|| 10 || : GUDANG

359 26 0
                                    

SORE - 16.50.

"Makasi ya udah nganter gue pulang. Hati-hati dijalan Fin." pesan ku menepuk-nepuk pundak AFin.

"Iya sama-sama. Jaga kesehatan Lo, nanti malam harus makan ya." pesan AFin juga padaku.

"Oke Fin. Pasti. Hati-hati dijalan!"

"Iyaa dadah."

AFin melambaikan tangan nya, dan kemudian dia pergi untuk pulang kerumah. Badan ku berbalik berjalan masuk kedalam gerbang rumah Gavin. Benar, rumah yang ku tinggali sekarang adalah rumah Gavin. Saat aku telah masuk, aku melihat ada mobil Lambo milik Gavin yang terparkir di garasi.

"(Sudah pulang ternyata. Ku kira bakal sampai malam)" pikirku membuka pintu rumah.

Kriett ....

Pintu rumah terbuka lebar, aku langsung di sambut oleh Mas Gavin yang berdiri dengan mata tajam menatapku, dia menyenderkan diri pada dinding dengan posisi kedua tangan terlipat. Air ludah ku tertelan kasar. Perlahan, aku menutup pintu rumah dan mengunci nya.

"Habis darimana kamu?" tanya Mas Gavin berjalan mendekat. Aku berbalik badan saat dia mendekat kearah ku. Jantung ku mulai berdegup sangat kencang tak terkontrol, aku sedang ketakutan dan gugup sekarang.

"Ru-rumah Mama Mas."

"Sama siapa?" lanjut nya bertanya.

Mulutku membisu tak berani menjawab pertanyaan itu. "SAMA SIAPA?!! JAWAB!!!" bentak Mas Gavin dihadapan ku.

"Ah! Sakit Mas! Lepas!" rintihku di awali dengan teriakan kencang. Dia mencubit lengan ku lagi. Itu sangat sakit tak tertahan.

"JAWAB PERTANYAAN KU KARA!!!"

"Sa-sama .... sama AFin Mas .."

"AFin?" lontar Mas Gavin mengulangi nama AFin yang kusebut barusan.

Refleks aku mengangguk cepat, aku ingin dia secepatnya melepaskan cubitan itu dari lengan ku.

"BERANI-BERANINYA KAMU SAMA DIA YAAA ... !!!!"

"Ma-maaf Mas ... AFin cuman nganter aku pulang kerumah!! DIA CUMAN NGANTER AKU PULANG MAS!! ITUPUN MAMA ELIS UDAH TAU!!!"

Teriak ku sekencang mungkin di hadapan nya. Aku berkata seperti itu memang sesuai kenyataan, tetapi ekspetasi ku berharap agar Mas percaya padaku itu tidak sesuai eskpetasi.

Mas Gavin terdiam saat aku melontarkan kalimat itu. Tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulut nya sebagai balasan.

Tiba-tiba saja dia mengikat kedua tangan ku dengan sebuah tali kuat.

"Ma-Mas? Ja-jangan .. Kara mau di apain?!"

"Gausa sok panik KARA!!! MAS UDAH MUAK SAMA KAMU!!! SINI!!!"

Lalu, Mas Gavin menarik tangan ku kencang sampai-sampai aku hampir tersandung saat berjalan. Dia membawa ku menuju arah kamar mandi dan melemparkan tubuh ku ke dalam ruangan tersebut.

"Agh!"

Aku terjatuh di permukaan lantai kamar mandi yang kini di aliri oleh air dari bak mandi yang penuh. Sedikit demi sedikit seluruh pakaian ku basah karna air. Saat aku hendak bangun untuk berdiri, Mas Gavin dengan kencang nya mendorong ku membuat tubuh ku terjatuh lagi ke lantai.

Dengan cepat dia menindihi tubuh ku, dan kali ini aku tak bisa kemana-mana. Kabur, melawan ataupun bangun dari tempat.

Tangan kiri Mas Gavin mencekik leherku dengan kuat dan menekan-nya, itu membuat ku kesusahan untuk mengeluarkan kata-kata dan juga, sistem pernafasan ku terganggu otomatis.

I'M NOT A DOLL - [PRE ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang