|| 16 || : TAK DI ANGGAP

275 24 10
                                    

KAMPUS - 14.30.

Di hari yang sangat panas ini, aku kehausan. Aku sudah lama menunggu jemputan dari seseorang, namun tidak datang-datang. Aku lelah berdiri diam menunggu di depan gerbang kampus dg seorang diri. Hingga akhirnya, aku memilih untuk meminta tolong pada Mas Gavin, agar dia menjemput ku ke kampus.

 Hingga akhirnya, aku memilih untuk meminta tolong pada Mas Gavin, agar dia menjemput ku ke kampus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Responan nya membuat ku tidak mood. Terkadang aku berpikir tentang ini, mengapa Mas Gavin bisa sebenci itu padaku? Aku sendiri sangat heran.

Tidak ada pilihan lain. Aku harus jalan kaki agar sampai ke lokasi rumah meskipun memakan waktu yang lama. Semoga saja aku kuat selama perjalanan jauh di atas terik nya panas matahari.

Baru saja aku melangkah hendak menjauh dari tempat kampus. Notifikasi pesan berbunyi, ku kira Mas Gavin berubah pikiran dan akan menjemput ku kemari. Ternyata yang mengechat ku adalah AFin. Dia kan sedang sibuk basket? Kenapa tiba-tiba menanyakan hal ini?

 Dia kan sedang sibuk basket? Kenapa tiba-tiba menanyakan hal ini?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"(Ck, maksa. Mas Gavin ga bakal tau ini kan?)" batinku langsung teringat oleh Mas Gavin.

Beberapa menit kemudian, setelah ada 5 menitan aku menunggu di dekat warung Bu Diah. AFin tiba, dia turun dari motornya dan menghampiri ku yang tengah duduk bengong menatap makanan. Aku sedang nongki di warung itu.

"Heh bocah!" panggil AFin memukul punggung ku.

"Eh! AFin! Gue kaget tau ... lagi enak-enak, halu juga." ucapku bermuka kesal.

"Haha maap, halu apaan emang?"

"Kalo gue punya makanan banyak yang ga akan terbatas gitu, pasti gue ga perlu beli dan ga perlu ngeluarin duit .. yaa kan? pasti bisa makan sepuasnya." ucapku dengan tatapan bengong dengan ekspresi melongo.

"Lucu amat Lo Ra. Laper ya? Gimana kalo kita makan dirumah Mama? Mau??" ajak AFin menepuk punggung tangan ku.

Aku menoleh, sekilas ingatan-ingatan seram muncul di benak ku. Yang dimana pada saat itu aku di siksa keras oleh Mas Gavin, hanya karna di antar pulang oleh AFin kerumah. Jika aku mampir ke rumah Mama hari ini, pasti AFin yang akan mengantarkan ku pulang. Jika Mas Gavin tau, pastinya dia akan marah besar dan memperlakukan ku ke hal yang lebih dari siksa'an kemarin.

I'M NOT A DOLL - [PRE ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang