|| 9 || : KECURIGAAN

284 25 2
                                    

10 menit kemudian ...

TIN!

Bunyi bel mobil yang berhenti di hadapan ku membuat ku refleks terkejut. Aku mengelus dada ku pelan dan kemudian masuk kedalam mobil di bagian jok tengah. Beberapa detik kedepan, mobil mulai berjalan.

"Kenapa Mas menjemput ku?" tanyaku memberanikan diri.

"Mama yang nyuruh. Sebenernya Mas ga ada niatan jemput kamu." jelas nya.

"Oh."

"Benar-benar merepotkan." lontar Gavin berkesan kesal.

Aku tak kuat lagi dengan omongan nya.

"Ya kalo ini terlalu repot buat Mas, kenapa Mas ga bilang ke Mama kalo Mas lagi sibuk kerja? Kan aku bisa naik Taxi daritadi." kataku.

"Turun." ucap Mas Gavin seketika. Jawaban nya membuat ku menganga membuka sedikit mulutku.

Aku sengaja untuk terdiam di tempat dengan eskpresi kebingungan.

"MAS BILANG TURUN! BISU KAMU HAH?!!" bentak Mas Gavin padaku sembari memukul alat setirnya. Suaranya begitu kencang.

"oke. Terimakasih untuk tumpangan nya." ketusku kemudian langsung keluar dari mobil.

Brak!

Aku menutup mobil baru itu kencang dan langsung pergi menyebrang. Sekilas aku menoleh kearah belakang melihat mobil Mas Gavin yang telah pergi cepat semakin jauh dari jarakku berdiri.

Aku berusaha untuk menerima keadaan.

Ting!

AFin
online

Ra, udah di jemput?

Belum, ini lagi balik ke kampus

Lah, darimana Lo?

Mau cari makan tapi toko pada tutup

Balik sini ke kampus
Gue gajadi basket, temen gue ga lengkap.
Btw, main kerumah Mama yuuuu

Yuuuuuu

Lo lagi di posisi mana?
Gue yang jemput Lo kesana

Ini udah nyampe di depan gerbang

Cepet amat, tunggu Yee

Iyaaaa
*read

----

Lagi-lagi dia yang menjadi penyembuh hatiku. Kira-kira apa AFin tau bahwa dialah penyembuh rasa luka di hatiku?

"Ouy Ra! Kenapa ngelamun? Ayoo." teriak AFin memanggil.

"Eh, maaf." refleks ku berkata. Aku berdiri dari tempat duduk itu dan mulai menaiki motor AFin.

"Pegangan yang erat." suruh AFin.

"Udah Fin."

Motor pun berjalan. Selama perjalanan menuju rumah Mama Elis alias Mama mertua, aku memeluk punggung AFin dari dengan kedua tangan ku yang melingkar pada pinggang AFin. Aroma tubuh nya dari dulu tetap sama. Sangat menggoda wanita, pasti ada perempuan yang menyukai AFin. Aku yakin itu.

"Kak Gavin ga jemput Lo Ra?" pertanyaan AFin membuat ku bangun dari dunia haluku.

"Eh, anu. Iya. Mungkin dia sibuk kerja Fin." jawab ku gagap.

I'M NOT A DOLL - [PRE ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang