Enam bulan bukanlah waktu yg panjang. Meski takdir hanya milik Tuhan, namun rasa takut itu tetap menghantui. Bagaimana jika Vonis Dokter itu benar?
Hari ini, Rey sudah pulang ke Apartemen. Senyum sumringah tergambar jelas dari wajahnya. Dia bahagia bisa kembali, dia juga bersyukur karena kesempatan hidup masih diberikan Tuhan..
" Kamu tiduran aja ya, biar aku buatin sup ayam kesukaan kamu "
Sandrina bersikap sewajarnya. Dia tak ingin Rey tau kegundahan hati yg dia rasakan sejak kemarin.
" Makasih ya Sayang " Ucap Rey masih dengan senyuman..
Sandrinna tegar meskipun dia hanya sendirian. Mengurus Rey yg sakit terkadang juga menguras fikiran dan tenaganya, belum lagi Sandy juga harus kuliah dan mengerjakan scripsi untuk akhir semester.
Beban, satu kata yg mungkin terasa berat jika hati tak ikhlas. Tapi bagi Sandrinna, Rey sehat dan bahagia itu sudah jadi obat yg paling ampuh untuk setiap rasa lelahnya..
Sandrinna sadar akan pilihan yg dia ambil, tapi dia percaya bahwa pilihan Tuhan tidak pernah salah. Ujian ini adalah proses pendewasaan dalam hidupnya..
Bahan sup didapur ternyata habis. Sandy bergegas pergi ke supermarket yg tak jauh dari Apartemen. Disana, bukan hanya bahan makanan yg dia temui, tapi juga seseorang yg berasal dari masalalu..
" Azella? " Sapanya..
Azella menengok, dia sama terkejutnya dengan Sandrina. Azella adalah orang yg pernah berusaha merebut Rey darinya, meskipun usaha itu sia - sia, dan Rey tidak pernah jadi miliknya..
" Gue lanjutin kuliah lagi dan melahirkan disini San.. Sejak Tanteu Gendis menolak pernikahan gue dan Sakha, gue diusir dari rumah "
Sandrina iba melihat Azella yg kini harus hidup sendirian di New York. Azella memang salah, dia terjebak pada pergaulan yg bebas hingga hamil diluar nikah.
" Anak Lo dimana? Gue mau ketemu sama dia Ze "
" Di tempat penitipan anak. Kalau gue kerja dia gak ada yg ngasuh. Kalau gue pulang, gue baru ambil dia "
Sandrinna menitikan air mata. Dia tak menyangka bahwa kehidupan Azella lebih berat darinya. Bagaimana mungkin dia bisa kuat melahirkan dan membesarkan anak sendirian di Negeri orang.. apalagi keluarganya tidak mau mengakuinya lagi.
" Gue salut banget sama Lo Ze, Lo perempuan yg kuat "
" Semua yg terjadi saat ini gue anggap balasan Tuhan San, dulu gue jahat banget sama Lo dan Reybong. Gue pura - pura hamil anak Rey supaya dia mau nikahin gue.. Gue malu banget kalau ketemu kalian "
" Ze , jangan berfikiran kalau gue sama Rey benci sama Lo ya. Masalalu biarkan berlalu, gue juga mau bantu Lo untuk merawat anak Lo sama Anhar.. "
Azella mengeluarkan handphone. Dia menunjukan foto " Kamalea Safa Mazela " . Harta yg paling berharga yg saat ini Azella miliki..
" Cuma Alea sumber kebahagiaan dan kekuatan gue San.. cuma dia yg gue punya sekarang "
Sandrinna memeluk Azella yg menangis. Meskipun belum pernah melahirkan dan menjadi Ibu, tapi Sandrina tau bagaimana rasanya berjuang demi seorang anak..
" Gimana Rey? Apa kondisinya lebih baik? "
Tanya Azella, setelah dia tenang.
" Masih sering kambuh. Cancer itu setiap hari semakin memburuk Ze, bahkan gue aja udah gak tau lagi gimana cara bantu dia. Gue cuma bisa memberikan yg terbaik sebisa gue "
" Sabar ya San, gue yakin Lo bisa! "
" Makasih Ze, oh iya ini alamat baru gue.. Lo dateng ya sama Alea. Rey pasti seneng banget ketemu Lo "
" Nanti gue dateng sama Alea San, makasih banyak ya karena Lo masih mau kenal sama gue setelah apa yg gue lakuin ke Lo dulu "
" Ssstt, udahlah. Lupain masalalu, song - song masa depan. Hidup akan jauh lebih indah kalau kita saling memaafkan "
Azella baru sadar , disaat dirinya hancur dan sendirian.. Sandrina mau membuka tangannya lebar - lebar bahkan melupakan semua kesalahannya dimasalalu.
***
Pertemuan yg buruk ternyata tak selamanya berdampak buruk. Suheil tidak suka Aqeela karena ucapannya yg menghina, namun Eyang Rose memberikan pandangan berbeda.
Eyang Rose ingin Suheil dapat mengenal Aqeela lebih jauh. Aqeela adalah orang yg mau menemani Eyang Rose disaat kesepian menghampirinya..
" Jadi, dulu Eyang pernah tinggal dengan orang tua Suheil di Jakarta, tapi sejak Suami Eyang meninggal Eyang jadi gak betah. Makanya Eyang pulang ke Bengkulu. Tempat kelahiran Eyang.. Orang tua Suheil memiliki bisnis yg tidak bisa mereka tinggalkan. Jadi, jalan satu - satunya adalah kami tinggal terpisah. Suheil tinggal di Jepang sejak SMA, jadi tidak pernah datang mengunjungi Eyang. Beruntung, ada Ibu dan Ayah kamu Cimit. Jadi Eyang tidak begitu kesepian "
Penjelasan Eyang Rose membuat Aqeela mengerti. Dia benar - benar sudah salah menilai Suheil dan keluarganya.
Sebagai permintaan maaf , Aqeela mengajak Suheil jalan - jalan di Kota Bengkulu. Obrolan demi obrolan terucap sepanjang perjalanan, hingga Suheil merasa begitu nyaman.
" Sekali lagi, maafin gue ya. Gue kalau ngomong emang jarang di fikir dulu sih "
" Santai aja, gue ngerti koq meskipun awalnya emang kesel sih "
" Temenan? " Aqeela menunjukan kelingkingnya..
" Pacaran boleh gak sih? "
Aqeela tertegun. Wajahnya juga memerah karena pertanyaan Suheil.
" Hahaha.. bercanda kali Non! Gitu banget si muka Lu? "
" Ihh resek Lo ya.. "
Aqeela mencubit perut Suheil. Aqeela seperti memiliki teman baru di Bengkulu setelah beberapa hari, dia kesepian dan merindukan Jakarta.
***
" San.. Sandrinna? " Panggil Reybong setelah dia bangun tidur..
" Kemana dia? Katanya mau masak tapi didapur juga gak ada "
Tiba - tiba Rey teringat pada Yoshi. Emosinya mulai tak stabil. Rey mengira bahwa Sandrinna pergi dan diam - diam bertemu Yoshi.
" Awas aja kalau sampai itu bener.. "
Rey menunggu didepan Apartemen. Dia gelisah menahan marah. Keringat dingin terus bercucuran. Sandrina belum juga kembali..
Rey berniat untuk mencarinya.. namun ketika dia menutup pintu, Sandrinna datang membawa keresek belanjaan.
" Sayang koq kamu disini? Aku kan tadi suruh kamu istirahat "
Mata Reybong menatap tajam. Tangannya menggenggam erat bahkan menarik Sandrina dengan kasar kedalam Apartemen..
" Rey lepasin aku! Kamu kenapa sih? "
" Kamu yg kenapa? Apa gak cukup kemarin aku hampir mati karena frustasi? Kenapa kamu harus mengulang kesalahan yg sama? "
" Kesalahan apa sih? Lepasin aku, Sakit Rey "
" Kamu ketemu Yoshi kan? Kamu nyuruh aku tidur karena diam - diam mau ketemu dia kan? Ngaku!! "
Sandrina membela dirinya, dia melepaskan genggaman tangan Reybong..
" Aku gak ketemu Yoshi, Aku beli bahan makanan karena di kulkas habis. Kamu tuh kenapa sih curigaan terus sama aku? Tanya baik - baik dulu bisa kan? "
" Kamu yg udah merusak kepercayaan aku San, kamu ketemu Yoshi dibelakang aku, kalau sekarang aku kayak gini, apa itu salah aku? "
" Cukup! Aku gak mau debat lagi.. "
Sandrina membawa belanjaan kedapur. Dengan emosi dia membereskan bumbu dan sayuran yg dia beli. Air matanya jatuh, dia benar - benar sakit hati dengan tuduhan Rey terhadapnya..
" Apa aku dimata kamu sekarang? Aku gak pernah main gila diluar sana apalagi selingkuh.. "
Isak tangisnya didengar oleh Reybong. Rey sadar dia sudah sangat keterlaluan. Tak seharusnya dia bersikap sekasar itu pada orang yg selama ini merawatnya tanpa kenal lelah..
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlahir Mencintaimu ( Takdir yg Memilih )
Teen FictionHubungan ini sudah terjalin hampir dua tahun. Aku dan Dia memiliki tujuan yg sama, yaitu MENUA BERSAMA. Aku pernah dibuat patah hati olehnya, saat dia meninggalkan aku karena sebuah alasan ( Kanker Otak ) Tapi anehnya, Tuhan selalu punya cara agar...