▪︎▪︎ OBSESSION SERIES [3] ▪︎▪︎
==================================
Pertemuan pertama antara Aezar dan Kaluna berlangsung singkat, tetapi mampu membuat Aezar menyatakan secara sepihak bahwa Kaluna adalah miliknya di detik itu juga. Milik Aezar Behzad...
HAPPY READING DON'T FORGET TO VOTE ☆ ______________________________________
🌻🌻🌻
Selesai mengikat kedua tangan Kaluna, Aezar kembali pada kotak yang dia bawa tadi. Aezar mengeluarkan sebuah alat kecil berwarna hitam dari dalam kotak itu. Aezar juga mengeluarkan satu buah jarum panjang dari dalam kotak.
Bagi Aezar hukuman yang pantas untuk Kaluna dapatkan hari ini adalah sebuah tanda. Tanda yang akan membuat orang-orang di luar sana tau kalau Kaluna hanya miliknya seorang. Sebuah tanda yang akan terus melekat di tubuh Kaluna.
A tattoo.
Benar. hukuman yang akan Aezar berikan pada Kaluna hari ini adalah sebuah tato. Aezar akan membuat sebuah tato bertuliskan namanya di dada Kaluna. Tepat di bawah tulang selangka gadis mungilnya itu.
Aezar ingin Kaluna tau kalau dia hanya milik Aezar tiap kali Kaluna melihat cermin. Aezar ingin Kaluna tau bahwa sekarang hidupnya ada di tangan Aezar. Hanya Aezar lah yang bisa mengendalikan Kaluna. Pilihan Kaluna hanya satu saat ini, menurut atau dihukum.
Merasa siap dengan tattoo machine miliknya, Aezar kemudian bergerak menaiki ranjang untuk mendekat kepada Kaluna. Aezar tersenyum lebar pada Kaluna yang tengah menatapnya memohon untuk dilepaskan. Bahkan bagi Kaluna senyuman Aezar saat ini lebih menyeramkan dari senyuman joker.
“Kamu mau ngapain? Please, lepasin aku Kak” lirih Kaluna entah sudah yang keberapa kalinya.
Aezar menggeleng dengan senyum lebar di wajah. “hukuman kamu baru aja mau dimulai, Sayang”
Kaluna memberontak sekuat tenaga saat Aezar dengan lancangnya menurunkan square neck blouse yang dia pakai hingga bawah dada. Membuat Aezar bisa melihat dengan jelas bra berwarna hitam yang Kaluna pakai.
Pemberontakan yang dilakukan Kaluna terasa sia-sia ketika kedua tangannya diikat sangat erat oleh Aezar. Sementara kedua kaki mungilnya ditindih oleh kedua kaki besar milik Aezar.
Aezar meneruskan kegiatannya untuk membuat tato di dada Kaluna, tidak mempedulikan teriakan yang dilayangkan oleh gadis mungilnya itu. Kaluna yang akhirnya paham dengan apa yang akan dilakukan Aezar padanya semakin berusaha untuk melepaskan diri dari kungkungan Aezar meski dia tau itu adalah hal yang sia-sia.
“sstt.. easy sweetheart. Makin sakit nanti kalau kamu banyak gerak. Jadi diem dulu, okay? Ini enggak akan lama, dan aku janji hasilnya bakalan bagus. Trust me, Little Moon ” ujar Aezar menatap kedua mata Kaluna yang sudah basah oleh air mata.
Aezar menyapukan kapas yang sudah dibasahi oleh alkohol ke dada Kaluna. Kemudian dia mengarahkan tattoomachine yang ada di genggaman tangannya ke dada Kaluna. Kaluna berjerit histeris saat satu demi satu jarum dari tattoo machine itu menusuk kulitnya. Percayalah ini rasanya sangat sakit. Terlebih dengan kondisinya yang seperti ini membuat rasa sakit itu terasa berkali-kali lipat.
Aezar tersenyum lebar selama tangan kanannya bergerak melukiskan nama miliknya di dada Kaluna dengan tattoomachine kesayangannya. Ini adalah hukuman yang sangat menyenangkan baginya. Kapan lagi dia bisa melihat wajah kesakitan Kaluna.
Terlebih sebentar lagi gadis mungilnya ini akan memiliki tanda kepemilikan yang sah dari dirinya. Bukankah itu sebuah anugerah bagi Kaluna untuk bisa mendapatkan tanda kepemilikan itu. Karena Kaluna adalah satu-satunya wanita yang dianugerahkan tanda kepemilikan itu langsung oleh Aezar.
Tidak butuh waktu yang lama bagi Aezar untuk bisa menyelesaikan maha karyanya yang sangat istimewa hari ini. Aezar meletakkan tattoo machine yang ada digenggaman tangannya ke atas ranjang. Dia menatap penuh bangga pada tato yang baru saja selesai dia buat di dada kiri Kaluna. Tato bertuliskan nama “AEZAR” ini terlihat sangat indah di kedua matanya. Ini adalah hasil karya terbaik yang pernah dia buat selama ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aezar menutup luka tato yang baru saja dia buat dengan sebuah perban. Aezar kemudian melepaskan kedua tangan Kaluna yang sedari tadi terikat sempurna di ujung ranjang. Aezar terkekeh saat Kaluna dengan sigap menaikkan blouse yang dia pakai ke atas setelah sebelumnya Aezar turunkan agar lebih merasa leluasa mengeksplor dada Kaluna.
Aezar mengulurkan kedua tangannya mengelus puncak kepala Kaluna. “Jangan dibuka perbannya sampai aku balik lagi ke sini”
Selesai memperingati Kaluna, Aezar membereskan kembali alat-alat yang dia gunakan untuk membuat tato pada tubuh Kaluna tadi. Lalu kemudian melangkah keluar dari dalam ruang rahasia dengan Kaluna yang memeluk kedua lututnya di ujung ranjang. Sebelum benar-benar keluar dari dalam ruang rahasia, Aezar menekan sebuah tombol kecil yang ada di dinding dan langsung membuat seluruh ruangan menjadi gelap gulita.
Aezar lagi-lagi terkekeh senang saat mendengar suara terikan ketakutan Kaluna ketika dia menekan tombol kecil itu yang mana merupakan tombol on-off lampu ruangan. Ini adalah hukuman tambahan yang diberikan Aezar kepada Kaluna. Kaluna itu takut gelap. Dia tidak akan berani bergerak sedikit pun di dalam ruangan gelap seperti ini.
Selain sebagai hukuman, Aezar juga menggunakan ketakutan Kaluna ini untuk membuat Kaluna tidak berani menyentuh luka bekas tatonya itu. Karena jika sampai Kaluna melepaskan perban yang menempel di dadanya maka bukan tidak mungkin luka tato itu akan mengalami infeksi. Karena itulah Aezar dengan sengaja mematikan lampu ruangan.
What a jackpot for Aezar!
🌻🌻🌻
____________________________________
SEE YOU IN THE NEXT CHAPTER DON'T FORGET TO VOTE ☆ ____________________________________