Author POV
Karina menjalani kesehariannya seperti biasa. Sejak Sadewa datang dan mengatakan bahwa dia ingin berpisah dari Hera beberapa bulan lalu, Karina sudah tidak menghubunginya lagi. Untuk saat ini terserah Sadewa mau melakukan apa, dia hanya ingin melihat apakah pria itu benar-benar serius dengannya atau tidak.
Paman dan tantenya juga sudah memberitahu Karina untuk tidak menerima Sadewa lagi karena bagi mereka tingkah Sadewa sudah cukup menghina keluarga mereka. Untuk saat ini Karina tidak mau memberikan komentar, dia cuma mau fokus dengan kehidupannya bersama sang calon bayi.
"Pokoknya kamu gak boleh kerja lagi, Karin. Biar paman sama tante yang ngurusin kamu dan calon anak kamu. Kami gak mau kamu susah mikirin ini itu," ucap Phia di pagi hari itu. Dia menahan keinginan Karina untuk bekerja karena Phia tahu bahwa keponakannya ini membutuhkan waktu untuk beristirahat dan bebas dari segala urusan. Phia tidak tega, hidup Karina sudah cukup melelahkan sejak orang tua Karina meninggal. Belum lagi dia bernasib sial karena bertemu dengan Sadewa. Phia tidak mau membiarkan Karina kesulitan lagi.
"Hmm, tapi Karin gak mau ngerepotin paman sama tante. Kandungan Karin sekarang udah empat bulan dan nanti bakal melahirkan. Biayanya pasti mahal, jadi Karin mau cari kerja biar dapet uang juga," argumennya. Akan tetapi, Phia tetap menggeleng tegas.
"Jangan dipikirin. Kamu punya kami yang bisa membantu kamu, nak. Paman dan Tante bisa usahakan apapun untuk kamu jadi jangan merasa sungkan," balas Phia. Karina tertunduk dalam, merasa malu akan keadaannya. Orang-orang pasti akan mencibir keluarga mereka terlebih lagi Karina yang pulang dalam keadaan hamil dan tanpa suami.
"Maafin Karin, tante. Karin bisanya cuma nyusahin tante sama paman aja," lirih Karina sambil menahan tangis. Phia lekas mendekapnya erat, diusapnya punggung Karina seraya mengatakan kalau Karina sama sekali tidak pernah membebani mereka atau membuat malu.
"Udah, jangan dipikirin yang kayak gitu, Rin. Kamu di sini sama kami pun udah bikin kami seneng apalagi bakal ada calon bayi. Tante gak sabar ikut ngerawatnya," ujar Phia penuh semangat. Karina mengusap lelehan bening di pipinya, dia ikut tersenyum walaupun agak perih. Dia sungguh bersyukur mendapatkan keluarga yang sangat baik hati dan selalu ada di sisinya.
"Makasih, Tante... Karin gak tau gimana jadinya kalo gak ada tante sama paman," ucap Karina tulus. Phia mengangguk pelan sambil mengusap pipi Karina. Baginya Karina sudah seperti anak sendiri, Phia begitu menyayangi Karina.
"Ngomong-ngomong, tante dapet kabar dari paman kamu soal Sadewa. Dia sudah resmi bercerai dari istrinya. Kalo dia dateng ke sini, jangan bukain pintu. Biar itu urusan paman kamu, Karin."
Karina hanya mampu mengangguk. Dia sudah tidak terlalu memedulikan Sadewa lagi. Memulai hubungan dengan lelaki itu sungguh suatu langkah paling bodoh yang Karina ambil. Meskipun dia mencintai Sadewa dan nyaris tidak pernah bisa melupakan pria itu, tetap Karina tidak mau mengulang kisah yang sama. Dia tidak tahu seberapa besar cinta yang Sadewa punya untuknya, Karina tidak peduli. Untuk saat ini Karina cuma ingin memperbaiki keadaannya sendiri. Karina lelah jika harus dibayangi oleh Sadewa.
"Iya, tan. Karin tau kok."
Phia sekali lagi menatap wajah Karina dengan pandangan kasihan. Sebenarnya mereka juga merasa serba salah di sini. Karina hamil sendirian tanpa ditemani suami meskipun saat ini status Karina masih sebagai istri Sadewa. Semuanya rumit, di satu sisi Phia dan Ali ingin Karina terlepaskan dari bebannya, tapi bayi yang dikandung Karina berhak mendapatkan kasih sayang keluarga yang lengkap.
"Ya udah, tante mau ke rumah Bu Anggi dulu. Kamu kunci pintu rumah, jangan bukain kalo ada orang yang nggak dikenal."
Karina mengangguk kecil. Dia mengantar Phia sampai depan pintu lalu lekas menguncinya setelah Phia pergi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Simpanan
RomansaWARNING 21+ ! ADEGAN DEWASA!🚫🚫🚫 DI BAWAH 21 TAHUN HARAP SEGERA MENYINGKIR! SAYA TIDAK TANGGUNG RISIKONYA! Menjalani pernikahan yang harmonis adalah impian setiap perempuan. Mereka berharap diperlakukan seperti ratu, dicintai, dan menjadi satu-sat...