[3]

5.5K 247 0
                                    

______________________________________

HAPPY READING
DON'T FORGET TO VOTE ☆
______________________________________

🌻🌻🌻

Kaluna memandang lurus kepada tiga orang juri yang tengah mengunjungi satu per satu booth bazaar. Mereka sedang melakukan penjurian terhadap booth bazaar yang menjadi peserta acara. Kaluna tersentak kaget saat seseorang menyenggol lengan kanannya secara tiba-tiba. Dia mendengus sebal saat melihat sosok Viola berdiri dengan senyum lebar di wajah.

“mikirin apaan lo sampe kaget begitu. Jangan bilang lo naksir sama salah satu juri itu ya? Parah lo Lun” ujar Viola tanpa rasa bersalah.

“sejak pacaran sama Kak Raffa otak lo makin geser. Bawa pengaruh buruk tuh orang”

Viola melotot tak terima pada Kaluna. “eh enak aja lo. Enggak lihat apa lo Kak Raffa modelannya udah kayak anak pesantren”

Mendengar perkataan Viola membuat Kaluna terkekeh. “berarti lo yang bawa pengaruh buruk buat Kak Raffa. Secara lo kan cewek gak bener”

“Gila lo!” seru Viola tertahan. Untung saja dia ingat kalau tak jauh dari tempatnya berdiri ada tiga orang juri yang tengah berkonsentrasi menilai peserta bazaar.

Kaluna refleks tertawa mendengar makian tertahan Viola. Begitu juga Viola yang ikut tertawa. Menjadi teman sejak awal masuk kuliah membuat keduanya menjadi dekat. Semakin sering berinteraksi membuat mereka menjadi semakin dekat setiap harinya. Terlebih Viola yang sering mengajak Kaluna untuk menginap di rumahnya. Karena memang status Kaluna yang sebagai anak rantau membuatnya harus hidup mandiri selama menempuh pendidikan strata satunya di jurusan ilmu komunikasi.

Selain dekat dengan Viola, Kaluna juga dekat dengan kedua orang tua Viola. Tak jarang Kaluna menghabiskan hari di rumah Viola bersama dengan Viola dan Bundanya. Terkadang mereka bahkan bisa memasak bersama hingga berjam-jam lamanya.

Kaluna tentu merasa sangat senang tiap kali datang ke rumah Viola karena dengan begitu dia bisa merasakan lagi kehangatan keluarga yang dia rindukan. Meski Kaluna akan tetap pulang ke rumah orang tuanya jika rindu tidak bisa lagi dia tahan. Mau bagaimana pun Kaluna hanya seorang anak yang tetap akan merindukan rengkuhan kedua orang tuanya.

“gue mau nanya sama lo, tapi lo jangan mikir yang enggak-enggak dulu” ujar Kaluna mewanti-wanti Viola.

Viola mengerutkan keningnya bingung. “lo mau nanya apaan?”

“Orang yang bikin gue kesel tadi siapa? Yang ngacak-ngacak rambut gue sembarangan” tanya Kaluna serius.

“Ekhm, jangam bilang lo salting tadi digituin sama Kak Aezar? But, seriously, you really don’t know who Aezar Behzad is ” goda Viola sembari tersenyum-senyum tidak jelas.

Kaluna mengangguk paham. “ooh, namanya Aezar. Temennya Kak Raffa?”

Viola melongo tidak percaya pada Kaluna. “gila lo Lun. Selama ini lo kemana aja? Lo bahkan enggak tau kalau di dunia ini ada yang namanya Aezar Behzad? Parah banget lo”

“gue pernah denger anak-anak nyebut nama dia, tapi gue enggak tau kalau yang itu orangnya” ujar Kaluna polos.

Viola menghembuskan napasnya pelan. Dia menatap lurus kepada Kaluna. “Nih denger ya, yang tadi bikin lo salting itu namanya Aezar Behzad. Pewaris selanjutnya dari Behzad Group. Lo tau kan Behzad group? Kalau lo enggak tau parah banget lo Lun. Intinya tuh Kak Aezar cowok paling sempurna yang pernah gue lihat. He’s hot, handsome, rich guy, and smart. No one can resist his charm

Kaluna menggeleng tidak setuju dengan perkatan Viola. “Ada kok yang enggak terpesona sama dia”

“Siapa?”

“Gue” balas Kaluna yakin.

Sontak saja tawa Viola menyembur keluar membuat Kaluna buru-buru menutup mulut teman laknatnya itu karena takut suara tawanya mengganggu indra pendengar para juri yang hanya berjarak beberapa langkah dari mereka.

Viola menggelengkan kepalanya tidak habis pikir. “Lun, Lun. Mau sekuat apapun lo nyoba buat nolak pesona Kak Aezar, gue yakin lo enggak akan bisa. Gue yakin pada akhirnya lo akan jatuh juga sama jaring pesona Kak Aezar. Lagian ya Lun, gue lihat tadi kayaknya Kak Aezar tertarik deh sama lo Lun. Udah pepet aja, gue dukung lo sama Kak Aezar”

Kaluna memutarkan bola matanya acuh. “gue enggak suka sama dia”

“yang bilang lo suka sama Kak Aezar siapa sih Lun? Oh atau jangan-jangan lo udah mulai suka sama Kak Aezar? Kan gue bilang juga apa. No one can resist his charm, include you Kaluna ” ujar Viola setengah mengejek Kaluna.

by the way dia temennya Kak Raffa?” tanya Kaluna.

Viola mengangguk mengiyakan. “Kak Raffa, Kak Nuta, sama Kak Aezar itu temenan dari kecil. Kalau kata anak-anak sih mereka Untouchable Triplet. Kalo mau gue deskripsiin, Kak Raffa itu yang paling kalem diantara mereka bertiga. Lo tau kan Kak Raffa modelannya gimana. Kayak anak pesantren tapi enggak jadi. Dia setengah bener, setengah enggak beres”

“Terus Kak Nuta itu definisi buaya kelas kakap. Jangan ditanya lagi deh dia udah punya berapa mantan sampai sekarang. Gue juga heran sama cewek-cewek, kenapa masih pada mau aja pacaran sama Kak Nuta padahal mereka tau kalau minggu depan juga udah diputusin sama Kak Nuta. But as a friend, he’s really good. Dia setia kawan banget, kalau kata Kak Raffa”

“Nah terakhir Kak Aezar. Kayak yang gue bilang tadi. He’s totally perfect as a man. Cuman yang gue enggak habis pikir, Kak Aezar itu enggak pernah pacaran sama orang lain. Dia emang deket sama temen-temen ceweknya, tapi enggak pernah ada status diantara mereka. Gue juga heran kenapa Kak Aezar enggak pernah pacaran ya. Padahal kan yang ngantri buat jadi pacarnya dia bejibun” ujar Viola mengakhiri sesi penjelasannya pada Kaluna.

Kaluna terdiam. Otak mungilnya tengah berusaha sekuat tenaga untuk menampung semua informasi mengenai Untouchable Triplet yang baru saja dijelaskan oleh Viola.

Sebagai seorang perempuan, Kaluna tidak bisa menampik pesona seorang Aezar. Benar kata Viola. Pesona Aezar itu terlalu kuat. Dirinya bahkan hampir kehilangan akal saat Aezar dengan berani mengacak-acak rambutnya. Meskipun tadi dia kesal pada Aezar, namun sebenarnya jantung Kaluna berdetak sangat cepat saat itu.

Perempuan mana yang tidak salah tingkah saat ada laki-laki lain yang mengacak rambutnya secara tiba-tiba seperti itu. Terlebih yang mengacak rambutnya adalah seorang laki-laki tampan.

Kaluna mengarahkan pandangannya ke depan. Pikirannya menerawang jauh membayangkan kejadian antara dirinya dan Aezar tadi. Sebenarnya apa maksud Aezar melakukan itu. Apakah itu memang tidak disengaja ataukah Aezar memang sudah merencanakan hal itu. terlebih kenapa ID Card nya bisa ada di tangan Aezar.

Kaluna tersenyum kecil saat membayangkan wajah tampan Aezar yang tersenyum padanya. Ada rasa membuncah di dalam dadanya saat membayangkan wajah tampan itu. Kaluna seperti merasakan ada ribuan kupu-kupu di dalam perutnya saat ini. Seolah-olah kupu-kupu itu menari-nari senang mengikuti suasana hati Kaluna yang tidak menentu.

Damn! He gives me butterflies

Kedua mata Kaluna mengerjap cepat saat indra pendengarnya menangkap suara Viola yang memanggil namanya sedari tadi.

“lo ngomong apaan?”

Fix ini lo mah beneran kejerat sama pesonanya Kak Aezar. Welcome to the club, honey! ” seru Viola sembari terkekeh bahagia.

VIOLA SIALAN!

🌻🌻🌻

____________________________________

SEE YOU IN THE NEXT CHAPTER
DON'T FORGET TO VOTE ☆
____________________________________

SEREINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang