Rumah Sakit

461 66 15
                                    

Terkadang hati bertanya, Mengapa Tuhan memberikan cobaan seberat ini? Apa tidak cukup penderitaan dirasakan sejak kecil?
Ibu dan Ayahnya meninggal saat Rey berusia tujuh tahun. Saat itu juga Rey mulai sakit - sakitan. Beruntung ada Risa yg tak lain adalah adik Ibu Kandung Rey yg mau bersusah payah membagi kasih sayangnya..

Tanpa Risa, Rey bukan apa - apa. Bahkan mungkin sekarang hanya tinggal nama. Risa berjuang mati - matian untuk kesembuhan putranya. Bekerja dari pagi hingga petang, bahkan tidak punya waktu untuk sekedar santai bersama keluarga.

Tuhan pernah memberikan kesempatan, saat operasi pertama lancar dan Rey dinyatakan sembuh. Namun beberapa bulan setelah itu, Ujian kembali datang. Sel Kanker yg ada didalam tubuh Rey aktif kembali.
Hati Ibu mana yg tak hancur? Saat Anaknya dinyatakan harus kembali menjalani pengobatan?

Malam ini, Risa tidak ada disamping Rey karena keadaan. Namun hatinya kuat merasakan bahwa ada sesuatu yg terjadi pada putra sulungnya.
Risa mencoba menelfon ditengah kegelisahan hati, namun tak mendapatkan jawaban apapun.

" Mami? Ada apa? " Tanya Acha, si Bungsu yg sedari tadi melihat Risa mondar mandir.

" Perasaan Mami gak enak Cha, kefikiran Kakak kamu terus. Gimana ya? Di telfon juga gak ada respon "

" Coba telfon Sandrinna Mi, siapa tau diangkat "

" Sudah Cha, tapi sama saja. Mami gak tenang Cha, hati Mami rasanya panas, gak karuan "

Melihat Risa secemas itu, Acha juga merasa gelisah. Dia takut terjadi sesuatu yg buruk pada sang kakak.

dddddrrrttt.. drrrttt...

Handphone Risa bergetar..

" Hallo Sayang, kamu kemana aja? Mami telfon daritadi. Rey kemana ya Sayang? Koq Mami telfon juga gak diangkat terus "

Risa nyerocos saat Sandrinna menghubunginya kembali.

" Mami, Rey masuk Rumah Sakit lagi Mi. Tapi Mami jangan khawatir ya, karena semua sudah ditangani dokter "

Firasatnya tak salah. Meskipun Rey bukan darah dagingnya, namun Ikatan Risa dan Rey sangat kuat. Risa menangis mendengar semua yg Sandrina katakan, rasanya ingin ada disana mendampingi putranya, dan berjuang bersama. Namun jarak benar - benar membuat Risa sulit untuk melakukan itu.

" Tolong jaga Rey dan kabari Mami terus ya Nak. Hanya sama kamu Mami percaya "

Sandrinna ikut menangis. Andai Risa tau apa yg terjadi sebelum Rey masuk Rumah Sakit, mungkin kalimat itu takkan pernah terucap. Risa mungkin akan kecewa sama seperti Reybong kecewa padanya..

" Aku janji Mi, aku akan menjaga dia sebaik mungkin. Bantu doa ya Mi "

Risa mengiyakan lalu mengakhiri sambungan telfon. Dia menangis memeluk Acha yg juga ikut menangis.
Sampai kapanpun, Acha tidak akan pernah siap jika Rey pergi untuk selamanya..

" Janji adalah janji Kak, dan janji kamu adalah tetap bersamaku sampai nanti. Aku mohon, jangan buat aku takut " Ucapnya dalam hati..

***

Bengkulu..
Disanalah Aqeela kini tinggal bersama Ayah dan Ibunya. Dia menikmati waktu demi waktu yg dulu pernah terbuang ketika Aqeela melanjutkan pendidikan di Jakarta.

" Kamu ingat Eyang Rose enggak Qeel? Yg dulu sering mengajak kamu memetik jagung di pematang sawah? " tanya Indy , Ibunda Aqeela.

" Ingat Bu, kenapa? Udah lama juga ya gak ketemu Eyang Rose " Jawab Aqeela seraya menyetrika baju.

" Beliau sakit, sudah lama. Pernah Operasi cangkok jantung, tapi masih suka bolak balik ke Rumah Sakit "

" Aku mau kesana dong Bu, ketemu Eyang Rose. Kapan Ibu mau kerumahnya? "

Terlahir Mencintaimu ( Takdir yg Memilih )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang