Author POV
Sadewa benar-benar menunjukkan perubahan yang diinginkan Karina. Dia kembali membangun kepercayaan yang dulu sempat hancur. Karina bersyukur dia tidak salah mengambil keputusan untuk memberi kesempatan kedua kepada Sadewa karena buktinya sekarang dia telah menjadi suami dan ayah yang baik.
Hari ini mereka pindah ke rumah baru di Jakarta yang disiapkan Sadewa untuk keluarga kecilnya. Karena memang Sadewa bekerja di kota ini, jadi dia dan Karina sepakat untuk tinggal di Jakarta daripada nanti pria itu lelah pulang pergi ke Bandung. Karina pun mengerti keadaan suaminya dan menurut saja ketika Sadewa membawanya ke rumah baru ini.
"Kamu suka rumahnya, sayang?"
Karina memberinya satu senyuman manis seraya mengangguk. Sadewa menuruti kehendaknya untuk tinggal di rumah yang tidak terlalu besar tapi cukup buat mereka. Dia tidak terlalu nyaman tinggal di rumah yang terlalu luas dan banyak pelayan.
"Karin suka di sini, mas. Taman depannya juga sejuk," jawab Karina. Sadewa meraih telapak tangan sang istri lalu membawanya masuk ke dalam untuk melihat isi rumah yang sudah lengkap dengan properti. Ada beberapa foto yang dipajang di dinding dan meja, semuanya foto kebersamaan Karina dan Sadewa selama beberapa Minggu ini. Ada juga foto-foto Alya di antara figura itu, dia sangat melengkapi setiap momen.
"Syukurlah kalo kamu suka, Karin. Kalo gitu, mas mau jemput Alya di rumah mama dan papa dulu. Takut nanti dia ngambek ditinggal di situ," pamit Sadewa. Karina mengangguk kecil, mereka berciuman singkat lalu Sadewa pun kembali ke mobil karena dia harus menjemput putri kecilnya yang dititipkan sementara di rumah orang tua Sadewa.
Karina menjelajahi seisi rumah, senyum tidak bisa lepas di bibirnya membayangkan kesibukannya sebagai istri dan ibu di rumah ini. Setiap pagi dia akan menyiapkan sarapan, membantu suaminya bersiap-siap ke kantor lalu bercanda bersama. Karina pikir dia kehilangan kesempatan itu, tapi kini Tuhan memberinya masa depan yang Karina inginkan.
Dia menunduk, menatap cincin yang disematkan di jari manisnya. Itu adalah salah satu tanda keseriusan Sadewa, dia memberikan cincin pernikahan yang resmi setelah akhirnya pernikahan mereka menjadi sah di mata hukum. Karina sungguh bahagia dengan statusnya yang jelas.
"Tumbuh sehat ya, anak mama? Nanti kalo kamu lahir, kita main bareng Papa dan Kak Alya," gumam Karina kepada bayi di perutnya. Untuk pertama kalinya pula, dia datang ke dokter kandungan bersama Sadewa. Dia terharu karena ini adalah momen pertama Sadewa ikut serta dalam tumbuh kembang bayi mereka.
Menyampingkan semua momen bahagia yang terjadi akhir-akhir ini, Karina pun memutuskan untuk memasak sesuatu di dapur. Dia harus terbiasa pula dengan peralatan baru di dapurnya karena di sini jauh lebih lengkap.
...
"Alya mau ikut papaa. Beliin susu."
Sadewa baru saja mengenakan jam tangannya begitu gadis kecil menggemaskan itu tiba-tiba bergelayut manja di kaki kirinya.
Pagi hari ini seperti biasanya Sadewa hendak pergi bekerja dan tumben sekali Alya bermanja-manja sebelum dia berangkat.
"Loh? Tapi kan papa mau kerja, sayang. Alya di rumah aja sama mama ya?" Sadewa menggendong Alya lalu mengecup gemas pipinya yang montok. Alya tertawa-tawa, dia memeluk leher Sadewa dan tetap ingin ikut papanya kerja.
"Mau papa," ucap Alya setengah merengek.
Karina datang mendekat dengan rantang makanan di tangannya. Dia tertawa kecil melihat Alya yang sedang dalam mode manja pagi ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Simpanan
RomanceWARNING 21+ ! ADEGAN DEWASA!🚫🚫🚫 DI BAWAH 21 TAHUN HARAP SEGERA MENYINGKIR! SAYA TIDAK TANGGUNG RISIKONYA! Menjalani pernikahan yang harmonis adalah impian setiap perempuan. Mereka berharap diperlakukan seperti ratu, dicintai, dan menjadi satu-sat...