Dia tetap setia menunggu jawaban. Kemanakah kekasih pergi? Bahkan waktu sudah berganti malam, namun yg dinanti belum juga menampakan diri.
Sandrina hanya bisa menangis mengingat semua yg terjadi antara dirinya dengan Reybong. Handphone mati, sama sekali tidak bisa dihubungi.
Kemana lagi harus mencari? Sedang semua tempat sudah didatangi..Asam lambung naik karena lupa makan dan beban fikiran. Sandrinna tidak peduli pada dirinya, dia hanya ingin Rey kembali dan memaafkan kesalahannya.
Bel berbunyi, langkahnya terburu - buru untuk membuka pintu. Namun lagi - lagi Sandrinna harus menelan kekecewaan karena dia yg datang bukanlah Reybong..
" Gue bawain Lo makanan San, gue tau Lo belum makan " Yoshi menenteng Pizza kesukaan Sandrinna.
" Gimana gue bisa makan sedangkan gue aja gak tau Rey dimana " Sandrina terisak.
" Maafin gue San, karena gue Lo sama Rey jadi ribut. Gue gak ada maksud untuk itu San.. " Yoshi merasa bersalah.
" Semua yg terjadi itu salah gue Yosh. Harusnya gue cerita sama dia tentang Lo.. tapi gue bodoh aja, gue biarin dia berfikir kalau kita ada apa - apa "
Yoshi memberikan bahunya untuk sandaran Sandrinna. Dia bersikap selayaknya teman yg ingin membantu..
" Gue bakalan cari Rey sampe ketemu. Gue jelasin sama dia kalau kita gak ada hubungan apapun. Lo tenang ya, Rey pasti pulang San.. Dia enggak bodoh, gak mungkin ninggalin Lo cuma karena hal receh "
Rey melihat dari jauh, saat kepala Sandrina bersandar di pundak Yoshi. Rasa sakit itu timbul lagi, berbaur dengan kekecewaan yg terjadi berulang kali..
" Gue cari Rey dulu ya San, Lo jangan sedih terus. Lebih baik makan dulu, kalau Lo sakit Rey juga yg sedih " Ucap Yoshi, kemudian beranjak pergi.
Sandrinna hanya mengangguk dan kembali kedalam apartemen.
***
Selang waktu lima menit, Rey masuk kedalam apartemen tanpa permisi. Sandrinna memeluknya dengan erat, seolah tak ingin Rey meninggalkannya lagi..
" Kamu kemana aja? Aku cari kamu di Coffe Shop tapi gak ada.. Jangan buat aku takut "
Dengan kasar , Rey melepaskan pelukan itu. Rasanya sulit memaafkan jika di belakangnya saja, Sandrina masih berani bertemu dengan Yoshi..
" Gak usah kayak anak kecil. Gak semua hidup gue itu isinya Lo San " Suaranya terdengar tegas
" Aku tau, tapi kenapa gak bilang kalau resign dari Coffe Shop? Aku khawatir Rey sama kamu "
" Khawatir? Pelukan sama cowok lain didepan apartemen, itu yg Lo bilang khawatir? Gue bukan Arfiza San, yg bisa rela dan ikhlas kalau Lo ketemu mantan pacar Lo. Harusnya Lo sama Arfiza aja, Lo mau selingkuh, mau ketemuan sama Yoshi juga dia gak bakalan marah.. Kan malaikat, mana bisa marah? "
Ucapan Rey kali ini benar - benar melukai hati Sandrinna.
" Kenapa harus bawa - bawa orang lain? Masalah yg terjadi gak ada hubungannya sama Kak Arfi. Stop bersikap kayak anak kecil dong Rey , kamu dulu gak kayak gini "
" Dulu gimana? Ngalah? Cinta banget sama Lo? Iya? Ya emang iya, sekarang juga gitu. Gue cinta banget sama Lo, makanya gue kayak gini. Lo harusnya tau San, gue ini lemah, penyakitan, gak percaya diri. Kalau Lo deket sama Yoshi yg bisa dibilang sempurna, terus gue apa? Sampah kan? "
Plaakkkkk!!!
Tamparan keras mendarat di pipi kanan Reybong. Sandrinna tidak tahan lagi dengan semua ucapan yg menyakiti hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlahir Mencintaimu ( Takdir yg Memilih )
Teen FictionHubungan ini sudah terjalin hampir dua tahun. Aku dan Dia memiliki tujuan yg sama, yaitu MENUA BERSAMA. Aku pernah dibuat patah hati olehnya, saat dia meninggalkan aku karena sebuah alasan ( Kanker Otak ) Tapi anehnya, Tuhan selalu punya cara agar...