Dia Kembali..!!!

417 52 2
                                    

Handphone berbunyi nyaring. Panggilan telfon dari Rey membuat Sandrinna sedikit takut. Dia memilih untuk menjauh dari Yoshida dan Suheil. Sandy tidak ingin Rey tau jika hari ini, dirinya menemani Yoshi jalan - jalan..

" Tumben angkat telfonnya lama? Masih kuliah kah? " Rey berpura - pura tidak tau..

" Udah selesai koq, ini arah pulang. Kamu koq belum tidur? " Sandrinna melihat jam tangannya..

" Ini juga lagi rebahan, mau siap - siap tidur. Kalau udah sampe di Apartemen, kabari aku ya. Biar aku tidurnya nyenyak dan gak khawatir lagi sama kamu "

" Iya, Oke sayang.. "

Sandrina kembali setelah menutup telfonnya. Dia meminta ijin pada Yoshi untuk pulang lebih dulu..

" Padahal masih sore gini loh San, gue juga masih pengen jalan - jalan " Yoshi kecewa..

" Sorry banget, tapi gue emang harus balik sekarang.. "

" Yaudah sih, biarin aja dia balik. Mungkin Sandrinna capek Yosh " Suheil membelanya..

" Iya deh kalau gitu. Hati - hati ya pulangnya "

Setelah Yoshida setuju, Sandrinna pulang karena tidak ingin berbohong lagi pada Reybong..

***

Yoshi tau isi hatinya. Dia masih merasakan kebahagiaan saat berada disamping teman masa kecilnya. Rasa rindu yg selama ini dia pendam, kini terbayar sedikit demi sedikit..

" Lo masih suka sama dia? " Tanya Suheil

" Gak tau Heil, tapi perasaan bahagia kalau deket dia tuh masih ada "

" Lo gak ada niat rebut dia kan? "

" Gak janji! Gue udah ngalah dulu, dan gue fikir perasaan gue bakalan hilang.. tapi nyatanya enggak sama sekali. Sejak kecil, Michi itu milik gue , dan mungkin aja dia juga akan balik ke gue "

" Tapi gimana caranya? Bukannya Lo bilang kalau Sandrinna itu sayang banget sama cowoknya "

" Mungkin terkesan egois, tapi gue juga gak mau munafik, gue masih cinta banget sama dia. Bertahun - tahun gue cuma bisa ngerasain sakit hati Heil, tapi sekarang enggak lagi.. Gue harus bisa memperjuangkan perasaan gue ke Sandrinna. Michi itu punya gue, dia calon istri gue "

" Calon Istri? " Suheil benar - benar kaget mendengar ucapan Yoshi. Dia memang tau bahwa sejak dulu, Sandrinna memiliki bagian penting dalam hatinya. Tapi untuk calon istri? Suheil belum tau maksud Yoshida kali ini..

" Almarhum Papa Sandrinna, membuat kesepakatan dengan Ayah. Mereka menjodohkan gue sama Sandrinna Heil. Ibu bersikeras minta gue sama Sandrinna tunangan setelah kita lulus SMA. Tapi gue tolak karena gue tau, Sandrinna lebih memilih Rey yg tak lain sahabat gue sendiri. Gue pindah ke Jepang, gue fikir hati gue akan lebih bahagia disana, tapi nyatanya sama aja.. Sandrinna cinta pertama gue Heil, gue sayang sama dia sejak kita masih kecil.. sulit rasanya menggantikan dia dengan orang lain "

" Lo mau lanjutin perjodohan Lo sama dia? Tapi apa Lo yakin Sandrinna bakalan terima dan gak benci sama Lo? "

" Gue tau gak akan mudah, tapi setidaknya gue berjuang lebih dulu, enggak mengalah dan lari kayak yg udah terjadi kemarin. Gue yakin, gue bisa koq Heil.. Mas Arfiza aja bisa, kenapa gue enggak? "

Melihat Yoshi yg optimis, Suheil hanya bisa memberikan support. Dia juga ingin Yoshi bahagia, meskipun untuk mendapatkannya dia harus berjuang mati - matian..

***

Sandrinna mengirim pesan pada Reybong, mengatakan bahwa kini dia sudah sampai di Apartemen.
Rey segera menelfon Sandrinna lagi..

