Chapter 18

1.8K 76 6
                                    

Kelipan cahaya putih mengenai retina milik nya yang sudah buram kerana terlalu terang. Bahkan berkali kali ia menerjab matanya untuk melihat situasi saat ini. Namun, langkah kaki yang terdengar yang membuatnya merinding.

" JongIn-ssi. Apa kau sudah menemukan tuhanmu?" Perkataannya saja udah membuatnya bergedik nyeri. Sial. Apa yang ia harus lakukan dengan pria berbahaya ini?

" K-kau—" belum sempat berbicara mulutnya sudah terbungkam dengan kain hitam yang disumbal secara kasar. Retinanya melebar besar sambil menatap pria itu.

Ia akui bahwa dialah yang berbahaya si paling berbisa diantara mereka. " M-ma-maahh" ia tidak bisa bicara jelas kerana sumbalan di mulutnya terlalu besar.

" Ah. Aku memulakannya harus dari mana?" Dia mula meraih logam hitam yang tajam tapi tumbul itu. Kerana lebih memuaskan jika isi ataupun tubuh badan terkoyak dan berdarah.

Dia menghela nafas pada ahkir ayatnya. " Kurasa kau perlu mengenakan ini. " Jongin membelalak kan matanya kejut apa yang ia lihat. Ia menggeleng tidak mau kerana ia tahu itu amat menyakitkan.

" Shut. Ini kan cocok untuk pria bodoh sepertimu. " Gumamnya kecil. Jongin menangisi pria itu agar tidak mengenakan itu. Sungguh menyakitkan dimatanya.

Tidak! Ia tentunya tidak akan memakai itu. Bayangkan saja kau harus memakai yang tajam serta memalukan bagi pria yang harus menampaknya miliknya terpolos itu.

Glup..

Jongin meneguk kasar ludahnya lalu memejam matanya melihat pria itu memasangkannya. Ia tidak bisa diam kerana logam tajam itu menusuk-nusuk ke kulit tubuhnya. "arghhh..!" rintihannya terdengar membuat pria itu menatap dingin ke arahnya.

Jujur saja dia terlalu kejam dan berbahaya. " Urghhh...!" Sekali lagi ia meraung kesakitan. Bahkan pria itu tidak mempedulikan pekikan ataupun rintihan jongin yang sudah menghabiskan air matanya berkali-kali.

Tangan mula menghayunkan pisau panas yang tajam itu kearah wajah jongin yang ketakutan. Pria muda itu memandanginya dengan tatapan membunuh. Jongin berkali kali menggelengkan kepalanya berkata tidak.

Sreett....!

Pisau panas itu mengenai wajah jongin yang sudah mengelabah seperti cacing mengeliat kesakitan. "arghhhh..!" Dia menyukai pekikan dan rintihan rayuan yang memedihkan hatinya.

" Kau tahu apa kesalahanmu jongin?" Pertanyaan yang membuat jongin terengah-engah kerana barusan dijauhkan pada pisau panas itu.

"Haah~.."

" Ck..! Apa kau ingat pada ini." Ia melembar kan sehelai gambar yang mengenai wajahnya sehingga jatuh kelantai. Gambar nya jelas seorang gadis di perkosa olehnya. Ia tercengang.

Pria itu melepaskan sumbalan di mulut jongin. " iks...!" Ia mengeluarkan cairan bening dari matanya lalu terdengar oleh pria itu. Ia tahu menyakitkan tapi tidak ada yang lebih sakit jika kematian merangut orang kesayanganmu.

" i-itu'kan j-ja-jane?...iks..!" nadanya tercekat hampir putus menatap gambar itu ia melakukan kesalahan terbesar dalam hidupnya. Ia sungguh sesali apa yang ia lakukan pada Jane pada beberapa tahun lalu.

" Apa kau mengerti sekarang? Apa kesalahanmu?" suaranya berubah dingin bahkan lebih dingin dari sebelumnya. Jongin mendiami lalu memberanikan dirinya berbicara.

" J-jisoo-yah. A-ku m-minta ma-af. In-i sa-lahku!" Nada yang tercekat ia mengata pada Jisoo yang menatap retinanya menajam. Seakan membunuh nya.

" Brengsek..! "

Bugh..!

Jisoo melayangkan pukulan pada wajah jongin yang sudah babak telur kerananya. Ia mengeram. Jisoo tentu saja tidak akan melepaskan jongin dengan mudah sekali. " Apa kau tahu betapa sayangnya aku padanya!" Lagi ia layangkan pukulan itu pada jongin.

[✔️]BAD |JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang