Maaf, Please?

377 56 1
                                    

" Rey buka dong pintunya, kita gak bisa kayak gini terus. Aku minta maaf , aku tau aku salah udah gak cerita sama kamu soal Yoshi. Sumpah demi Tuhan aku gak pernah ada maksud jelek, aku cuma gak mau kamu semakin terbebani. Urusan Alvaro kemarin juga berat, aku gak mau nambah masalah kamu "

Sandrina sejak tadi berdiri didepan pintu kamar Reybong. Dia berusaha untuk meminta maaf dan memperbaiki semuanya. Sandrina sadar bahwa dia sudah salah, tak seharusnya dia diam saja saat tau Yoshi ada di New York.

Pintu tetap menutup, suara pun tak terdengar menyahut. Sandrinna pasrah dan kembali ke kamar. Makanan yg dibawa Yoshi sama sekali tidak dia sentuh, selera makan rasanya sudah hilang..

Orang yg Sandrinna cari memang tidak ada dikamarnya. Rey kini mencari udara segar diluar. Dia berharap agar suasana hatinya jauh lebih baik lagi setelah ini. Kekecewaannya pada Sandrinna membuat dia benar - benar marah, Rey bahkan takut jika Sandrinna memilih kembali pada Yoshi dan meninggalkannya.

Rey sadar betul, kondisinya yg sakit membuat dia lemah. Hatinya seringkali berontak setiap kali ada orang yg mendekati Sandy..
Dalam kesakitannya yg parah, Sandrinna bisa saja lelah dan memilih pergi dengan dia yg sehat..

" Andai aku sembuh, mungkin aku gak akan setakut ini. Aku akan memperjuangkan kamu sampai akhir. Tapi aku sakit San, untuk bertahan hidup sampai besok saja kadang aku ragu.. cuma kamu yg aku punya disini, cuma kamu satu - satunya yg membuat aku betahan sejauh ini "

Rey menahan sakit di kepala yg setiap menit terasa lebih sakit rasanya. Dia terus berjalan tanpa arah. Mas Ary yg selalu mendengarkan keluh kesahnya kini masih sibuk bekerja. Tak mungkin jika Rey mengganggu dan membuat masalah..

" Gue kemana ya sekarang? "

Rey duduk dibangku taman. Didepannya, banyak orang yg lalu lalang, atau sekedar duduk - duduk santai sepertinya. Namun entah kenapa, Rey masih merasa kesepian. Rasa sakit dikepala beradu dengan rasa sakit dihati.

" Rey?? "

Seorang perempuan cantik menyapa dirinya. Dia adalah Flavio, teman SMA Rey dulu.

" Vio? Koq Lo bisa ada disini? "

Rey dan Vio berpelukan, sudah lama mereka tidak bertemu.

" Gue liburan sama Tanteu gue. Udah mau tiga hari disini, Lo ngapain bengong disini sendirian? Cewek Lo mana? "

" Ada koq di Apartemen. Gue cuma lagi cari udara segar aja sih.. "

Vio sapaan akrab Flavio, mengetahui sejarah hidup Rey saat SMA. Bagaimana dulu Rey berjuang mendapatkan Sandrinna, melawan penyakitnya, bahkan pernah menolak cinta Flavio juga.

Siapa yg tidak suka dengan sosok Reybong? Remaja yg berprestasi disekolah, punya etika yg baik, dan wajah tampan menjadi alasan kenapa dulu Rey banyak disukai orang dan salah satunya, Flavio.

Tapi semua sudah berlalu, Vio melepaskan perasaannya dan memilih untuk melupakan. Dia sadar betul bahwa menunggu Rey bukanlah sesuatu yg mungkin. Rasa sayang Rey pada Sandrinna terlalu kuat. Terbukti sampai hari ini, Rey masih bersama Sandrinna.

" Gue mau dong ketemu dia, pengen ngobrol pengen cerita, bisa kan? "

Permintaan Vio terdengar berat ditelinga. Rey tidak mungkin membawa Vio dalam kondisi seperti sekarang..

" Gak bisa malam ini, Besok aja gimana? Soalnya tadi pas gue tinggal dia udah tidur " Rey beralasan..

" Oh gitu ya? Yaudah gak papa. Share loc aja alamatnya, biar gue bisa dateng "

" Okeh " Rey tenang kembali. Mungkin besok, suasana hatinya sudah membaik..

***

Sandrina dan Rassya kini berbincang lewat video call. Rassya khawatir dengan kondisi Sandy karena dia tau, Rey sangat marah saat Yoshida mendekati Sandrinna lagi..

Terlahir Mencintaimu ( Takdir yg Memilih )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang