" Jennie park. Sekali lagi kau meninggikan suaramu, aku akan membuatmu menangis!" ujarnya dingin. Jennie tidak peduli ucapan Lisa sekaligus suaminya.
Pokoknya isi kebanyakkan (18+) mengerti atau nggak terpulang aja. Nggak ngelarang. Yang penting ka...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Uang itu dilimpah atas meja dan mengatakan bahawa ia kayaraya. " cepat bunuh sialan itu. Aku akan membayarkan berapapun kalian mau." ujar nya dengan penuh sombong.
" kenapa harus kami?" tanya salah seorang pembunuh bayaran itu sambil menatap atasannya dan pria yang memberikan uang yang banyak itu.
" itu perintahku, kalian harus melakukan apa yang aku ingin kan. " ujarnya melempar satu sampul berisikan gambar dalamnya.
" Baiklah." jawab atasan pembunuh bayaran itu dengan senang hatinya. Kali ini ia tidak lah merasa kurang makan.
Pria itu pergi membuat para pembunuh bayaran yang menatap atasannya dengan penuh tidak suka bekerja dari pria tadi. " Ku rasa kita tidak perlu melakukan ini..." ujarnya sambil menunjuk gambar dari sampul itu.
".ini—" atasan nya kaget siapa incaran pria tadi membuatnya bertambah kesal dengan pria itu. Bagaimana mungkin ia melakukan ini.
" Kau benar bambam. kita tidak akan melakukannya, dan kembalikan uang ini kepadanya semula. " balas pria atasan bernama ten itu.
" Ck! dari awal aku tidak akan setuju jika kita membunuh ketua kita. " sela pria bernama bangchan itu.
" Iya. Kita harus menghindari dari terkena masalah." ujar sorang pendiam memulakan suaranya sambil menatap buku yang ia baca ditangannya itu.
Ketiganya menatap pria bernama Seulgi itu dengan heran. " wah! si kulkas kita bisa bicara ternyata." sindir bambam dengan girang.
Seulgi menatap datar kearah Bambam yang terkekeh dengan tatapan selalu ia berikan pada semua orang.
" sudahlah, mari kita bahas tentang kelompok baru yang menganggu kawasan kita." lerai ten dengan pinta nya menatap semua raut wajah mereka kembali serius.
Semuanya sibuk merancang membasmian kelompok baru itu. " Kau sudah memberitahu pada ketua?" ucap seorang dengan serius menatap temannya lain.
" aku sudah memberitahunya. Soal Ketua jangan hiraukan. Dia butuh istirahat. " balasnya dengan biasa tanpa mengatakan tentang ketua mereka.
" ketua sedang membuat team bola sepak dirumah." sela bambam dengan kekehannya membuat semuanya bersembur ketawa mendengar tentang rumor baru-baru berkaitan dengan ketua mereka.
"..yah! kalian...pftt...hahaha." pecah ketawa ten menahan wajahnya agar tidak mengertawakan ketua mereka padahal memang kenyataan ketua mereka begitu.
"...Iya. Iya, aku tahu dari aiden. Dia lah menyebar rumor ketua. Berani sungguh bocah itu dengan Lisa. " kekeh bangchan dengan memegangi perutnya sakit kerana tertawa.
. . . . .
Sepasang suami-istri itu tidur sambil berpelukan hangat menyengat mata yang membaca nya. Tanganya bergerak membelai lembut rambut berwarna coklat itu.