|| 11 || : RAHASIA KARA

314 23 8
                                    

FLASHBACK ON!

"Jangan kasi tau siapa-siapa ya Fin. Ini rahasia aku, Mama, Papa dan kamu. Aku menceritakan semuanya ke kamu karena aku pengen cerita aja. Kamu orang yang enak di ajak curhat." tukas Kara.

"Pasti Kara. Tenang aja .. gue ga akan bocorin rahasianya. Btw, jaga kesehatan. Semangat, jangan sampe Lo kenapa-napa."

"Akan ku usahakan. Terimakasih untuk semuanya." lontar Kara dengan senyuman lebar yang ia berikan kepada AFin.

Senyuman Kara yang lebar itu membuat AFin terpesona untuk yang pertama kalinya. Tentu saja AFin terpukau oleh manusia boneka seperti dia.

"Ee ... sekarang, aku mau pulang." pamit Kara berdiri dari tempat duduknya.

Langkah Kara berhenti karna ucapan AFin. Dia berbalik badan lagi kearah AFin.

"Tunggu Kara."

"Ya? Apa Fin?" respon Kara bertanya.

"Kita ... tetap teman selamanya kan? gue ga cuman temen curhat Lo doang kan?"

Kara meringis dengan jawaban itu. "Kamu segalanya bagiku. Aku beruntung bertemu teman sepertimu." kata Kara.

"Te-terimakasih ... gue kira, pertemanan kita hanya sebatas curhat."

"Haha engga dong. Selain teman curhat, kamu itu penyembuh Fin. Kamu bener-bener udah nyembuhin luka hatiku. Makasi ya."

Kara berkata seperti itu, seakan-akan dia telah memberi harapan banyak pada AFin. Ini flashback dua tahun yang lalu. Dan dimana juga, untuk pertama kalinya AFin terpukau oleh Kara yang merupakan boneka berwujud manusia.

FLASHBACK OFF!

"Ada Ma." jawab AFin atas pertanyaan Mama.

"A-apa itu?" kejut Mama berekspresi sangat ingin tau.

"Ini rahasia besar, hanya aku, Kara, dan Papa Kara yang mengetahuinya. Sebelumnya maaf, AFin ragu untuk memberitahu kan ini ke Mama. Karna, AFin sendiri sudah janji pada Kara untuk rahasiakan ini dan tidak memberitahukan ini kepada siapapun."

"Hngh ..." ekspresi kecewa muncul pada muka Elis.

"Jika Mama ingin tau, coba tanya langsung pada Kara." saran AFin kepada Mama nya.

"Baiklah, Mama akan bertanya ke Kara sendiri. Mama minta tolong, ambilkan ponsel Mama di kamar."

"Oke Ma."

AFin pergi ke lantai atas untuk mengambil ponsel Mama nya. Kemudian, dia turun kembali dan memberikan ponsel itu kepada sang pemilik.

"Terimakasih nak." AFin mengangguk membalas ucapan Mama. Kini dia duduk terdiam di samping sang Mama, tak sabar dengan ucapan yang akan Kara keluarkan.

Drrt ... drtt .. drrtt

Telepon nya berdering. Artinya, ponsel Kara masih dalam keadaan aktif. Mereka berdua sudah menunggu 5 menit lebih agar Kara benar-benar mengangkat telepon nya.

Tetapi, tidak ada jawaban apapun. Telepon Elis sama sekali tidak Kara angkat. Bahkan, Elis sudah menelpon Kara hingga 6 kali lebih. Rasa khawatir langsung mengitari perasaan AFin terhadap keberadaan Kara.

"Tetap tidak di angkat." kata Elis.

"Coba telpon Kak Gavin Ma." saran AFin tak sabar.

"Atau mungkin mereka berdua sedang di luar? Pasti sedang bersenang-senang. Lebih baik Mama jangan ganggu. Besok saja Mama akan-" lontar Elis yang membuat AFin memutus kalimatnya.

"Kenapa ga sekarang aja Ma? Pasti Kara besok kecapekan karna ada kelas. Kelas selesai di waktu sore."

"Iya juga ..."

I'M NOT A DOLL - [PRE ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang