Chapter 22

1.2K 88 9
                                    

Dengan senyuman yang manis serta mimisan kerana jennie. Lisa hanya kelelahan kerana kehabisan tenaga melakukan hubungan badan. Jennie sampai malu dengar ungkapan doktor laki-laki itu.

Jennie yang syok melihat Lisa segitu mesum ingin tubuhnya. Padahal jennie tidak mengodanya. Untung saja jennie sempat bersiap-siap saat temen Lisa mendatangi mereka dikamar. Tapi jennie masih malu-malu kerana kamar mereka berantakkan sekali.

" Makasih udah bantuin." Ujar jennie pada temen Lisa, Kang seulgi. Pria yang barusan ingin menemui Lisa itu masih mengingati kamar milik Lisa. Sungguh berselerak.

Apa mereka bertengkar hebat? Atau habis bergelut ranjang? Hal yang seulgi fikir-fikir habis melihat kamar mereka. Bahkan  temen mereka yang lain sudah mengerti, hanya berpura tidak tahu kenapa sampai berantakan segitu. Masing-masing bergumam dihati.

Jennie tentunya tidak enak melihat temen Lisa yang sudah syok melihat kamar mereka. Sial. Kenapa harus begini. Pikir jennie.

Lalisa ya lalisa.

Gila.

Perasaanku mejanya kebelah dua.

Kamarnya berantakkan.

Kelima-limanya terdiam dalam pikiran sendiri mahu pun bangchan, ten, bambam atau seulgi bahkan jennie mengutuki dirinya sampe malu. Wajahnya setia merona kerana tatapan teman Lisa. Sangat memalukan dirinya.

" Oh iya. Lisa kapan keluar?" Pertanyaan dari seulgi yang pertama. Seulgi memang yang sangat khawatir pada Lisa kerana ia sudah menganggap Lisa seperti adik nya sendiri begitu juga yang lain.

" Katanya besok. Harini Lisa harus beristirahat saja." Sahut jennie yang menatap sosok Lisa yang tidur pulas kerana suntikan penenang padanya sejam yang lalu.  Temennya Lisa memilih membiarkan jennie dengan Lisa dalam satu ruangan.

Mereka mengawasi dari luar saja. Hanya memastikan keduanya aman tanpa ada yang menganggu. Padahal jennie ingin sekali melihat Lisa memeluk dan mendakapnya.

Tanpa diduga jennie, tangan kekar milik Lisa sudah menarik nya kedakapan. Hangat. Jennie menyukainya. " kamu baik sajakan sayang?" pertanyaan Lisa mengundang senyum dari jennie.

" iya. baik-baik saja, sayang." jennie membalas dakapan Lisa.

" tidur saja disamping ku sayang..." ujarnya memelan. Jennie terkekeh gemas kerana ujaran Lisa. Jennie mula merebahkan dirinya disamping Lisa.

Beberapa kali Jennie memastikan kenyamanan nya pada bidang dada milik Lisa. Lisa hanya terkekeh kerana Jennie seperti kucing meminta kehangatan induk.

" Apa udah nyaman rebahan nya sayang?" jennie langsung menganggukinya. Lisa mula mengusap-usap surai milik jennie. Lisa mula mengecupi beberapa helai rambutnya. Sembari hidungnya menghirup aroma pekat milik jennie disana.

" aromamu benar-benar harum sekali.." bisiknya memelan. Jennie memukuli kepala Lisa dengan gemas. Lisa terkekeh kecil setelah mendengar ucapan aneh jennie mengatainya bukan-bukan.

" Heh sayang. Masih dirumah sakit kok. Mau nawar itu lagi? Emang berapa banyak staminamu kali ini sayang? Mau protes lagi? Mau belah lagi kasurnya kali ini?" Ucapan panjang lebar jennie menambah Lisa tertawa keras kerana mengatainya.

" bukan begitu sayang.. aku hanya memuji ke indahan mu sayang kok. bukan lain." Lisa tetap tidak mengalahkan dirinya pada jennie.

Jennie merasakan kekesalannya pada Lisa yang semakin sebal setiap harinya. Lisa tetap saja tidak mau mengalah padanya. Pria jenis apa ini? Tidak mengapalah. Jennie tidak bisa berkata lebih. Untung saja kesayangannya.

[✔️]BAD |JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang