|| 15 || : RAHASIA KARA

226 24 2
                                    

"Jadi ... Kara yang donorin ginjal buat Papa. Itu pun tanpa sepengetahuan Papa dan Mama. Terus Mama Karina tau berita itu dari dokter dan .. tentunya dia marah besar padaku."

"Tetapi semuanya sudah terlanjur, Kara sudah bilang pada dokter sebelum Mama Karina tau soal itu. Setelah Papa di operasi, Mama Karina bilang ke Papa kalau aku yang mendonorkan ginjal untuk Papa."

"Tapi Papa ga marah sama sekali ke Kara. Papa malah bangga sama Kara. Papa sudah mengakui Kara sebagai anak yang baik. Karna itu, Papa benar-benar menjaga Kara dengan sangat ketat."

"Sekarang, umur Kara ga panjang lagi Ma-"

Kalimat ku terputus karna tegasan dari Mama Elis.

"Kara! Jangan bilang gitu sayang ..." cetus Mama Elis diakhiri dg ucapan lembut. Dia memegang tangan ku erat-erat, dengan mata yang tengah berkaca-kaca.

"Maaf Ma. Kara ga bermaksud buat Mama nangis ... tapi ini kenyataan Ma. Ginjal Kara cuman satu, Kara bener-bener harus jaga kesehatan. Kara ga seperti wanita lainnya .. Mama ga perlu khawatir kok, Kara sehat." kataku tersenyum tipis menatap Mama.

"Kara ... kenapa kamu ga ngomong sama Mama dari awal ketemu nak? Kan Mama bisa cari orang buat donorin ginjal ke kamu ... Masa depan kamu masih ada. Kamu berhak bahagia Kara."

"Ga Ma. Ini pilihan Kara sendiri. Kara mau sehat dengan cara Kara sendiri, Kara seperti ini juga sudah takdir Ma. Kapan pun dimana pun itu Kara juga bahagia kok Ma!"

"Kara .. Mama benar-benar syok dan tersentuh. Jangan sia-siakan waktu hidupmu nak. Jaga kesehatan, makan yang teratur, jaga pola tidurmu juga. Jangan begadang. Oke?"

"Iya Ma. Oke ... Kara pasti ingat pesan Mama."

Mama tersenyum lebar menepuk pundak ku. Raut wajah Mama seperti hendak menangis. Kemudian, kami saling berpelukan satu sama lain. Pelukan itu sangat lama menempel, Mama menangis saat memeluk ku. Aku mendengar nya, aku tau Mama sedang menangis. Aku mengelus punggung Mama halus, dan terus berkata bahwa aku akan baik-baik saja kedepannya.

Semakin banyak orang yang memilih untuk menyumbangkan ginjal kepada anggota keluarga atau teman. Akhirnya, orang tersebut harus hidup dengan satu ginjal saja. -Google

Orang dengan satu ginjal wajib menjaga pola makan dan gaya hidup yang baik. -Google

Risiko orang yang hidup dengan satu ginjal yakni hipertensi, kehilangan protein dalam urine (proteinuria) dan retensi cairan. Orang dengan satu ginjal pun harus menjaga kesehatan tubuh lebih ketat dibanding orang yang memiliki dua ginjal. -Google

Fungsi ginjal tentunya akan menurun, tekanan darah tinggi, ada nya rasa nyeri dan banyak lagi yang akan dihadapi.

Kara sangat ikhlas mendonorkan satu ginjal nya kepada sang Papa tercinta. Karna, Kara tidak mau Papa pergi dulu meninggalkan cinta Mama yang masih sangat utuh. Kara ingin Papa dan Mama nya hidup berdua hingga akhir hayat nanti. Hingga dimana Kara akan sukses dan melahirkan seorang cucu.

Tetapi kenyataannya, Mama Karina yang telah meninggalkan Papa lebih dulu. Papa hanya bisa tersenyum dibalik kesedihan nya. Senyuman yang penuh dengan kebohongan.

Kalau dulu aku tidak mendonorkan ginjal untuk Papa, pasti aku sudah sendiri sekarang. -Kara

Tanpa Papa dan Mama, Kara tidak bisa apa-apa. Kara sangat butuh mereka berdua. Kara akan mengenang semua momen-momen kecil yang dilakukan kami bertiga dulu. Jika di ingat-ingat lagi, rasanya Kara ingin menangis dalam pelukan Papa dan Mama.

Aku rindu Papa dan Mama. Kini mereka berdua benar-benar jauh dari jarak ku.

Setelah cerita panjang lebar bersama Mama tentang masa lalu. Aku tampak sangat lega dan fresh karna beban pikiran dan juga kesedihan ku berkurang seketika.

I'M NOT A DOLL - [PRE ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang