[35]

3.2K 129 5
                                    

______________________________________

HAPPY READING
DON'T FORGET TO VOTE ☆
______________________________________

🌻🌻🌻

“Lepas Kak” cicit Kaluna berusaha melepaskan cengkraman tangan Aezar. “Kak lepas, ini sakit..”

Bayu memandang Aezar tajam saat mendengar lirihan Kaluna. Saat tangannya terulur untuk menarik kembali Kaluna untuk mendekat padanya, badan besar Aezar dengan cepat menghalangi niat Bayu itu.

Aezar menatap Bayu tajam. Seolah menyiratkan berbagai ancaman melalui sorot mata itu. Puas dengan itu Aezar menarik Kaluna menjauh dari kerumunan dengan tangannya yang masih mencengkram pergelangan tangan Kaluna.

Wait for your punishment, naughty Moon

Kepergian Aezar dan Kaluna diiringi dengan suara Viola yang berteriak memanggil nama Kaluna. Bahkan Viola yang ingin mengejar Kaluna harus menelan pahit-pahit niatnya itu saat Raffa datang menahan segala pergerakannya.

Bukannya apa, Aezar yang tengah dalam puncak kemarahan seperti ini tidak akan mudah untuk ditaklukan. Oleh karena itu, Raffa dan Nuta yang memang tadi datang bersama dengan Aezar lebih memilih untuk menahan diri. Karena mereka tau betul, Aezar bukan tandingan mereka jika sedang dalan puncak emosi seperti ini.

Aezar mendorong Kaluna paksa untuk masuk ke dalam mobil miliknya. Tidak mempedulikan Kaluna yang berteriak histeris sambil memukul-mukul kaca mobil memohon pada Aezar untuk dikeluarkan.

“Kak turunin aku. Please, turunin aku Kak” lirih Kaluna sembari menggoyang-goyangkan tangan kiri Aezar.

Aezar diam bergeming tidak menanggapi rengekan Kaluna. Dia masih terus fokus memandang ke arah depan sembari mengendarai mobilnya menjauhi arena balap.

Kaluna yang berada di sebelah Aezar menatap pria itu takut-takut. Aura yang dikeluarkan Aezar benar-benar berbeda jauh dari biasanya. Aura ini terasa beribu kali lebih mencekam daripada saat Aezar murka kepadanya terakhir kali. Meski begitu Kaluna mencoba untuk menguatkan diri memohon pada Aezar agar bisa segera keluar dari dalam mobil pria itu.

“Kak turunin aku, please aku mau keluar Kak” pinta Kaluna sekali lagi.

“DIEM! BISA DIEM GAK SIH KAMU” sergah Aezar dengan nada tinggi sembari menoleh kepada Kaluna.

Kaluna tersentak kaget saat mendengar teriakan kelewat tinggi milik Aezar. Kedua tangannya yang tadi memegang lengan kiri Aezar perlahan mengendur. Kaluna memundurkan tubuhnya menjauhi Aezar. Dia melirik Aezar takut-takut dari bangku penumpang. Entah sadar atau tidak, Kaluna benar-benar merapatkan tubuhnya pada pintu mobil.

Takut akan terkena amukan dari Aezar lagi, membuat Kaluna lebih memilih untuk diam sepanjang perjalanan. Dia bahkan tidak berniat untuk melirik kepada Aezar meski hanya sedikit pun. Kaluna hanya memandang keluar jendela dalam diam memerhatikan bangunan demi bangunan yang entah sudah berapa banyak mereka lewati.

Mobil yang dikendarai Aezar berhenti tepat di basement apartemen pria itu. Kaluna mendesah pelan saat mengetahui dimana dia berada sekarang. Lagi dan lagi Kaluna harus terjebak di apartemen pria itu. Kaluna yakin ini akan menjadi hari yang panjang untuknya. Terlebih dia harus berjuang melawan monster di dalam diri Aezar sekarang.

Kaluna meringis saat Aezar dengan kasar menarik tangannya keluar dari dalam mobil. Aezar bahkan tidak bertanya sedikit pun pada Kaluna. Aezar langsung menyeret Kaluna masuk ke dalam lift. Tak sedetik pun Aezar melepaskan cengkraman tangannya pada pergelangan tangan Kaluna.

