|| 20 || : RUMAH SAKIT

303 24 7
                                    

"Di prediksi, pasien ini sudah tidak makan selama berhari-hari. Apalagi, dengan keadaan satu ginjal nya. Ini sangat mempengaruhi kesehatan tubuh. Agar kesehatan ginjal nya tetap sehat, saya harap kedepannya Kara lebih rutin menjaga pola makan."

"Dan satu lagi, jangan buat dia setres dan berpikiran berat. Seperti memikirkan banyak masalah, terlalu banyak menangis dan lain-lain. Pikiran nya harus benar-benar tenang. Kara di haruskan untuk menjaga pola makan nya dan pola tidur. Sekian dari saya terimakasih."

"Terimakasih banyak Dok."

"Baik, saya permisi." Dokter itu pergi meninggalkan AFin yang tengah masih berdiri disana. Pikiran nya di penuhi oleh rasa-rasa keheranan.

"(Tidak makan selama berhari-hari? Kara dirumah ngapain aja?)" batin AFin berpikir begitu keras.

"(Ini aneh, Kara tampak berbeda akhir-akhir ini. Dia tidak seperti biasanya)"

"(Kara lebih sering memakai pakaian lengan panjang dan pakaian yang menutupi lehernya. Wajah nya juga tampak sangat lelah, seperti orang yang mempunyai banyak masalah hidup)"

"(Pasti ada sesuatu yang Kara sembunyikan dariku)" -AFin

AFin masuk kedalam ruangan UGD. Di pandangan pertama, dia sudah di jumpai oleh Kara yang berbaring cantik dia atas ranjang. AFin menghampiri Kara dan duduk di samping tempat Kara tertidur. Dia masih pingsan.

"Kara .. Lo kenapa? Gue khawatir disini." pertanyaan itu keluar dari mulut AFin dengan raut wajah nya yang di penuhi oleh rasa kerisauan, tak tega dan rasa sayang nya pada sosok perempuan bernama Kara.

Kara sangat beruntung bertemu dengan lelaki seperti AFin. AFin selalu ada dan selalu siap dengan segala sesuatu yang menimpa Kara. AFin adalah sosok malaikat yang selalu ada untuk Kara, dimana Kara sedang sedih, senang maupun kesepian.

Apakah takdir akan memisahkan mereka berdua? Seperti kisah Gavin dan Dena dulu. Yang awalnya mereka berdua bersahabat, kemudian di pisahkan oleh keadaan. Tetapi disini, mereka berdua di pertemukan lagi. Namun, dengan cara dan sikap yang salah.

Tangan kanan AFin menggenggam erat tangan kanan milik Kara. Tak lama setelah itu, genggaman mereka berdua terlepas. AFin baru ingat jika ia belum mengabari tentang ini ke Mama nya.

 AFin baru ingat jika ia belum mengabari tentang ini ke Mama nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jawaban Mama di akhir sama dengan pikiran AFin saat ini. Kak Gavin sesibuk apa si? Dia tidak ada panik-panik nya dengan kabar Kara.

..........

10 menit kemudian ...

Saat ini Kara di pindahkan ke ruangan opname. Dia masih dalam keadaan pingsan. Sembari menunggu Ibu nya yang dalam perjalanan kemari, AFin terus menatap muka Kara. Dia terdiam sembari memikirkan sesuatu momen yang lucu saat bersama Kara.

Banyak hal lucu di antara mereka berdua. Semakin banyak hal yang lucu, semakin banyak juga kenangan yang membuat hati susah untuk melupakan. Pertemuan pasti ada juga perpisahan.

I'M NOT A DOLL - [PRE ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang