16. He Didn't Answer

494 85 30
                                    

Jeno menyesuluri kota Yogjakarta itu dengan langkah lurus dan tak tentu arah sejak ia memutuskan secara impulsif memberikan Karina waktu untuk menikmati liburan tanpa kehadirannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeno menyesuluri kota Yogjakarta itu dengan langkah lurus dan tak tentu arah sejak ia memutuskan secara impulsif memberikan Karina waktu untuk menikmati liburan tanpa kehadirannya.

Namun, setibanya di ujung jalan, matanya memicing tatkala netra nya menangkap sosok gadis berambut pendek yang sangat ia kenal terlihat sangat berantakan membuatnya segera berlari menyusul perempuan itu.

"Naraya!"

Naraya tidak berhenti membuat Jeno berdecak, ia pun mempercepat larinya sehingga menabrak beberapa orang membuatnya menunduk meminta maaf sebelum kembali mengejar Naraya yang berada beberapa langkah di depannya.

"Naraya!" Jeno menarik lengan Naraya membuat gadis itu otomatis berbalik, "Lo kenapa bisa disini? Yang lain mana? Astaga, ini lo kenapa basah-basah begini? Pake baju renang segala lagi! Lo-"

"Jeno," Lirih Naraya sembari mendongak membuat Jeno terdiam. Terlebih ia melihat mata gadis itu memerah dan sembab khas habis menangis.

Jeno menelan ludahnya seketika ia merasakan perasaan yang tidak enak. Ia pun menatap Naraya lurus, "Ada apa?"

"Karina tenggelam."

"HAH?"

Naraya seperti ingin menangis, "Karina tenggelam karena gue ngajak dia berenang dan sekarang-"

"Sekarang dia dimana? Sekarang Karina dimana Naraya?!" Teriak Jeno keras di depan wajah Naraya membuat gadis itu mengerjap kaget dan beberapa orang pun memperhatikan mereka.

Naraya tersenyum kecil dan terlihat miris, "Di rumah sakit deket sini. Lurus aja ntar juga nemu."

Naraya melepas cekalan tangan Jeno di lengannya lalu kembali berbalik dan melanjutkan jalannya. Tetapi, belum beberapa langkah ia berjalan, ia pun merasakan sebuah leather jaket tersampir di bahunya.

"Resletingin. Lo gak risih apa di liat orang sepanjang jalan?"

Naraya menoleh dan memberhentikan langkahnya saat Jeno tau-tau sudah ikut berjalan dengan santai di sampingnya.

"Jeno?" Panggil Naraya heran membuat Jeno ikut memberhentikan langkahnya dan menatap Naraya, "Lo ngapain? Lo gak ke rumah sak-"

"Lo mau kemana?"

"Hah?"

"Lo mau ngapain?"

"Jen?"

Jeno berdecak lalu mendekat ke arah Naraya dan menarik resleting leather jaketnya sampai leher Naraya, "Jalan aja. Gue temenin."

"Kenapa?"

"Kenapa lagi? Karina pasti udah banyak yang temenin di rumah sakit. Ada Kavi, Hema sama Gia. Sedangkan lo sekarang lagi sendirian. Di jalanan gak tentu arah kayak orang gila terus pake baju renang yang masih basah lagi! Ck! Ck! Ck! Kalo misal lo di culik gimana? Lo mau gue di bunuh sama Kavi? Jadi yaudah jalan aja gue bakal temenin lo-"

I OWE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang