Chapter 00

1.6K 77 0
                                    

Ia mengamati gambar bayi semanis yang baru saja lahir itu semenjak dua tahun lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia mengamati gambar bayi semanis yang baru saja lahir itu semenjak dua tahun lalu. Matanya sedikit memerah melihatnya. Bahkan rasa sesak memenuhi ruangan peparunya.

" Dia putrimu." Lirihan pria ini pada putranya. Taeyoung sedikit menyesali harapannya pada jisoo. Putranya benar menolak pernikahan yang langsung ia tetapkan.

Ia menyesali perkataan sebelumnya. Padahal ia sangat menantikan kehadiran seorang cucunya. Jisoo benar membuatnya kehilangan sosok menantu kesayangan ibunya. Tidak heran kerana perasannya masih memiliki jane.

" Bujuk chaeyoung agar menikahimu. Kasian pada putrimu, jisoo-ya. Dia tidak tahu tentang ayah kandungnya" Jujur perasaan jisoo sangat kesal mendengar putrinya sudah membesar tanpa nya semenjak dua tahun ini.

" Appa memohon demi putrimu. Apa kau ingin melihatnya menderita kerana tidak punya ayah? Anak-anak pasti merundung nya, nak." Taeyoung benar. Anak-anak yang tidak memiliki ayah atau ibu akan sering diejek agar membuatnya sedih dan kecewa dalam kehidupannya.

Jisoo diam masih memikirkan perasaan kelamnya. Taeyoung memberikannya sedikit tepukan pada bahu jisoo dengan pelan. Ia meninggalkan putranya dengan penuh pikiran berat.

Jisoo duduk ditaman sana sambil memandangi kehidupan yang sedang berputar. Matanya teralih pada anak-anak sedang merundung bocah kecil. " Kau tidak punya ayah, kau tidak pantas!" Ujarnya setelah mendorong tubuh mungil itu hingga jatuh.

" Seowoo tidak punya ayah! Bleeww, ayahmu pasti membuangmu kan!" Pekiknya mengatai bocah seowoo itu. Jisoo hanya terdiam lalu menguruskannya segera.

" Kalian! Kenapa merundungnya?" Jisoo mendekati mereka yang langsung berlarian kerana takut dimarahi jisoo. Seowoo menatapnya sedih. Wajahnya terlihat sedih dan kecewa dimatanya.

" Kau baik saja?" Jisoo ingin menyentuhnya pelan namun ditepis bocah itu dengan kasar.

" Jangan menyentuhku! Benar katanya. Aku anak yang bernasib malang. Ayahku membuangku. Aku tidak punya ayah. Bahkan aku sangat membenci ayahku!" Pekiknya meninggalkan jisoo menegang terkaku.

Tidak bisa dipungiri rasa tidak enak dihatinya. Ia harus segera menemui chaeyoung , ibu kepada anaknya. Ia harus meminta maaf atas kesalahannya. Jika saja jisoo mengingati malam itu adalah chaeyoung. Ia pasti menolaknya.

Rasa sesalnya sangat menyeruak rasa salahnya pada putrinya dan chaeyoung. Calon ibu dari anaknya. Jisoo menelpon suatu kontak yang sangat ia jarang telpon.

Drrtt.

" Hello. Lisa. Ini aku, jisoo." Tentu saja ia akan menelpon Lisa yang senang mendengarkan suara milik jisoo.

"Hyung? Kenapa? Ada sesuatu yang menganggumu?" Suara Lisa yang ceria ini membuatnya serba salah pada tindak kannya saat itu.

" Maaf menganggumu, Lisa." Lirihnya pelan. Lisa tentunya tidak memikiran hal segitu lagi.

[✔️]BAD |JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang