Ruang Kosong

395 60 20
                                    

Reybong tak langsung pulang selepas mengantar Sandrinna ke Apartemen milik Yoshida.
Dia mendatangi sebuah Cafe untuk bertemu dengan seseorang..

" Haii.. " sapa perempuan cantik yg tak lain adalah Mattea..

" Lumutan nih gue nungguin Lo disini " Ucapnya seraya mencium pipi Reybong..

" Sorry , tadi ada urusan dulu. Matt , gue kan udah bilang kalau ketemu enggak usah cium - cium segala "

" Hmm , Ya Oke Maaf Mas Reybong.. gue kelamaan tinggal disini jadi yaa menganggap hal kayak gitu lumrah aja.. Okelah, lupakan soal ciuman.. duduk! "

Rey menuruti titah Mattea..

" Ada apa? Kenapa tiba - tiba ngajak ketemu? " Tanya Reybong..

" Jadi, gue ada jadwal pemotretan tapi di luar kota.. Gue mau Lo yg jadi Photographernya. Gimana? "

" Luar Kota? "

" Iya , gue gak mau penolakan Rey! Lo harus ikut sama gue, kita disana nginep dua hari "

" Kenapa harus nginep segala? "

" Emang Lo mau bolak balik? Gue sih ogah, capek lah Reybong "

Rey terdiam, dia sama sekali belum menceritakan soal Mattea pada Sandrinna, begitu juga sebaliknya.

" Malah bengong , bisa kan? Atau ada seseorang yg bikin Lo gak bisa ambil kerjaan ini? Ayolah Profesional "

" Iya , gue ikut sama Lo ke Luar Kota, puas Nona? "

Mattea tertawa gembira. Sejak mengenal Rey , hidupnya terasa jauh lebih berwarna.

" Besok pagi, gue jemput Lo ya Rey "

Rey mengangguk perlahan, dia berfikir tak ada salahnya dengan keputusan yg dia ambil. Toh Sandrinna juga kini tengah tinggal bersama Yoshi, dan yg Rey lakukan hanya bekerja untuk membiayai hidupnya di New York.

Azella tak pernah bercerita tentang kehidupan pribadi Rey pada Mattea. Azella merasa sejauh ini hubungan Mattea dan Rey hanya sebatas rekan kerja..
Dia tak mau ambil pusing, setelah badai yg berhasil Rey dan Sandrinna lewati selama ini, rasanya tak mungkin akan ada orang ketiga..

***

Suasana di Coffe Shop masih sangat ramai. Arie sibuk sendiri karena Yoshi meminta ijin untuk pulang lebih cepat..

" Coba aja kalau si Rey masih disini, gak bakalan gue keteteran gini "

Arie lagi - lagi mengeluh..

" Mas , Coffe Latte nya satu.. " Suara itu menenangkan hati Arie

" Vio , gue fikir siapa.. duduk dulu aja, gue buatin dulu "

Sejak beberapa hari terakhir , Vio sering datang ke Coffe Shop hanya untuk bertemu dengan Arie. Entah kenapa, sejak putus dengan Emyr , Vio baru merasakan kenyamanan lagi saat berada didekat Arie..

" Coffe Latte Special untuk perempuan manis didepan gue.. Abisin ya "

" Makasih Mas Arie "

" Arie aja, biar lebih deket.. Lo gak balik ke Indonesia? Betah disini karena ada gue ya? "

" Ihh apaan, bukan gitu koq.. " Vio tersenyum malu..

" Liburan gue sama Tanteu emang diperpanjang aja. Gimana kabar Rey setelah pindah kerja? "

" Gak tau, gak pernah ketemu sekarang.. mungkin dia sibuk banget jadi tukang foto "

" Ya apapun itu semoga dia sehat - sehat aja deh.. "

Obrolan berlanjut kemasalah pribadi masing - masing. Vio mencari tau tentang Arie begitu juga sebaliknya.. Pertemuannya dengan Arie seolah mengembalikan sesuatu yg pernah hilang beberapa tahun lalu..

***

Sandrinna masih sibuk merapihkan baju - bajunya.. Yoshi mengetuk pintu kamar dan meminta ijin untuk masuk..

" Perlu gue bantu? " Tanyanya..

" Gak usah, bajunya juga gak banyak " Jawab Sandrinna, santai..

" Maafin gue ya, gara - gara gue Lo jadi harus jauh dari Rey dua minggu kedepan "

" Bukan salah Lo , justru gue mau berterimakasih karena Lo udah bawa Mama kesini Yosh.. Jujur aja, kemarin rasanya gue udah capek banget, tapi setelah ketemu Mama, semangat gue tumbuh lagi "

" Lo harus beresin kuliah Lo secepatnya San, Gue gak mau Lo tersiksa terus menerus disini "

Sandrinna diam mendengar ucapan Yoshi. Dia tak mengerti apa yg dimaksud dengan " tersiksa "

" Gue happy aja disini, ketemu orang baru , kuliah dan pengalaman baru.. kalau gue capek, ya udah jadi resiko gue kan.. "

" Bukan itu maksud gue San.. Gue cuma gak habis fikir aja kenapa Lo harus menjalani kehidupan seperti ini. Lo disini buat kuliah, dan hanya untuk itu.. bukan berperan layaknya istri buat Rey "

" Yosh.. Lo kan tau gimana kondisi Rey "

" Tau Gue! Tau banget malah.. justru karena gue tau makanya gue kasihan sama Lo San.. Lo masih muda, pinter , berbakat.. Apa Lo gak mau fokus dulu sama Hidup Lo? Cita - cita Lo? Cita - cita Papa Lo? "

" Yg gue jalankan sekarang itu juga demi Papa Yosh.. "

" San.. Gue cuma gak mau Lo tersiksa.. Rey masih punya keluarga yg lebih bertanggung jawab untuk urus dia.. bisa kan Lo fokus sama hidup Lo aja? "

" Gak bisa Yosh, Rey udah jadi bagian dalam hidup gue selama ini.. Gue bisa koq membanggakan Alm. Papa meskipun harus bagi waktu untuk Rey juga "

Yoshi tak bisa berkata lagi. Sangat sulit merubah pola pikir Sandrinna saat ini. Sandrinna terlalu mencintai Reybong..

***

Semalaman Rey tidak dapat dihubungi. Dia juga tak memberi kabar sedikitpun, dan itu membuat Sandrinna cemas. Dia tak mungkin kembali ke Apartemen malam ini. Ada Winata dan Mamanya yg akan menentang habis - habisan..

" Kamu kemana sih Rey? Aku khawatir banget " Ucapnya dalam hati..

Sesekali layar handphone dia lihat, Whatsapp yg Sandrinna kirim masih saja centang satu..

" Apa dia marah sampai gak mau aku ganggu? Rey maafin aku.. "

Yoshi melihat kegelisahan Sandrinna..

" San, keluar yuk! Cari udara segar , sekalian nih gue laper pengen jajan "

" Gue disini aja deh Yosh " Tolak Sandrinna

" San, ayolah! Gue anterin kemanapun Lo mau "

Sandrinna baru sadar bahwa ajakan Yoshi tadi memang sengaja agar dirinya bisa meninggalkan Apartemen..
Setelah pamit, Yoshi dan Sandrinna keluar..

" Lo mau ketemu Rey kan? Ayo gue anter! "

Yoshi membukakan pintu taxi..

" Makasih banyak ya, gue gak tau kenapa Lo selalu tau apa yg gue mau meskipun gue gak ngomong "

" Itu gunanya Sahabat San.. "

Senyum Yoshi begitu tulus, meskipun dia cemburu dan tak suka dengan Rey namun bahagia Sandrinna tetap prioritas utama..

Begitu tiba di Apartemen, sesuatu membuatnya terkejut.. Rey tampak baik - baik saja tersenyum bahagia bersama seorang perempuan. Tangan perempuan itu bergelayut manja dibahu Reybong sebelum akhirnya dilepaskan dan pergi. Rey melambaikan tangan seraya mengucapkan selamat malam..

Baru kali ini, Sandrinna melihat kedekatan Rey dengan perempuan lain selain dirinya.. Kenapa bisa sehangat itu? Siapa wanita itu?
Banyak pertanyaan muncul di kepala Sandrinna..

" Lo kenal sama cewek itu? " Tanya Yoshi, yg ikut menyaksikan adegan romantis Rey dan Mattea..

" Mungkin rekan kerja Rey yg baru. Gue turun dulu ya, Lo tunggu disini gak papa kan? "

" Gak masalah, hati - hati ya San.. "

Meski ragu, Sandrinna tetap menemui Rey untuk tau keadaannya malam itu.. Dia tak akan bertanya siapa perempuan itu, dia akan menunggu Rey berkata jujur..


Terlahir Mencintaimu ( Takdir yg Memilih )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang