Bagian 2 (21+)

137K 1.5K 158
                                        

Karina POV

Jam sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam dan Mas Dewa sama sekali belum pulang sejak dia pamit pergi tadi siang. Sungguh, aku khawatir sekali dan bingung. Dia bilang kalau dirinya pergi sebentar, tapi sampai sekarang dia belum pulang. Aku terpaksa makan sendirian dan makanan jadi bersisa karena tadinya aku masak untuk Mas Dewa juga.

Sudah aku coba telepon dia, tapi ponselnya tidak aktif. Benar-benar tidak mengerti ke mana gerangan suamiku pergi.

Aku tetap menunggunya dalam diam di kamar sambil menonton tv dan berulang kali mencoba meneleponnya lagi, tapi tetap saja nihil. Aku tidak tahu kabarnya di mana. Ya Tuhan, ini hari pertama menikah dan Mas Dewa sudah membuat aku cemas setengah mati.

"Ini kenapa ya teleponnya gak aktif? Mas Dewa pergi ke mana sih?" Aku mulai bergumam sendiri karena frustasi. Masa dia sudah membiarkan aku sendirian di awal-awal pernikahan kami? Aku selalu mendengar dari beberapa orang yang aku kenal kalau pengantin baru itu pasti selalu berdua-duaan. Namun kenyataannya, Mas Dewa malah membuat aku khawatir sekali.

Tin! Tin!

Suara klakson mobilnya yang aku kenal membuat aku seketika beranjak dari tempat tidur. Aku lekas melangkahkan kakiku menuju pintu utama dan membukanya lebar. Bahuku melemas karena akhirnya Mas Dewa pulang setelah berjam-jam pergi menemui temannya entah ke mana. Apa itu bisa aku percaya?

"Mas, dari mana aja? Kok Karin telepon gak aktif sih? Karin cemas banget, Mas gak pulang-pulang," seloroh ku bermaksud meminta penjelasan kepadanya, tapi Mas Dewa hanya menarik tubuhku merapat kepadanya lalu dia mencium bibirku sekilas.

"Saya tadi beneran ketemuan sama temen, Karin. Muka kamu jangan cemberut gitu, makin seksi tau," godanya. Aku menepuk pundaknya pelan, bukannya memberikan penjelasan panjang tapi malah menggodaku. Dia pikir aku bisa lupa begitu saja?

"Beneran Mas, jelasin kenapa Mas lama banget ketemu temennya. Karina khawatir," tekan ku berharap dia memberiku penjelasan.

"Oke-oke, saya minta maaf. Tadi siang saya bertemu teman lalu dia mengajak saya makan siang dan berpesta karena ada acara besar. Ponsel saya habis baterai jadi gak bisa ngabarin kamu. Udah jelas?"

Aku menimbang-nimbang dan berusaha berpikir dengan logika, mungkin memang ada pesta yang tidak bisa dia tinggalkan begitu saja dan aku ingat kalau Mas Dewa memang belum mengisi daya ponselnya dari tadi pagi. Sepertinya dia tidak berbohong padaku.

Dia melepaskan dekapannya padaku lalu melengos masuk ke rumah. Namun, belum sampai beberapa langkah, aku terdiam. Aku mencium parfum aneh. Bukan, itu bukan parfum perempuan tapi seperti harum... Bayi? Anak kecil? Apa pestanya ada banyak anak-anak?

"Karina? Kenapa bengong? Ayo masuk ke rumah, udah malem."

Aku tersentak saat dia memanggilku lalu lekas saja aku masuk dan mengunci pintu rumah. Ah sudahlah, mungkin aku salah menduga.

Di kamar, aku lekas beringsut ke tempat tidur karena aku mulai mengantuk setelah menunggui suamiku pulang. Walaupun aneh rasanya karena dia pulang malam sekali, aku tetap mengesampingkan segala kecurigaan ku.

"Mas Dewa besok di rumah aja kan?"

"Iya, sayang. Saya gak mau lewatkan hari tanpa kamu," jawabnya sesaat setelah selesai mengganti pakaiannya. Mas Dewa ikut naik ke tempat tidur, dia menggeser tubuhnya mendekat padaku lalu segera mengurungku dalam pelukannya. Aku tidak menolak sama sekali, aku pun merindukan Mas Dewa.

"Kamu cantik banget, Karin. Rasanya baru ini saya ketemu perempuan secantik kamu," pujinya. Kurasakan pipiku bersemu merah, malu sekaligus bangga mendengar dia memujiku.

Istri SimpananTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang