Author POV
Pernikahan yang dilandasi cinta dan kepercayaan adalah salah satu keinginan Karina. Sejak dia memutuskan untuk menjadi seorang istri, Karina berjanji untuk selalu mencintai dan setia kepada suaminya. Selama ini itulah yang dia lakukan dan masih ingat di benaknya bahwa sang suami pun berjanji hal serupa.
Hari demi hari berlalu dan tanpa terasa kini sudah dua bulan sejak pernikahan Karina dengan Sadewa. Jangan berpikir dua bulan itu dilalui dengan penuh cinta, justru sebaliknya. Karina kerap merasa kecewa karena Sadewa selalu pergi meninggalkan dirinya tanpa alasan pasti. Jika ditanya, Sadewa pasti cuma beralasan kalau ada pekerjaan di Jakarta yang harus dia lakukan dan dia akan pulang esok harinya.
Jujur saja, Karina ingin marah. Dia semakin curiga dengan suaminya yang seperti tidak betah di rumah. Ponselnya selalu berdering dan dia selalu menyembunyikan barang-barangnya dari Karina.
Sadewa bersikap aneh, dia hanya akan datang jika nafsunya sedang tinggi. Sadewa akan mendatangi Karina dan melampiaskan nafsunya beberapa kali. Itulah yang dua bulan ini terjadi dan Karina belum tahu apa yang terjadi.
"Kali ini Mas akan pulang kapan?" Karina bertanya lesu sambil menatap suaminya yang sedang bersiap-siap. Wanita itu duduk dengan tubuh telanjang yang ditutupi selimut, matanya menatap nanar kepada Sadewa yang sibuk mengancingkan kemeja.
Sadewa yang selama dua bulan ini bersamanya, terlihat mulai melunak ketika berbincang dengan Karina. "Besok pagi Mas pulang, sayang. Sore ini Mas ada--"
"Kerjaan di Jakarta lagi? Rapat lagi? Pembukaan toko roti lagi? Alasan mana yang mau Mas pakek sekarang?" seloroh Karina. Dia mulai menunjukkan tanda-tanda bahwa dia muak dan marah. Sadewa melirik istrinya dari pantulan cermin meja rias, dia sebenarnya tidak ingin seperti ini tapi keadaan yang memaksa semuanya menjadi seperti sekarang. Sadewa merasa bersalah terhadap istrinya.
"Maafin mas, sayangku... Mas janji bakal sama kamu, tapi kamu harus sabar ya? Untuk sekarang mas sibuk banget," jawab Sadewa. Dia mendekati istrinya yang berada di tempat tidur lalu dia pegang kedua telapak tangan Karina yang dingin.
"Tolong maafin mas, Karin. Mas sangat mencintai kamu dan tidak mungkin mas tinggalkan kamu," tekannya sekali lagi. Karina menghela napas lelah, dia bosan dengan pernikahan yang seperti ini. Sungguh jauh sekali dari bayangannya dulu. Sadewa selalu berjanji tapi kemudian dia ingkari lagi. Entah sampai kapan Karina harus diam seperti ini.
"Mas, udah dua bulan kita nikah dan sekalipun Mas Dewa gak pernah ada niat bawa Karina ke Jakarta. Mas gak pernah kasih tau keluarga besar Mas kalo kita udah nikah. Kenapa Karina harus disembunyikan gini sih, mas?"
Sadewa menatapnya dalam diam, ada alasan kuat mengapa dia tidak bisa jujur kepada Karina. Dia mengaku salah karena telah menipu istrinya dan membuat dia terjebak selamanya bersama Sadewa. Karina pantas mendapatkan yang lebih baik darinya, tapi sayangnya perempuan ini menerima ajakannya menikah waktu itu sehingga kini mereka berada dalam pernikahan yang rumit.
"Nggak gitu, sayangku. Mas cinta sama kamu dan mas gak pernah ada niat sembunyikan kamu. Tolong, mengerti dulu sebentar ya?" pintanya. Karina menundukkan kepalanya sambil menahan air mata yang mulai jatuh. Dia begitu emosional akhir-akhir ini dan membuatnya kian lemah.
"Karin takut... Karin gak kenal Mas Dewa lebih jauh, Karin gak tau apa-apa dan itu bikin Karin takut, mas," balas Karina. Sadewa menarik tubuh istrinya untuk dia dekap. Dia kecup puncak kepala Karina sambil mengusap punggung telanjangnya.
"Mas bakal pulang ke sini, Karina. Kamu jangan khawatir..."
Karina mengangguk pasrah. Tidak ada yang bisa dia lakukan lagi, harusnya dia diam saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Simpanan
RomansaWARNING 21+ ! ADEGAN DEWASA!🚫🚫🚫 DI BAWAH 21 TAHUN HARAP SEGERA MENYINGKIR! SAYA TIDAK TANGGUNG RISIKONYA! Menjalani pernikahan yang harmonis adalah impian setiap perempuan. Mereka berharap diperlakukan seperti ratu, dicintai, dan menjadi satu-sat...