Bagian 1

124K 1.9K 201
                                    

Karina POV

Aku bertemu lelaki itu melalui aplikasi kencan buta yang aku lakukan untuk berinteraksi dengan orang lain.

Usiaku saat itu baru menginjak 19 tahun ketika aku menerima ajakan kencan seseorang yang dengan bodohnya aku lakukan tanpa berpikir panjang.

Dia baik, senyumnya indah, caranya menatap sangatlah tajam sampai aku rasanya terhipnotis oleh tatapan itu. Aku tidak bohong, dia lelaki yang menawan.

Kami bercerita banyak hal di kursi restoran sembari menikmati makan malam berdua. Dia menceritakan beberapa kisah cintanya yang gagal dan katanya dia masih nyaman sendirian hingga sekarang. Aku mendengarkan dalam diam, masih terpukau dengan senyum manisnya kepadaku.

Namanya Sadewa Wiratama, pria dewasa berusia 38 tahun yang datang ke kotaku karena urusan bisnis dan akhirnya kami memutuskan untuk melakukan kencan di sebuah restoran.

Dia bilang dia terpesona dengan kecantikan ku dan katanya tidak ada wanita yang sama cantiknya sepertiku. Hanya aku satu-satunya yang paling cantik di matanya.

Jujur saja, aku terlena. Baru pertama kali merasakan dipuji oleh seorang lelaki meski hanya satu pujian kecil. Dalam hati aku semakin semangat, aku ingin sesuatu yang lebih jauh bersamanya.

Sampai akhirnya setelah beberapa kali melakukan kencan dalam tiga bulan dengan pria itu, akhirnya aku mendapatkan sesuatu yang aku idamkan dari lelaki ini. Lelaki yang telah merebut hatiku, membuat aku jatuh cinta seperti orang bodoh dan pada kenyataannya...

Aku memang bodoh.

"Menikah lah dengan saya. Saya janji akan membahagiakan kamu, menjadikan kamu satu-satunya, dan memperlakukan kamu seperti yang kamu inginkan. Saya akan menemani hari-hari kamu."

Sudahlah, harusnya aku menutup telinga... Harusnya aku sadar pada siapa aku menaruh kepercayaan.

Lantas dengan bodohnya aku menjawab,"Ya... Karin mau menikah dengan Mas Dewa."

Inilah awal mula kehancuran hidupku.

...

Namaku Karina, aku adalah seorang perempuan biasa tanpa banyak kelebihan yang mungkin bisa aku banggakan. Tadinya aku ingin sekali kuliah, tapi kemudian batal karena kekasih hatiku telah melamar ku setelah tiga bulan kami berkenalan.

Aku senang sekali! Demi Tuhan aku tidak menyangka telah mendapatkan jodoh secepat ini bahkan aku masih 19 tahun.

Mas Dewa benar-benar serius denganku, Minggu lalu dia mendatangi rumahku dan secara tulus meminta izin dari Paman ku untuk menikahi diriku. Aku tinggal dengan Paman dan Tante, kedua orangtuaku meninggal akibat kecelakaan pesawat ketika aku masih kecil. Aku beruntung masih memiliki paman dari pihak ayahku, jadi kehidupan ku masih tertata dengan baik.

Hari ini adalah hari pernikahan kami, tapi sayangnya Mas Dewa tidak menginginkan acara besar-besaran. Dia hanya datang dengan beberapa orang asing yang katanya merupakan kerabat jauh, aku tidak perlu tahu katanya.

Kami menikah disaksikan oleh Paman dan Tante serta orang-orang yang datang bersama Mas Dewa. Tidak ada yang spesial, tidak ada tamu undangan lainnya ataupun gaun pengantin. Dia menikahi ku secara siri.

Mas Dewa tidak ingin pesta apapun, dia hanya ingin pernikahan kami disaksikan oleh keluarga. Aku turuti itu, mungkin dia tidak terlalu nyaman dengan ada banyaknya orang. Tidak apa-apa, aku pun tidak terlalu menginginkan sebuah pesta.

Selepas menikah, Mas Dewa membawaku ke hotel. Karena sejujurnya dia memang tidak punya rumah di sini karena Mas Dewa tinggal di Jakarta.

Istri SimpananTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang