Chapter 15

1.8K 91 1
                                    

Mohon maap jika typo yah :)
.
.
.
.
.
.
.

Pagi-pagi sekali Lisa bangun dan meninggalkan jennie sendirian di mansion besar itu. Bahkan sempat ia mengecupi semua wajah Jennie lalu pergi menyelesaikan urusannya.

Jennie yang bangun hanya bisa lesu wajahnya. Padahal ia ingin melihat lagi wajah tampan suaminya tidur dipagi-pagi hari itu rasa semangatnya semakin bertambah jika menatap terus wajah tampan Lisa.

Jennie mendadak hilang semangat pagi hari kali ini. Lalu hendak menuruni ranjang itu, tetapi matanya teralih pada sticky noted pada nakas meja itu.

" igeo-mwoya?" Sembari terangkat alisnya dan meraih lalu membaca isi pesan itu didalam hatinya.

Maaf, aku ada urusan jadi melihatmu tidur
nyenyak aku tidak membangunkanmu.

Suamimu.

Jennie pun tak bisa menahan senyuman lebar didalam hatinya membaca kalimat akhir itu. " suamimu?" kekeh jennie melebar.

Kali ini ia benar ingin tertawa besar-besaran, bagai mana yah jika dirinya terlalu senang sekarang. Rasanya ingin melompat dari bangunan tinggi-tinggi sekarang.

Hanya kerana ucapan maaf dari Lisa udah membuatnya sesenang ini. Berbalik dengan Sosok itu malah tersengih-sengih sendirian melihat dari kaca layar ponsel nya melihat betapa manis nya wanitanya begitu senang.

Lisa tidak bisa menahan senyumnya melihat kegemesan dari wanitanya. " Hal sekecil ini udah membuatmu senang ya, sayang?" senyumnya.

Usai saja menonton ia berdeham dan mengatur nada bicaranya menjadi datar. Wajahnya berubah menjadi dingin. Hawa diruangan bilik pula menjadi suram dan seram.

" Kalian sudah mencarikan apa yang ku minta?" Tatapnya sembari jarinya mengetuk-ngetuk pada meja itu.

Ten , bangchan, Seulgi, bambam dan yang lain mengangguki jawaban Lisa " Sudah. Aku menemukan Ulah Situa bangka itu. Aku tak lupa juga pada banjingan kim itu!" geram bangchan membuak-muak itu.

" Soal Hyung Jisoo jangan melakukan apapun tindakkan." ujar Lisa tanpa mengalihkan perhatiannya dari layar kaca ponselnya.

Dari tatapannya ia tulus menyayangi hubungan nya dengan Jisoo. Mereka didalam ruangan itu hanya terhenyak dan berdiam diri mendengarkan ujaran ketua mereka.

' Janjimu sentiasa ku pegang Jane. '

Lisa mengenang kisah lalunya dimana Jane sekarat didepan matanya. " berjanjilah padaku lis..uhuk!" lirihan sekarat itu terngiang-ngiang dalam kepala Lisa.

BRAK!

" Nyonya muda dalam masalah ! " pekikan dari mulut bawahan nya. Pandangan beralih pada orang itu. Lalu bangkit bergegas menuju ke Mansion.

" Lakukan hal kalian secepatnga sebelum ku yang menanganinya sendiri ! " Lisa menitipkan pesan pada mereka. Kesemuanya terus mengiyakan jawapan ketua mereka.

Lisa mengetat rahangnya lalu bergegas cepat. Memakan puluhan detik ia menyetir sendiri ke mansion. Padahal baru melihat istrinya bergembira, malah ada masalah.

" Jennie! " lantang suaranya memekik dari bawah sampai kekamar beradu. Jennie keluar dengan perlahan dan berkerut ketakutan kerana dibelakangnya ada orang mengacuhkan pistol pada arahnya.

Lisa belum menyadarinya dan terus mendekati jennie, namun.

DOR!

Peluru kecil itu menembusi kulit bahunya sehingga ia meringis pelan. Air mata jennie sudah mengalir melihat adegan itu. Lisa ingin mendekati jennie kembali tetapi diteriaki oleh istrinya.

[✔️]BAD |JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang