Langit makin melarut gelap, namun tidak bagi kedua jennie dengan Lisa. Kedua nya masih melakukannya bahkan berbagai style mereka lakukan dari belakang, depan, rebahan, dinding, bibir kasur bahkan setiap ruangan itu.
Peralatan ruangan kamar menjadi pecah dan berantakkan sampai berselerak kemana pun, dikamar mandi pun ada barangan perabot yang sepatutnya di ruangan kamar tidur ke kamar mandi. Hahh...
Sungguh berantakkan sekali. Tanpa puas sehingga keduanya hampir kelelahan dengan aktivitas mereka. Lisa lah yang mengakhirinya saat lelangit mulai terang. Sialan Lalisa Weiller. Dia memang tidak memberikan kesempatan berehat pada Jennie. Jahat sekali.
Lelah sekali. Ini sudah beberapa hari sejak mereka kemari. Keduanya sedang kepergian kerana Lisa memintanya ikut bersama. Bagaimana Lisa bisa meninggalkan jennie yang cantik bahkan bisa gila Lisa meninggalkannya seorangan disana seorang?
Jennie tentu saja menyetujui permintaan Lisa. Tidak bisa dipungiri rasa sepi Jennie saat Lisa meninggalkannya. Ah, lebih tepat nya jennie pasti sangat merindukan Lisa, setiap detik atau saat ia sering memikirkan Lisa.
Hushhh..!
Desuran angin menerpa kamar mereka sungguh nyaman dan tenang. Jennie mula menyukai wilayah ini. Tangan kekarnya begerak mengusap surai milik jennie. Lisa mengerti mengapa jennie segitunya nyaman padanya. Itu kerana cintanya pada jennie.
Lelangit kamar mereka sedikit memutih kerana cahaya makin menonjolkan diri. Lisa menyukai wilayah ini juga. Saling diam tapi masih berpelukkan kerana cuaca disini sedikit sejuk dan sembab.
Berlarutan paginya jennie dan lisa memilih tidur kerana masih lelah setelah melakukan aktivitas pasangan. Kemungkinan jennie dan Lisa akan bangun jam sore.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Plak..!
Tamparan keras mengenai wajah yang sudah meninggalkan kesan merah. Bahkan terasa nyeri saat ia sentuh. Ia tidak percaya sosok itu yang akan menampar wajahnya.
" C-chaeyoung-ah.." Chaeyoung menampar wajahnya kerana ada alasan. Alasan membuat Chaeyoung menangis bahkan sakit seperti ada yang mencebikkan perasaannya.
" Apa kau bodoh atau kurang waras jisoo-ya!" Jelas sekali ia marah besar pada jisoo yang terbungkam. Baru kali ini ia ikut sedih melihat Chaeyoung menangisi nya.
" Kenapa harus begini?!..iks.." sembari isakan dari Chaeyoung. Jisoo terdiam memandangi wajah Chaeyoung. Wajah sembab, cantik, mulus bahkan kemerahan pada kulit wajahnya membuat chaeyoung terlihat sangat cantik.
Deg..!
Jisoo melamun sejenak. Tidak. Tidak mungkin seperti ini. Jisoo tentunya tidak akan menghianati Jane, kekasihnya. Jisoo mengeram lalu mengepal jari jemarinya.
Chaeyoung menyentuh bahu jisoo nihilnya jisoo menepis tangan chaeyoung. " Jangan sentuh aku chae.." ujarnya dingin. Sulit untuk chaeyoung mendekati jisoo.
" Apa tidak ada sedikitpun aku di hatimu jisoo-ya?" Jisoo mendiamkan dirinya. Tentu nya jisoo tidak mengatakannya. Tidak, lebih tepatnya jisoo tidak akan menerima perasaan Chaeyoung. Itu perasaan sesaat saja. Tidak mungkin jisoo menerimanya.
" Tidak" jisoo lebih dingin dan datar pada chaeyoung yang sudah hilang semangat nya. Awalnya ingin memberi tahu pada jisoo bahwa dirinya hamil kerananya.
Itu kerana perasaan jisoo saat mabuk. Chaeyoung pikir jisoo hanya mabuk sedikit kerana baru beberapa kali minum minuman keras itu. Tapi memang jisoo lah yang lemah pada minuman keras.
Chaeyoung tentunya tidak menyalahkan jisoo dalam hal ini. Ini juga hal yang chaeyoung ingini sejak mencintai Jisoo sekian lamanya. Malam nya jisoo hanya mendesah menyebut nama Jane membuat hatinya mencuti kecut. Bahkan tanpa cinta dari jisoo sedikit pun. Chaeyoung akan menerimanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️]BAD |JENLISA
Fiksi Penggemar" Jennie park. Sekali lagi kau meninggikan suaramu, aku akan membuatmu menangis!" ujarnya dingin. Jennie tak menghiraukan ucapan Lisa. " Apa! kau ingin memperkosa ku lagi?! " teriak nya mengema diruangan sana membuat banyak mata menatap ke arah mer...