Chapter 19

1.5K 85 1
                                    

Kreett...!

Kamar tidurnya terbuka pelan menampakkan sosok kekar. Kaki jenjang nya melungsuri kamar tidur yang menyebarkan bau harum semerbak perfum. Dia sungguh merindukan bau ini sejak seminggu lalu.

Retinanya bertuju pada sosok yang mungil, sang istrinya. Dia menampilkan senyuman menampakkan lesung pipit miliknya bahkan bisa membuat sesiapapun terpana kerana senyumannya.

Pelan-pelan ia mendekati istrinya tidur nyenyak. Ia berjongkok lalu menyilip kan rambut istrinya yang berantakkan saat tidur. Beberapa kali istrinya meracau membuat dirinya terkekeh gemas dengan racau istrinya.

" bahkan, dia sangat cantik saat tidur " ia bergumam pelan. Tanpa terlepas pandang nya ia terus menatapi wajah cantik istrinya itu. Sungguh bak bidadari baginya.

Lengkungan bibirnya tidak juga luntur menatap wajah istrinya. Sungguh malam yang keheningan tanpa suara apapun.

" nghh.." suara istrinya terdengar. Istrinya mulai terganggu dengan sentuhan dari sang suaminya.

" tidur lah sayang... " bisiknya memelan sehingga sang istrinya memilih tidur kembali.

Ia memilih berganjak lalu tidur bersama istrinya. Kemudian ia mendakap pelukan istrinya semakin erat. Bahkan ia mengecupi beberapa kali pada wajah istrinya sembari senyuman dari istrinya.

" ugh, aku merindukanmu..." ujarnya. Sang istrinya hanya mengangguki lalu membalas erat pelukan suaminya. Hangat.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sore nya ia tampak sangat senang melihat sosok yang tersenyum merkah. " jennie-ya.." panggilan dari sosok itu. Tentu saja jennie tersenyum kembali menatap suaminya itu.

" eoh, Lisa-ya..." Lisa barusan selesai mandi dari arah pantai. Dengan mataharinya sedikit terik itu. Jennie memakai bikini sungguh seksi dimata Lisa. Namun Lisa mengubah pandangannya. Lisa memandanginya dari atas ke bawah.

" Kenapa bajumu begitu sayang?" ucapannya mengundang banyak tatapan memandangi istrinya. Ia benar tidak menyukai pakaian jennie kena kan itu.

" Hanya ini yang sesuai untuk dipakai." Lisa merasa itu hanyalah konyol. Lisa memilih memberikan handuk untuk menutupi belahan jennie yang sudah terlihat.

" tidak, aku tidak mau orang melihatnya. " Lisa protes lalu menyeret Jennie kembali didalam. Lisa membawa kedalam kamar milik mereka lalu Lisa memberikan bathrobe kepada jennie.

Jennie sempat bingung dengan tingkah Lisa. Apa dia cemburu? " Lisa..." lirih jennie pelan. Lisa tidak mendengarkan jennie lalu tersenyum mengenakan jennie pakaian tertutup pada bahagian belahannya.

" sayang ini pas untuk mu." jennie segera mempaut keningnya aneh.

" kenapa begini sayang? "

" bagus dengamu sayang. Kenapa mau protes?" tentu saja jennie mengalahkan dirinya pada Lisa. Jennie bukannya tidak mahu tapi liat aja keadaan cuacanya. Apa jennie tidak mati kerana kepanasan? bahkan mataharinya saja terik begitu terang.

" sayang. Cuacanya panas. Kok kasih ini?" Lisa menghela napasnya panjang lalu bergumam kecil membuat jennie mendengari ucapan Lisa. Sungguh kanak'kan.

" salahkan saja dirimu cantik dan begitu seksi..." jennie mula melototi ke arah Lisa. Lisa mengalihkan pandangan yang ke arah lain. Seperti berpura-pura tidak tahu apa itu barusan.

Greep...!

Tidak tahan dengan ucapannya, jennie langsung menjewer telinga Lisa yang sudah meringis sakit dijewer istrinya.

[✔️]BAD |JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang