Kekuatan

606 68 13
                                    

Rey keluar dari Rumah Sakit setelah pemeriksaan hari ini berjalan dengan lancar. Hasilnya, sel kanker dalam tubuh Rey masih betah disana. Memang sulit untuk menyembuhkan penyakit itu kecuali atas kehendak Tuhan. Sayangnya ini bukan dunia sinetron yg dimana peran utamanya sakit akan sembuh hanya dengan tangisan orang yg dia cintai.

Rey berusaha membuat dirinya nyaman dan terbiasa. Kebahagiaan adalah kunci dari semua rasa sakit yg berhasil dia lewati.

***

Coffe Shop sudah lumayan ramai, Rey langsung berganti pakaian dan melaksanakan tugasnya seperti biasa.

" Gue gak boleh patah semangat demi Sandrinna. Apapun yg akan terjadi nanti, gue harus siap.. Gak ada ruang sedikitpun untuk menjauh dari dia kecuali kehendak Tuhan "

Rey bicara dalam hati seraya memandangi foto Sandrinna di layar handphone nya..

" Oi Bucin " suara itu berasal dari teman kerja Reybong. Dia adalah Ary , orang asal Indonesia yg mencari peruntungan di New York.

Ary dan Rey sudah kenal sekitar delapan bulan. Usia Ary tiga tahun lebih tua darinya, hingga Rey memanggil dengan sebutan Mas Ary..

" Kerja Men kerja! Ngebucin mulu kerjaannya " Ucapannya memang ceplas - ceplos, tapi bagi Rey dia menemukan sosok Kakak laki - laki dalam diri Ary yg belum pernah dia rasakan selama ini.

" Enggak bucin Mas, ini tuh namanya semangat. Dengan liat foto dia aja, gue tuh ngerasa jauh lebih hidup gitu " Jawab Rey , mantap.

" Yaa emang iya sih, kadang orang yg kita cinta itu bisa menjadi obat yg luar biasa. Gimana hasil kesehatan Lo hari ini? "

Ary memang sudah tau tentang penyakit Kanker yg Rey derita selama ini.

" Masih gitu aja Mas, minum obat cuma menahan untuk sel kankernya gak semakin berkembang. Yaa syukuri ajalah Mas , mungkin udah jalan hidup gue kayak gini. Mau diapain lagi? "

Rey pasrah dengan kondisinya, tapi dia akan selalu bertahan sebisanya.

" Sabar yaa, gue yakin koq suatu hari Tuhan bakalan kasih Lo keajaiban.. Lo orang baik Rey , udah banyak banget bantu gue selama disini "

Ary menepuk pundak Reybong. Dia berharap kesembuhan untuk orang yg sudah dia anggap sebagai adik kandungnya..

***

Menjelang akhir semester , Sandrinna benar - benar disibukan dengan tugas kuliah yg sangat banyak. Dia berusaha menyelesaikan satu persatu dengan sabar dan telaten. Mama dan Kakaknya selalu memberikan semangat meski lewat video call.

Sandrina semakin semangat untuk menyelesaikan kuliah dan kembali kerumah. Dia ingin berkumpul kembali dengan Linda Ibunya dan Satria, saudara satu - satunya yg Sandrinna miliki..

Lelah sudah pasti dia rasakan, apalagi jika kondisi kesehatan Rey menurun. Bukan hanya skripsi yg harus Sandrinna kerjakan, tapi juga merawat Rey yg kini jadi prioritas..

Mengeluh bukanlah jalan keluar. Mengeluh tidak akan merubah keadaan. Sandrinna hanya bisa ikhlas dan sabar dengan jalan hidup yg dia pilih saat ini..

***

Sandrina tiba di Apartemen ketika hari mulai malam. Dia bergegas mandi dan bersih - bersih setelah seharian berada diluar. Air yg membasahi tubuhnya memberikan semangat baru untuk melakukan tugas selanjutnya..

Sawi dan Tahu putih diambil dari dalam lemari pendingin, tak lupa dengan dua potong ayam yg siap untuk digoreng.

Sandrinna menyalakan kompor dan mulai merebus sawi dan tahu. Malam ini dia akan memasak sayur bening dan Ayam Goreng kesukaan Reybong.

Terlahir Mencintaimu ( Takdir yg Memilih )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang