______________________________________
HAPPY READING
DON'T FORGET TO VOTE ☆
______________________________________🌻🌻🌻
Viola berlari tergesa menyurusi lorong bazaar demi mencari keberadaan Kaluna. Dirinya mengulum bibir kesal saat melihat siluet Kaluna yang tengah berbincang bersama dengan salah seorang panitia lain. Secepat kilat, Viola mendekat ke tempat Kaluna berada.
“Heh bambang, lo kemana aja sih daritadi? Gue pusing nyariin lo keliling bazaar” seru Viola berang pada Kaluna.
Mendengar teriakan maha dahsyat Viola membuat panitia lain yang tadi berbincang dengan Kaluna memilih untuk pamit pergi. Kaluna mengangguk mengiyakan salam perpisahan yang dilontarkan oleh panitia itu.
“lo kenapa dah? Chill, Vi. Chill..” ujar Kaluna santai.
Viola menggigit bibir bawahnya menahan kesal dengan reaksi kelewat santai Kaluna. “Dengkul lo noh suruh chill. Hape lo mana? Kenapa gue telfonin daritadi enggak aktif mulu?”
Seolah tersambar ribuan petir, Kaluna terlonjak kaget saat mengingat hal yang tadi menimpa ponsel miliknya. “oiya hape gue. Hape gue rusak tadi pagi. Pantesan anak-anak banyak yang nyamperin gue daritadi. Mana HT gue dipinjem sama Galang lagi tadi pagi. Vi, tolong ya bilangin ke anak-anak kalau mau nelfon gue, nelfonnya ke lo aja. Atau enggak entar gue minta dulu HT gue sama Galang”
“lah hape lo rusak? Kok bisa?” tanya Viola keheranan.
Kaluna mendengus sebal mendengar pertanyaan Viola. “gara-gara si Aezarnjing”
“Hah? Gimana gimana. Gara-gara Kak Aezar? Gimana bisa?”
“gitulah pokoknya. Gue males ceritainnya sama lo. Bukannya kesel gue hilang, yang ada gue malah makin kesel sama tu orang” balas Kaluna berusaha mengalihkan rasa penasaran Viola.
Viola berdecak sebal. “bodoamat ya Lun. Gue mau denger ceritanya sekarang juga. Lagian kita udah bisa napas ini. Udah jam dua ini Lun. Pokoknya gue mau denger cerita lo sambil makan ayam geprek Pak Maman di cafetaria”
Tidak peduli dengan jawaban yang diberikan oleh Kaluna, Viola dengan segera menarik tangan Kaluna menuju salah satu cafetaria yang berada tidak jauh dari auditorium. Keduanya duduk di salah satu bangku kosong yang berada di bagian belakang cafetaria setelah sebelumnya memesan ayam geprek yang dijual oleh Pak Maman, salah satu pedagang di cafetaria ini.
“gue mau denger cerita lo dari awal sampai akhir pokoknya, lengkap selengkap-lengkapnya” tuntut Viola yang sudah tidak sabar mendengar cerita Kaluna mengenai Aezar.
Kaluna menghembuskan napas pelan mendengar permintaan Viola. Meski begitu Kaluna tak urung menceritakan semua hal yang terjadi pada Viola. Lagipula Kaluna butuh tempat untuk menumpahkan semua rasa kesalnya pada perbuatan yang Aezar lakukan padanya sejak kemarin. Terlebih hal yang baru saja terjadi tadi pagi yang menjadi puncak kekesalan Kaluna.
Sepanjang Kaluna bercerita, Viola benar-benar mendengarkan kata demi kata yang keluar dari bibir Kaluna dengan seksama. Sesekali dia merasa tersipu saat mendengar perlakuan manis yang Aezar tunjukkan kepada Kaluna. Sesekali juga dia merasa kesal saat Aezar berbuat seenak jidatnya kepada Kaluna. Kedua orang ini memang sudah ditakdirkan untuk memiliki rasa emosi yang sama.
“gue rasa Kak Aezar beneran udah kesemsem sama lo, Lun. Lo make pelet apaan dah bisa bikin Kak Aezar sampe segitunya sama lo. Bukan cuma nuntut lo ini itu, tapi dia bahkan ngehancurin hape lo cuma karena lo angkat telfon dari Bayu? Gue bingung mau bilang Kak Aezar itu keren atau gila. Tapi menurut gue, dia beneran cinta mati deh kayaknya sama lo, Lun” ujar Viola tak habis pikir.
Kaluna menggeleng. “it’s not love, it’s an obsession. Gue pikir dia beneran sesempurna yang lo bilang, tapi ternyata enggak. He has bad self control ”
“buat yang satu itu gue juga setuju. Gue pikir Kak Aezar beneran kalem kayak Kak Raffa. Karena selama ini gue lihat juga dia fine-fine aja kok. Tapi denger cerita lo bikin gue mikir dua kali. But are you okay? ” ujar Viola menyetujui ucapaan Kaluna.
Kaluna tersenyum. “I’m good, just a little bit shocked ”
Obrolan Kaluna dan Viola terhenti saat derap langkah yang beradu dengan lantai memenuhi indra pendengar mereka. Perlahan namun pasti suara derap langkah itu semakin mendekat ke arah mereka.
Kaluna dan Viola kompak terkejut saat ada orang lain yang duduk tepat di sebelah mereka masing-masing. Kaluna menghembuskan napas sebal saat melihat sosok Aezar yang sudah terduduk rapi di sebelah kirinya. Sementara itu di depannya ada Raffa dan Nuta yang duduk mengapit Viola.
Kaluna menatap Aezar heran saat pria itu meletakkan sebuah paper bag di atas meja. Dia berdecak sebal saat melihat Aezar yang menyuruhnya untuk mengambil paper bag itu dengan gerakan kepala. Merasa penasaran, akhirnya Kaluna pun mengambil paper bag itu. Kaluna mendorong paper bag itu menjauh darinya saat kedua netranya berhasil menangkap bayangan satu buah box ponsel keluaran terbaru di dalam paper bag itu.
“kenapa? Kamu enggak suka? Atau kamu mau model yang lain? Okay, kita ke Mall sekarang” ujar Aezar menatap Kaluna bingung.
Kaluna berdecak sebal. “lo bawa pulang lagi aja, gue enggak butuh”
Usai mengatakan itu, Kaluna berdiri dari duduknya. Dia menatap Viola dan memberikan kode kepada gadis itu kalau dirinya akan pergi lebih dulu. Namun belum sempat Kaluna melangkahkan kakinya menjauh, Aezar sudah lebih dahulu menarik tangan Kaluna hingga membuat Kaluna terduduk kembali di posisinya semula.
Aezar mendekatkan bibirnya di telinga Kaluna. “take it or I kiss you here ”
Kaluna tersenyum miring. Dia balas menatap Aezar penuh permusuhan. “in your dream, dude ”
Usai mengatakan itu Kaluna bangkit dari duduknya. Dia lalu berjalan tergesa menyusuri cafetaria yang tidak terlalu ramai oleh gerombolan mahasiswa lain siang ini. Melihat kepergian Kaluna membuat Viola lantas bangkit dan mengejar gadis itu setelah sebelumnya berpamitan kepada Raffa.
Aezar hanya bisa terkekeh bahagia melihat kepergian Kaluna. Dia tidak habis pikir dengan Kaluna yang selalu saja berani untuk melawan semua perintahnya. Gadis itu bahkan tidak segan-segan untuk memaki Aezar.
She’s different.
Aezar bisa merasakan ada sesuatu yang berbeda dengan Kaluna bila dibandingkan dengan wanita lain. Ada suatu magnet yang membuat Aezar selalu merasa tertarik lagi dan lagi pada gadis mungil itu.
Bahkan yang membuat Aezar tidak habis pikir adalah Kaluna hingga detik ini masih belum jatuh pada jerat pesona dirinya yang luar biasa kuat. Jika wanita lain akan melemparkan diri mereka sendiri kepada Aezar, maka Kaluna tidak. Gadis itu malah selalu terlihat kesal tiap kali berdekatan dengan Aezar.
“lo serius sama Kaluna?” tanya Nuta memecah keheningan diantara Untouchable Triplet.
Aezar tidak menjawab. Dia hanya tersenyum miring menampilkan seringaian yang mampu membuat siapa saja bertekuk lutut padanya.
“jangan macem-macem Zar. Dia anak baik. Terlalu baik buat cowok modelan kayak lo” ujar Raffa yang menyiratkan sedikit ancaman pada Aezar.
Aezar terkekeh. “she’s different ”
See ya, Little Moon.
🌻🌻🌻
____________________________________
SEE YOU IN THE NEXT CHAPTER
DON'T FORGET TO VOTE ☆
____________________________________
▪︎
_____________________________________Anyway, harusnya hari ini enggak update. Tapi karena tadi aku kepencet Publish untuk Part [10] jadinya aku update aja yaaak.
Oh ya temen-temen bisa baca lagi Part [1]. Di sana udah aku perjelas kalau AEZAR adalah adik kandung LIAM. Kayak yang aku bilang di GENZO:REMORSEFUL. Buat yang belum baca GENZO:REMORSEFUL, HARUS banget cobain sensasi baca kisah cinta complicated Genzo-Aneisha.
____________________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
SEREIN
Romance▪︎▪︎ OBSESSION SERIES [3] ▪︎▪︎ ================================== Pertemuan pertama antara Aezar dan Kaluna berlangsung singkat, tetapi mampu membuat Aezar menyatakan secara sepihak bahwa Kaluna adalah miliknya di detik itu juga. Milik Aezar Behzad...