" Makasih ya, udah nganterin gue pulang "
Ucapan itu diberikan oleh Sandrinna pada Yoshi yg beberapa hari ini selalu menemaninya.
" Iya sama - sama. Nanti malem gue kesini lagi ya? Pengen banget bawain Lo makanan, boleh? "
Sandrina mengangguk, dia berfikir bukan sesuatu yg salah jika Yoshi memberinya makan malam.. lagipula, Yoshi adalah temannya sejak kecil dan dia tidak ingin memutus tali silaturahmi yg sudah terjalin sejak lama..
" Oke kalau gitu. Nanti chat aja ya, mau dibawain apa. Gue stay dari jam tujuh malem koq "
Yoshi pamit setelah urusannya dengan Sandrinna selesai. Rasanya tak sabar menanti malam, agar dapat kembali bertemu dengan Si Pujaan Hati.
Kreekkk!
Pintu Apartemen dibuka setelah Sandrinna memutar kunci.
Dia terkejut bukan main saat Reybong duduk di sofa dan melihat kearah jendela.." Rey? Sayang.. Aku kaget banget kamu ada disini "
Sandrina memeluk Rey karena hatinya memang sudah sangat rindu..
" Kenapa? " Tanya Rey dengan tatapan dingin.
" Kenapa gimana? " Sandrinna melihat ada yg tidak beres.
" Kenapa bohong? "
" Soal apa? Aku sama sekali gak ngerti apa yg kamu maksud.. "
" Jangan pura - pura Sandrinna. Aku udah tau kalau Yoshi ada di New York. Aku juga tau kalau selama aku pulang ke Indonesia, kamu disini kemana - mana sama dia. Berulang kali aku tanya kamu dimana, jawabannya selalu sama.. Aku nunggu kamu jujur , aku nunggu kamu cerita.. Tapi nyatanya? Sampai aku pulang pun, aku gak dapetin itu dari kamu "
" Rey aku minta maaf , aku punya alasan kenapa aku gak cerita sama kamu. Aku takut banget kalau kamu marah dan gak suka, aku juga takut menambah beban kamu "
" Itu bukan alasan. Kalau kamu emang gak mau nambah beban aku, harusnya kamu tau harus gimana.. Sekarang gimana aku bisa percaya lagi sama kamu? Atau kamu memang masih ada hati sama dia? "
" Rey fikiran kamu kejauhan!! "
Rey membuka handphone dan menunjukan semua foto - foto Sandrinna yg dikirim oleh Ary..
" Gimana aku bisa percaya kalau kamu gak punya perasaan sama dia setelah semua yg aku lihat? "
Sandrinna tidak menyangka bahwa selama ini, dirinya dimata - matai oleh Ary.
" Rey Demi Tuhan, kamu gak punya hak untuk melakukan ini.. Aku punya privasi aku sendiri "
" Kamu sendiri yg minta aku untuk melakukan ini. Aku bukan Arfiza San, yg bisa tahan dengan semua ketidak jujuran kamu, apalagi dengan kelemahan aku yg bisa aja kamu jadikan alasan untuk meninggalkan aku "
Sandrinna tidak sanggup lagi jika harus melanjutkan pertengkaran dengan Reybong. Dia lebih memilih masuk kedalam kamar dan menangis disana..
***
" Makasih ya Li, udah mau makan bareng sama gue " Ucap Alvaro ketika mengantar Lili pulang..
" Sama - sama Alva.. aku juga senang karena kamu mau membantu aku seharian di Warung Kopi " Lili tersenyum
" Udah jadi tugas dan tanggung jawab gue selama Lo belum sembuh.. Yaudah, gue balik ya "
" Iya. Hati - hati dijalan "
Lili masuk kedalam rumah, Alvaro kini dalam perjalanan pulang..
" Kayaknya selama ini gue udah egois. Hubungan gue sama Saskia juga semakin jauh aja. Gue harus minta maaf sama Saskia. Kerumahnya aja dulu deh "
Alvaro putar arah, dia tidak jadi pulang dan berniat untuk memperbaiki hubungannya dengan Saskia.
Dua puluh lima menit kemudian,
Pemandangan kurang mengenakan dilihat oleh Alvaro. Didepan rumahnya, Saskia kini tengah bersama Jeffan. Mereka duduk berdua, tertawa bersama, entah apa yg sedang di bicarakan, namun Saskia terlihat bahagia tanpa beban.." Ada apa ini? " Tanya Alvaro dihadapan Saskia dan Jeffan..
" Eh Al, gue kesini ada urusan sama Tanteu Maira. Ternyata Mamanya Saskia belum pulang "
Jelas Jeffan" Yakin? Terus gue harus percaya sama Lo? Gue tau Je, Lo sahabat baik Rey tapi bukan berarti Lo juga bisa deketin Saskia. Dia cewek gue! "
Alvaro yg suka berapi - api sudah dipastikan emosi melihat Saskia dan Jeffan kini bersama..
" Apa yg dibilang Kak Je itu beneran, dia kesini mau ketemu Mama. Kamu jangan asal tuduh aja ya " Saskia memberikan pembelaan..
" Sas , kalau kamu mau balas dendam sama aku gak gini caranya.. Aku tau koq aku salah, kurang perhatian sama kamu. Tapi alasan aku jelas, semua karena Lili butuh aku.. tapi bukan berarti kamu harus cari perhatian dari orang lain! "
Tangan Saskia kini melayang ke wajah Alvaro. Dia tak terima atas ucapan Alvaro yg seakan - akan merendahkan dirinya..
" Asal Lo tau, gue gak pernah ngemis perhatian dari siapapun. Kalau sekarang gue sama Kak Jeffan, itu karena dia emang ada urusan sama Mama. Lo gak punya hak untuk ngomong kayak gitu, GAK PUNYA!! "
" Gue fikir keputusan gue bener dateng kesini untuk memperbaiki hubungan kita, nyatanya? Lebih baik kita gak usah ketemu sekalian "
Alvaro pergi dengan amarah, setelah tamparan Saskia membuat pipinya merah..
" Sas.. gue bener - bener minta maaf " Jeffan merasa sangat bersalah..
" Hubungan gue sama Alvaro emang udah gak jelas Kak. Dia lebih banyak waktu untuk Lili, cewek yg dia tabrak dan sekarang buta.. "
" Sabar ya Sas.. "
Saskia menatap Jeffan. Kesedihan tergambar jelas dari sorot matanya.
" Ssshhh.. aduuhh " Saskia memegang kepalanya yg terasa sakit lagi..
" Lo kenapa? " Jeffan khawatir
" Gak tau Kak, sejak kecelakaan itu kepala gue jadi sering sakit "
" Udah cek ke dokter? "
Saskia menggelengkan kepalanya..
" Kenapa? Takutnya ada sesuatu.. besok gue anterin Lo periksa ya? "
Entahlah kenapa Jeffan begitu baik. Saskia merasa nyaman diperlakukan lembut oleh seniornya itu, sedangkan Alvaro yg jelas - jelas kekasihnya malah tidak tau apa yg terjadi pada dirinya pasca kecelakaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlahir Mencintaimu ( Takdir yg Memilih )
Teen FictionHubungan ini sudah terjalin hampir dua tahun. Aku dan Dia memiliki tujuan yg sama, yaitu MENUA BERSAMA. Aku pernah dibuat patah hati olehnya, saat dia meninggalkan aku karena sebuah alasan ( Kanker Otak ) Tapi anehnya, Tuhan selalu punya cara agar...