" Katanya tadi mau tidur , koq telfon lagi? Harusnya kamu istirahat, nanti kalau pusing lagi gimana? " Ucap Sandrina setelah dia mengangkat telfon

" Aku udah coba tidur tapi susah.. mungkin aku kangen kamarku yg disana "

" Kangen kamar atau kangen aku? " Sandrinna menggoda Reybong..

" Mungkin dua - duanya.. " Rey sedikit berbeda.

" Hmm.. kamu pasti banyak fikiran ya? Masalah Alvaro gimana? Ada jalan keluarnya? "

" Udah koq, udah beres.. Aku udah ketemu Lili dan Ibunya juga. Semua baik - baik aja sekarang.. Oh iya San, kayaknya aku masih lama disini masih pengen tinggal sama keluarga lebih lama.. Gak papa kan? "

" Emm, gitu ya? Iya gak papa koq, kamu juga pasti kangen ada ditengah - tengah keluarga begitu juga dengan mereka yg pasti kangen banget sama kamu.. "

" Tapi kamu gimana? Sendirian dong disana? "

" Gak papa Rey , aku bisa koq sendiri. Kan udah terbiasa juga disini "

Sandrinna tidak tau bahwa kini Rey sedang berusaha menguji nya..

" Okeh.. Aku tidur dulu ya.. udah jam tiga pagi soalnya "

" Iya sayang.. Nice dreams yaa.. "

Sandrinna menyimpan handphone diatas kasur lalu bersiap untuk mandi dan masak makan malam..
Sejujurnya, dia merasa sangat kesepian tinggal di Apartemen sendirian, tapi keputusan Rey untuk lebih lama tinggal di Indonesia, mengharuskan dirinya mengerti, bahwa kehidupan Reybong bukan hanya tentang dirinya..

***

Pagi hari di Indonesia,

Alvaro bersiap untuk berangkat kerumah Lili. Dia benar - benar semangat untuk membantu pekerjaan Lili hari ini..
Sepeda motor kesayangannya sudah kinclong. Dia bergegas pergi setelah pamit pada orang rumah..

Dia lupa sesuatu, semangatnya yg membara membuat dia lupa pada Saskia.
Pagi ini, mereka ada janji untuk chek up kesehatan Saskia ke Rumah Sakit. Setelah kecelakaan itu terjadi, Saskia juga sering mengalami pusing dan sakit kepala..

" Permisi.. " Ucap Saskia didepan pintu keluarga Marisa.

" Haii.. Saskia? " Acha membuka pintu dan menyambutnya dengan hangat..

" Haii Acha, Varo nya ada? "

" Alvaro gak ada, dia kerumah Lili. Emangnya Lo belum tau soal Lili? "

" Lili? Dia udah dapet donor mata? "

" Belum, justru karena itu sekarang Alvaro kesana. Serius dia belum cerita? "

Saskia hanya menggelengkan kepala karena memang dia tidak tau apa - apa

" Alvaro sama Bu Melati udah buat perjanjian, sebelum donor mata buat Lili ada, Alvaro bakalan bantu Lili jualan di Warung Kopi "

" Apaa?? " Saskia terkejut, dia kecewa karena untuk urusan ini Alvaro sama sekali tidak jujur..

" Berarti selama itu juga waktu yg Alvaro punya, itu buat Lili? "

" Ya gak gitu juga Sas, Alvaro juga punya kehidupan.. tapi setiap hari dia akan ketemu Lili untuk bantu - bantu disaat waktu dia luang "

Saskia sulit menerima hal itu. Dia mengira bahwa Lili dan Ibunya mencari kesempatan untuk menarik simpati keluarga Marisa.

Alvaro bahkan lupa dengan janjinya untuk mengantar Saskia ke Rumah Sakit hanya karena Lili.
Saskia tau, Lili cantik. Posturnya tinggi langsing dengan rambut panjang sepinggang. Kulit hitam manis seperti orang India.. bisa saja, Alvaro akan tertarik dengan Lili.
Ketakutan Saskia membuat dirinya hilang akal. Dia sudah pernah kehilangan Alvaro, dan tidak ingin semua terulang lagi karena hadirnya orang ketiga..

Terlahir Mencintaimu ( Takdir yg Memilih )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang