Author POV
Sadewa tidak lagi merasa cemas karena sekarang putrinya sudah kembali ke rumah. Hari-hari mereka begitu berwarna dengan adanya Alya dan Alfian.
Jika dulu Sadewa selalu mengesampingkan urusan keluarga, sekarang dia melakukan yang terbaik. Sebisa mungkin Sadewa selalu menyempatkan diri untuk bertanya tentang keseharian anak-anak ataupun istrinya. Kini Sadewa sadar bahwa komunikasi adalah jalan terbaik untuk mempertahankan hubungan.
"Sudah tidur si Alya, sayang?" Sadewa melebarkan tangan kirinya agar Karina bisa berbaring di sebelahnya. Hari sudah cukup malam, anak-anak harus tidur tepat waktu.
Karina berbaring sambil memeluk suaminya, iris hitamnya menatap lurus ke televisi yang menampilkan sebuah film dokumenter. Sadewa punya selera yang cukup unik rupanya.
"Dianya agak rewel tadi mas, kayaknya kecapean abis main-main. Besok dia boboknya bareng kita ya? Kasian dibiarin di kamar sendiri gitu," jawab Karina. Mereka sedang membiasakan agar Alya tidur sendiri, tapi Karina selalu tidak tega jika putri sambungnya itu merajuk.
"Nggak apa-apa lah, lama-lama dia biasa juga. Kan kalo nggak ada anak-anak, kita bisa mesra-mesraan terus sayang..."
Sadewa mencium gemas pipi Karina sambil memeluknya erat-erat sampai Karina merengek ingin dilepas. Kebiasaan sekali Sadewa, selalu mencari kesempatan di tengah kesempitan.
"Mas Dewa, besok-besok bakal pulang malem lagi ya?" tanya Karina. Dia tahu suaminya tengah menghadapi masalah pelik di kantor, tapi Karina juga tidak mau kalau Sadewa terus-menerus pulang malam. Akhir-akhir ini sedang banyak terjadi begal ataupun kecelakaan yang diakibatkan pengemudi mengantuk, Karina takut sekali jika suaminya sampai terkena musibah.
"Iya, sayang. Mas beneran sibuk banget di kantor, besok aja mesti pergi pagi. Keuangan kantor lagi bermasalah," keluh Sadewa. Dia menyamankan kepalanya di atas dada sang istri dan membiarkan Karina mengusap lembut rambutnya. Wajar jika anak-anak mereka betah berada di dalam dekapan Karina, memang sangat nyaman sekali.
"Karin khawatir aja, mas. Mas Dewa pulang malem terus, nggak bisa tenang pikiran kalo mas belum pulang," sahut Karina. Sudut bibir Sadewa tertarik ke atas, istrinya ini begitu perhatian sekali. Tidak jarang Karina menungguinya pulang walaupun sampai tengah malam.
"Manis banget sih istrinya mas ini... Sini, mas pengen cium dulu kalo gitu."
Sadewa mendongak lalu lekas mencium bibir Karina yang menggoda. Wanita ini begitu tulus dan baik, Sadewa masih merasakan penyesalan karena pernah menyakiti hatinya.
"Emmhh... Udah ih," ucap Karina dengan wajah yang memerah. Dia masih saja malu jika habis berciuman dengan sang suami.
"Mas pengen, sayang... Dari kemarin loh kita belum ngewe..."
"Mas!" Karina menepuk pundak sang suami karena baru saja mendengar kata frontal itu dari bibirnya. Sungguh keterlaluan, Sadewa masih saja suka sembarangan berbicara.
Pria itu terkekeh melihat reaksi istrinya yang malu-malu. Ah, sungguh melegakan memiliki istri persis seperti seorang bidadari surga. Sadewa tidak pernah menyesal bertemu dengan Karina.
...
"Mamam dulu ya, sayang? Kamu tuh dari tadi kan main terus, kapan mamamnya?" bujuk Karina sembari mengusap kepala Alya dengan penuh kasih sayang. Siang ini dia tengah menemani Alya bermain, sedangkan Alfian tengah disusuinya.
"Nanti mama, Alya mau main boneka aja," jawab gadis kecil itu sembari menunjukkan boneka beruang di tangannya. Seperti biasa, Alya menggelar acara pesta minum teh untuk para bonekanya dan dia tidak akan ingat hal lain sampai pesta khayalannya selesai.

KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Simpanan
RomanceWARNING 21+ ! ADEGAN DEWASA!🚫🚫🚫 DI BAWAH 21 TAHUN HARAP SEGERA MENYINGKIR! SAYA TIDAK TANGGUNG RISIKONYA! Menjalani pernikahan yang harmonis adalah impian setiap perempuan. Mereka berharap diperlakukan seperti ratu, dicintai, dan menjadi satu-sat...