▪︎▪︎ OBSESSION SERIES [3] ▪︎▪︎
==================================
Pertemuan pertama antara Aezar dan Kaluna berlangsung singkat, tetapi mampu membuat Aezar menyatakan secara sepihak bahwa Kaluna adalah miliknya di detik itu juga. Milik Aezar Behzad...
HAPPY READING DON'T FORGET TO VOTE ☆ ______________________________________
🌻🌻🌻
Langit malam membentang luas bak permadani yang memayungi ribuan insan yang tengah sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing. Kegelapan malam nampak tersenyum dengan adanya ribuan bintang berkelap-kelip bersama dengan bulan yang menerangi langit malam ini. Hembusan angin sepoi-sepoi yang menyejukkan hati terasa menenangkan kala menerpa diri.
“lo jangan jauh-jauh dari gue ya, Lun. Parno asli gue ngajakin lo ke sini” ujar Viola was-was sembari melirik Kaluna yang berada di sebelahnya.
Kaluna mencebik sebal. “Baik Ibunda Ratu, titah Ibunda akan hamba laksanakan”
Mendengar jawaban Kaluna membuat Viola refleks menoyor kepala Kaluna pelan. Dia mengumpati Kaluna dengan beberapa kata kasar yang malah dibahas tawaan oleh Kaluna. Usai tertawa bersama, kedua wanita muda itu kompak untuk turun dari mobil Viola.
Kaluna yang memakai celana jeans hitam dipadukan dengan crop jacket berwarna hitam mengedarkan pandangannya pada jalan raya yang tampak ramai didatangi oleh anak-anak muda seusianya. Di pinggir jalan raya itu nampak terparkir beberapa mobil dan motor sport yang diyakini Kaluna akan digunakan pada balapan malam ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Benar.
Kaluna dan Viola saat ini tengah berjalan membelah keramaian di salah satu lokasi yang dijadikan tempat balapan liar. Meski namanya balapan liar, namun bukan berarti ini hanya sekedar balapan iseng yang dilakukan oleh sekelompok anak muda. Balapan liar ini berada di tingkat yang berbeda.
Kaluna dan Viola kompak berhenti di salah satu kelompok yang memang berisi teman-teman kampus mereka. Kedatangan mereka sendiri ke arena balap ini pun karena undangan dari teman-teman mereka ini. Ini adalah kali pertama Kaluna datang ke tempat yang dipenuhi oleh orang-orang asing di mata Kaluna.
Sementara Viola sepertinya gadis itu sudah beberapa kali datang ke tempat ini. Terbukti sepanjang perjalanan mereka dari tempat parkir mobil menuju kerumunan, Viola terlihat selalu menyapa orang lain yang asing di mata Kaluna.
Kaluna mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru arena balap. Ada berbagai jenis manusia dengan gaya dan pakaian yang bermacam-macam pula. Terlebih banyak sekali wanita muda seusianya yang berpakaian mini. Bukan hanya itu berbagai adegan intim pun bisa Kaluna lihat dengan jelas di beberapa titik arena. Ada yang berangkulan erat, duduk di paha lawan jenis, bahkan ada yang sampai berciuman mesra.
Kaluna tersentak saat pundak kirinya ditepuk oleh seseorang. Dia lantas menolehkan kepalanya ke kiri demi untuk bisa melihat siapa sebenernya pelaku penepukan di pundaknya itu. Sebuah senyum merekah di wajah Kaluna tatkala kedua matanya menangkap bayangan seorang pria yang sangat dia kenal.
“Bayu?”
Bayu terkekeh. Dia mengacak pelan puncak kepala Kaluna. “kok lo yang kaget sih Lun. Harusnya tuh gue yang kaget bisa nemuin lo diantara mereka. Tumben banget lo ke sini. How weird ”
“lagi gabut aja di kos. Terus diajakin Viola ke sini, ya ikutlah gue” balas Kaluna dengan kekehan kecil.
Bayu mendekatkan diri pada Kaluna. “jangan jauh-jauh dari gue atau Viola. Tempat ini enggak aman buat cewek kayak lo”
Kaluna refleks memukul pelan perut Bayu. “sialan lo. Lo pikir gue anak kecil apa yang bakalan hilang kalo enggak ada yang nemenin”
Kaluna dan Bayu lantas tertawa bersama. Mereka kemudian sedikit memisahkan diri dari kelompok Kaluna sebelumnya. Bayu bahkan membawa Kaluna untuk bertemu dengan teman-teman dekatnya di sisi lain arena.
Bayu benar-benar menjaga Kaluna selama mereka berada di arena balap. Tidak pernah sekali pun Bayu melepaskan pandangannya dari gadis mungil yang sudah beberapa waktu dia kenal ini. Bahkan kemana pun langkah kaki mereka melangkah, tangan kanan Bayu akan selalu setia menggenggam tangan kiri Kaluna.
Perjalanan keduanya terhenti pada salah satu sudut arena tepat di sebelah kelompok teman-teman dekat Bayu. Viola yang sedari tadi berkeliaran menyapa teman-temannya pun sudah kembali berdiri di sebelah Kaluna. Viola merasa sedikit lega ketika tadi Bayu menghampirinya dan Kaluna. Karena dengan begitu ada satu orang lain lagi yang akan membantunya menjaga Kaluna.
Kaluna tertawa kecil ketika salah satu teman Bayu membuat lelucon ringan sembari menunggu balapan dimulai. Meskipun baru mengenal mereka, Kaluna sudah merasa tidak canggung lagi dengan teman-teman Bayu ini. Sambutan hangat yang mereka berikan kepadanya dan Viola juga menjadi salah satu faktor utama.
Suara tawa Kaluna mendadak berubah menjadi teriakan memanggil nama Bayu saat kedua matanya melihat Bayu tiba-tiba terhuyung ke belakang dengan kepala menoleh ke samping. Kaluna melihat ke sebelah kiri, tepat kepada orang yang sudah berani memukul Bayu di depan banyak orang.
Aezar Behzad.
Kaluna memaki dalam hati saat nengetahui Aezar lah yang menjadi pelaku utama pemukulan Bayu. Dengan segera Kaluna mendekat kepada Bayu untuk melihat keadaan pria itu. Beruntung teman-teman Bayu yang berada di sekitar mereka dengan segera menahan Aezar yang lagi-lagi ingin memukul Bayu.
“Bay, you okay? ” tanya Kaluna cemas memerhatikan Bayu dari atas ke bawah.
Bayu mengangguk. Dia mengelus kepala Kaluna pelan berusaha menenangkan Kaluna yang terlihat sangat mencemaskannya. Bayu kembali berdiri tegak dengan Kaluna yang dengan sigap berdiri di sebelah Bayu.
Kaluna menatap wajah Aezar yang memerah. Jelas sekali kalau saat ini Aezar tengah berusaha mati-matian menahan amarahnya. Lihat saja rahangnya mengeras dengan kedua tangan mengepal erat. Dengan sekuat tenaga Aezar menghempaskan jajaran teman-teman Bayu yang sedari tadi menghalanginya untuk mendekat pada Kaluna dan Bayu.
Aezar menyeringai saat teman-teman Bayu itu berhasil ia singkirkan dari hadapannya. Lantas segera saja Aezar menarik tangan Kaluna menjauh dari Bayu. Dia menyembunyikan Kaluna di balik punggungnya dengan tangan kirinya yang masih setia mencengkram erat pergelangan tangan Kaluna.
“Lepas Kak” cicit Kaluna berusaha melepaskan cengkraman tangan Aezar. “Kak lepas, ini sakit..”
Bayu memandang Aezar tajam saat mendengar lirihan Kaluna. Saat tangannya terulur untuk menarik kembali Kaluna untuk mendekat padanya, badan besar Aezar dengan cepat menghalangi niat Bayu itu.
Aezar menatap Bayu tajam. Seolah menyiratkan berbagai ancaman melalui sorot mata itu. Puas dengan itu Aezar menarik Kaluna menjauh dari kerumunan dengan tangannya yang masih mencengkram pergelangan tangan Kaluna.
Wait for your punishment, naughty Moon
🌻🌻🌻
____________________________________
SEE YOU IN THE NEXT CHAPTER DON'T FORGET TO VOTE ☆ ____________________________________ ▪︎ ____________________________________
Hey guys, I'm really sorry karena enggak update kemaren. Aduh aku bener-bener keteteran kemaren lagi prepare buat pindahan.