" Uhukk.. "
Suara batuk terdengar dari kamar Reybong.
Tenggorokannya terasa sangat kering. Dia bergegas kedapur dan mengambil air dalam kulkas..Hidungnya juga terasa sangat gatal, dia pencet dengan sekuat tenaga. Tiba - tiba saja, tangannya basah.. dia fikir itu berasal dari air minum yg baru saja dia teguk, namun ternyata semua lain.
Ada noda merah diujung telunjuknya..
Rey menyadari hal itu, dia mimisan lagi. Diambilnya tissue diatas meja makan. Darah itu terus keluar dan tidak mau berhenti..Rey mengambil semua tissue dan dia bawa kedalam kamar. Rey tidak mau Sandrinna tau apa yg dia alami malam ini.
" Banyak banget lagih darahnya.. Gimana ya? " Rey terus berfikir bagaimana cara menghentikan darah itu..
" Buntu, gue cuma bisa pasrah aja deh "
Rey duduk diatas kasur , dia bersandar pada bantal berharap mimisan itu cepat selesai..
***
" Duuuhh.. kenapa juga harus sakit perut jam segini "
Sandrinna merasa lambung nya kurang bersahabat. Mungkin karena dia terlalu banyak makan sambal siang tadi.
Dia kedapur untuk mencari kotak P3K. Sandrinna selalu sedia obat asam lambung disana. Sejak jauh dari Linda sang Mama, Sandrinna sering jajan diluar dan makan makanan yg kurang sehat..
" Mana ya obatnya? Perasaan masih ada deh "
Sandrina menemukan apa yg dia cari. Pandangan matanya beralih pada bercak darah dilantai.
" Ini darah apa sirup ya? "
Dilihatnya dengan seksama, dia semakin takut dan khawatir. Sandrinna menuju kamar Reybong. Dia mengetuk pintu itu dengan sangat pelan..
" Rey udah tidur? "
Tidak ada jawaban sama sekali..
" Apa mungkin tadi cuma bercak sirup yg ada didalam kulkas? Tapi gak mungkin, dari warnanya aja itu bukan sirup.. "
Sandrina terus mengetuk pintu sampai Rey menjawabnya..
" Ya San.. tunggu " teriak Rey dari dalam kamar
Klekkk!!
Pintu terbuka, Rey tampak baik - baik saja.
" Ada apa? Koq belum tidur? Ini kan udah malem banget "
" Emm, tadi aku kedapur terus liat ada bercak darah gitu.. Kamu gak papa kan? "
Sandrina menyentuh pipi Reybong. Dia benar - benar khawatir dengan kondisi kekasihnya itu.
" Aku gak papa Sayang, mungkin kamu salah liat. Bisa jadi itu sirup cocopandan yg baru kamu beli kan? "
Sandrina memikirkan hal yg sama dengan Rey. Kondisi Rey juga tidak seperti orang yg sedang kesakitan..
" Syukurlah kalau kamu gak papa, aku panik banget Sayang. Maaf ya udah ganggu waktu tidur kamu "
Rey tersenyum lalu menggandeng Sandrinna.
" Aku anterin kamu ke kamar yuk "
Sandrinna membalas senyuman Reybong. Dia lega, karena ternyata Rey dalam kondisi baik - baik saja..
***
Selesai mengantarkan Sandrinna kembali kekamarnya. Rey membersihkan tissue yg berserakan dilantai kamar.
" Untung aja tadi darahnya berhenti sebelum Sandrina ketok kamar gue. Aku gak bermaksud bohong sama kamu San, tapi aku tau kamu sekarang lagi capek banget , fokus kamu juga harus utuh untuk kuliah kamu. Aku gak mau jadi beban fikiran kamu dan menghancurkan semuanya "
Rey memilih untuk tidur setelah kamarnya rapi. Masih ada hari esok untuk disambut dengan senyuman dan kondisi yg jauh lebih sehat..
...
" Hallo.. koq kamu ada disini sih? Lucu banget "
Rey ada disebuah kamar bernuansa merah muda. Dia tau betul bahwa itu adalah kamar Priska, adiknya yg paling kecil namun sudah pergi lebih dulu dipanggil oleh Tuhan.
" Nama kamu siapa? Kenapa ada dikamar ini? " Tanya Rey pada seorang gadis kecil sekitar usia 2 tahun.
" Priska " Gadis kecil itu menyebut satu nama.
Rey tiba - tiba menangis. Ternyata gadis kecil yg ada dihadapannya adalah Priska. Adik Kecilnya yg belum pernah merasakan ada dalam gendongannya..
" Temani aku "
Kalimat Priska begitu jelas terdengar ditelinganya.
" Kamu kesepian ya sayang? Kakak temani kamu ya "
Priska, gadis kecil berambut tipis dan pirang itu tersenyum padanya.. dia menuntun Reybong menuju cahaya putih. Rey sendiri tidak tau kemana Priska akan membawanya.
...
" Sreeekkkkk!!! "
Gorden putih yg menutupi jendela kamar Reybong dibuka oleh Sandrina. Cahaya matahari begitu menyilaukan..
Rey menggosok matanya, dan perlahan melihat Sandrinna tengah membereskan buku - buku yg belum rapi dimeja belajar.
" Koq kamu bisa masuk? " Tanya Rey pada Sandrinna.
" Mungkin semalem pas kamu balik kekamar setelah nganterin aku, kamu lupa kunci pintunya " Jawab Sandrina yg sibuk beres - beres
" Apa iya ya? Adduuhh udah pagi aja deh.. aku masih ngantuk banget "
Rey menutup kepalanya dengan bantal..
" Ihh jangan males gitu dong. Ayo bangun! "
Sandrina meraih tangan Rey dan menariknya..
Kejahilan Rey muncul, dia menarik Sandrina sekuat tenaga hingga Sandy jatuh dalam pelukannya..Bantal yg menutupi wajahnya dia buka. Dilihatnya wajah Sandrina dari dekat.
" Baru bangun tidur aja cantik banget. MasyaAllah banget tau gak.. Makin sayang aku sama kamu "
Sandrinna tersipu malu. Dia kini masih berada diatas tubuh Reybong..
" Gombal! Pagi - pagi itu sarapan bubur bukan kegombalan kamu "
" Beda dong! Kalau sarapan bubur itu buat nutrisi perut, kalau gombal itu untuk nutrisi hati "
Rey mencubit lembut hidung Sandrina. Sesuatu yg sangat Rey sukai dari wajah Kekasihnya.
" Mancuuuung banget. Operasi ya? " Tawa nya terdengar renyah..
" Ih apaan sih, ini tuh asli ciptaan Allah. Jangan bikin gosip deh, nanti kalau Netijen tau bisa - bisa mereka kira iya "
" Wih netijen, kayak artis aja Non "
Keduanya tertawa lagi..
Sandrina kini bangun dan berdiri diujung kasur.." Mau dibuatin sarapan apa? " Tanya nya, minta pendapat.
" Emm, aku lagi pengen makan roti bakar sayang. Buatin yah? "
" Yaudah deh, aku kedapur dulu. Kamu bangun terus mandi yaa "
Rey mengangguk. Satu lagi kebahagiaan yg dia rasakan ketika bangun tidur.. senyuman dan kehangatan Sandrinna.
Masih ada satu hal yg belum dia ceritakan pada Sandrinna. Yaitu mimpi semalam tentang Priska yg tiba - tiba datang dan meminta Rey untuk ikut pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlahir Mencintaimu ( Takdir yg Memilih )
Novela JuvenilHubungan ini sudah terjalin hampir dua tahun. Aku dan Dia memiliki tujuan yg sama, yaitu MENUA BERSAMA. Aku pernah dibuat patah hati olehnya, saat dia meninggalkan aku karena sebuah alasan ( Kanker Otak ) Tapi anehnya, Tuhan selalu punya cara agar...