Kaluna yang merasa kesakitan terus memberontak minta dilepaskan. Rasa takut dan amarahnya menjadi satu saat ini. Kaluna berusaha menghentikan langkah kaki Aezar dengan menahan kedua kakinya di lantai saat tau kemana Aezar akan membawanya.

Secret Room.

Ruangan terkutuk yang sangat dibenci oleh Kaluna. Cukup sekali dia masuk ke dalam ruangan terkutuk itu. Jangan sampai ada lain kalinya. Namun harapan Kaluna hanya tinggal kenangan. Tenaga Kaluna yang tidak ada apa-apanya itu tidak mampu melawan tenaga monster yang dimiliki oleh Aezar.

Aezar menghempaskan tangan Kaluna saat mereka sudah sampai di dalam ruangan rahasia miliknya. Dengan cepat Aezar menampar pipi kiri Kaluna demi menyalurkan semua rasa amarah yang sedari tadi dia tahan. Tamparan kelewat keras yang dilayangkan Aezar bahkan membuat sudut bibir Kaluna berdarah seketika.

Kaluna meringis kesakitan saat merasakan telapak tangan besar Aezar bertemu langsung dengan kulit wajahnya. Ringisan kesakitan Kaluna semakin bertambah keras saat rambut panjangnya dijambak oleh Aezar. Tangan kanan Kaluna bahkan secara otomatis menahan tangan Aezar yang berada di belakang kepalanya berusaha untuk melonggarkan jambakan Aezar di rambutnya itu.

“Lo ngapain tadi sama si anjing itu hah?” desis Aezar menahan amarah.

“lepas Kak.. sakit..”

Aezar semakin menguatkan jambakannya pada rambut Kaluna. “Lo denger gak sih gue ngomong apa? Ngapain lo di sana sama si anjing? Udah berani lo ngelawan gue, hah? Mau jadi jalang lo dateng ke tempat kayak gitu?”

Kaluna menggeleng pelan. Ringisan kecil yang sedari tadi keluar dari bibir mungil Kaluna berubah menjadi isak tangis. “aku.. aku cuma main Kak di sana”

“MAIN? MAIN KATA LO? LO TAU GAK SEBERAPA BAHAYANYA TEMPAT ITU BUAT LO? LO TAU ADA BERAPA BANYAK COWOK BRENGSEK YANG ADA DI SANA? MEREKA BISA AJA NYAKITIN LO, KALUNA” teriak Aezar memecah keheningan ruangan.

“maaf.. maaf Kak” lirih Kaluna pelan.

“oh atau emang itu yang lo mau? Okay, gue turutin kemauan lo sekarang” ujar Aezar dengan seringai di wajah tampannya.

Usai mengatakan itu, Aezar membuka paksa crop jacket yang dipakai Kaluna. Aezar membuang crop jacket itu ke sembarang arah. Dia menangkup kedua pipi Kaluna dengan tangan besarnya. Aezar menyatukan bibir mereka dalam pagutan mesra.

Lumatan demi lumatan kasar Aezar berikan pada bibir mungil Kaluna membuat Kaluna mendorong dada bidang Aezar paksa. Namun Aezar tidak mudah untuk ditaklukan. Dengan mudah, Aezar menyatukan kedua tangan Kaluna di atas kepala.

Sembari terus melumat bibir Kaluna, Aezar menurunkan sleeveless inner yang masih melekat di badan mungil Kaluna. Aezar melepaskan pagutan bibir mereka. Kedua matanya menatap penuh minat pada tato bertuliskan namanya di dada kiri Kaluna.

Aezar

Sebuah seringaian kembali muncul di wajah tampan Aezar. Entah dorongan darimana, Aezar mencium tato itu. Awalnya hanya kecupan-kecupan kecil yang dia berikan namun lama kelamaan kecupan itu berubah menjadi lumatan. Aezar bahkan sampai menjilat dan menggigit tato itu saking gemasnya.

“hiks.. udah Kak.. udah”

🌻🌻🌻

____________________________________

SEE YOU IN THE NEXT CHAPTER
DON'T FORGET TO VOTE ☆
____________________________________

SEREINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang