Rey menepati janjinya untuk pulang menemui Rasya. Dia membatalkan kepulangannya ke Indonesia karena secara tiba - tiba Rasya muncul di New York. Dia tidak mungkin membiarkan adik nya seorang diri bahkan hidup menumpang pada Yoshi selama liburan.
Setelah semua pekerjaan selesai, Rey dan Mattea bergegas kembali. Keduanya kini berpisah karena harus pulang ke Apartement masing - masing. Rasya kini sudah menunggu kedatangan sang kakak. Wajahnya masih terlihat kesal karena Rey tetap tidak berubah. Dia selalu lari setiap kali ada masalah..
" Apa Kabar Sya? " Peluk Reybong ketika dia tiba di depan pintu Apartement.
" Gue baik - baik aja koq. Lo sendiri gimana? "
" Aman. Yaudah masuk dulu Sya.. "
Rey membuka pintu, Rasya masuk dan menyimpan semua barang - barang nya di atas sofa.
" Gue denger Lo mau balik ke Indo karena Papi masuk Rumah Sakit? Bukannya Lo udah tau kalau Papi udah balik bahkan udah sehat "
" Bisa gak kita bahas ini nanti? Gue capek banget, mau mandi dulu "
" Oke! Gue harap setelah ini Lo bakalan jujur sama Gue "
Rasya masuk ke dalam kamar yg biasa di tempati Sandrina. Di lihat nya foto - foto yg menempel di dinding. Sandrinna tertawa bahagia, meski dari sorot mata nya berkata berbeda. Rasya menitikan air mata melihat foto - foto itu. Entah kenapa hatinya sedih dan khawatir. Perasaan bersalah menyeruak dalam dada, tak seharusnya Sandy menderita dan kesulitan seperti sekarang ini.
" Maafin Gue San, harusnya bukan Lo yg nanggung semua beban ini. Rasya minta maaf Pa, belum bisa menjaga Sandrinna dengan baik " Ucapnya pada Almarhum Papa Lukman.
Pintu kamar di ketuk. Rey sudah selesai mandi dan mengajak Rasya untuk makan bersama. Di meja makan itu lah Rasya kembali bertanya..
" Apa lagi yg Lo sembunyiin dari Gue sekarang? "
" Gak ada "
" Gimana bisa enggak ada? Kenapa tiba - tiba mau balik ke Indonesia? "
" Gue cuma kangen keluarga Gue. Belum lagi Papi yg kemarin masuk Rumah Sakit. Gue pengen ada disamping kalian. Itu aja! "
" Tapi cara Lo salah Rey! Lo ngabarin Sandrinna cuma lewat pesan. Gimana mungkin dia baik - baik aja sekarang? "
Rey membuang nafas dalam - dalam. Rasa curiga Rasya semakin bertambah ketika melihat raut wajah Reybong..
" Ini bukan pertama kali Lo bersikap kayak gini. Ada apa? Cerita! " Rasya terus menekan kakak nya..
" Sebelum Gue cerita, Gue mau tau.. Berapa lama Lo disini? "
" Dua minggu.. "
" Aqeela tau? "
" Dia kan lagi balik ke Bengkulu. Udah jangan ganti topik ke Aqeela.. Jawab sekarang! "
" Gue mau titip Sandrina ke Lo selama gue pulang "
" Hah? Lo masih bersikeras buat pulang? Rey Papi udah sehat, baik - baik aja koq "
" Iya gue tau, tapi ini bukan soal Papi "
" Terus? "
Rey diam, dia seolah sedang berfikir.
" Rey , Gue tau ada yg Lo sembunyiin. Apalagi? Jangan karena kehadiran Yoshi, Lo jadi gini lagi "
" Jika dibandingkan dengan Yoshi, gue sama sekali ngga ada apa - apa nya Sya. Tapi ini bukan tentang Yoshi. Gue balik ke Jakarta karena emang gue mau balik. Gue juga ada janji sama Mattea untuk pulang bareng kesana "
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlahir Mencintaimu ( Takdir yg Memilih )
Teen FictionHubungan ini sudah terjalin hampir dua tahun. Aku dan Dia memiliki tujuan yg sama, yaitu MENUA BERSAMA. Aku pernah dibuat patah hati olehnya, saat dia meninggalkan aku karena sebuah alasan ( Kanker Otak ) Tapi anehnya, Tuhan selalu punya cara agar...