mengusir Viola secara halus.

“gue balik duluan kalau gitu” Viola menatap pada seluruh inti panitia yang tersisa. “Gue balik duluan ya guys

Kaluna memerhatikan Viola yang berjalan menjauh menuju mobil Raffa. Tangannya ikut melambai saat Viola melambaikan tangan tanda pamit kepada Kaluna. Dia juga tersenyum kecil saat Raffa membunyikan klakson mobilnya tepat sebelum mobil mewah itu meluncur bebas di jalan utama kampus.

Kaluna menoleh ke samping kiri saat merasakan ada tangan seseorang yang menepuk pundaknya pelan.

“Kenapa Bay?”

“Lo balik sama siapa Lun? Balik sama gue mau?” tanya Bayu.

“Gu-Ah!”

Kaluna tersentak kaget saat tiba-tiba tangan kanannya ditarik mundur secara paksa oleh seseorang. Badan mungilnya bahkan sampai mundur beberapa langkah ke belakang akibat tarikan pada lengan kanannya itu.

“Dia balik sama gue”

Kaluna menatap bingung seorang pria yang berdiri menjulang di hadapannya. Tunggu dulu. Dia seperti pernah mendengar suara ini. Tapi siapa?

“Kak Aezar? Lepasin tangan gue Kak” seru Kaluna seraya berusaha melepaskan tangan kanannya dari cengkraman tangan Aezar.

Aezar yang tidak mempedulikan berontakan Kaluna lebih memilih memandang tajam pada Bayu. Memberikan peringatan keras kepada pria yang menjadi rivalnya itu.

“Gak usah sok peduli lo sama cewek gue. Sekali lagi gue lihat lo deket-deket cewek gue, abis lo”

Setelah memberikan ultimatum yang dibumbui ancamam khas seorang Aezar, Aezar melangkahkan kakinya menjauh dengan turut serta menarik tangan Kaluna yang masih dia cengkram sedari tadi. Aezar membawa Kaluna, tidak, lebih tepatnya menyeret Kaluna yang terus memberontak minta dilepaskan menuju mobilnya yang terparkir di pelataran parkir auditorium.

“Kak lepasin tangan gue!” seru Kaluna kesal karena sedari tadi Aezar mengacuhkannya.

Aezar membukakan pintu mobil, lalu menyuruh Kaluna masuk dengan gerakan kepala. Kaluna tentu menggeleng menolak permintaan Aezar. Melihat penolakan Kaluna membuat Aezar dengan terpaksa mendorong badan mungil itu untuk masuk ke dalam mobil miliknya. Kemudian Aezar berjalan memutar ke arah sisi mobil lainnya setelah berhasil mendorong Kaluna masuk ke dalam mobil.

“lo tuh apa-apaan sih! Kenapa lo seenaknya narik tangan gue? lo beneran udah gila, hah” teriak Kaluna melampiaskan semua kekesalannya pada Aezar.

Bukannya kesal mendengar teriakan maha dahsyat Kaluna, Aezar malah menjulurkan tangan kirinya ke atas kepala Kaluna. Dielusnya puncak kepala Kaluna penuh kelembutan membuat Kaluna mendadak diam seketika.

“lucu banget sih kamu kalau marah-marah gitu” ujar Aezar sambil terkekeh pelan melihat raut terkejut Kaluna. “kita makan dulu ya? kamu belum makan malem kan?”

Kaluna mengerjapkan kedua matanya cepat saat tersadar dari keterdiamannya beberapa saat yang lalu. Dengan cepat Kaluna menjauhkan tangan kiri Aezar dari atas kepalanya. Dia menatap Aezar dengan raut wajah bingung bercampur kesal bersamaan.

Memilih untuk mengacuhkan Aezar membuat Kaluna mengarahkan tangannya untuk membuka pintu mobil Aezar. Tangan kiri Kaluna bergerak tergesa saat merasakan pintu mobil yang tidak kunjung terbuka.

Sialan! Aezar Sialan!

🌻🌻🌻

____________________________________

SEE YOU IN THE NEXT CHAPTER
DON'T FORGET TO VOTE ☆
____________________________________

SEREINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang