|| 13 || : LAPANGAN

272 22 7
                                    

"Kara!" orang itu memanggil nama ku lagi. Sekarang aku bisa melihat dia, ia berlari menghampiri ku dengan nafas yang ngos-ngosan. Siapa lagi kalau bukan AFin.

"Lo ngapain kesini?!" ketusku spontan.

"Apa si, ya terserah gue lah." balas AFin berdiri dengan posisi yang sama di samping ku.

"Nanti Lo dimarahin sama Bu Lilik gimana?"

"Gapapa, berarti kita sama."

Ucapan AFin berhasil membuat Kara tertawa.

"Haha! Bisa aja. Jadi Lo kesini karna keinginan Lo sendiri?" tanya Kara menaikkan satu alisnya.

"Iyalah!" seru AFin pede.

"Lah? izin sama Bu Lilik nya gimana?"

"Izin ke kamar mandi." kata AFin enteng, Kara tertawa lagi.

"Aneh-aneh ah! Nanti Bu Lilik nyariin Lo loh! Buruan balik sana!" suruhku mendorong lengan AFin.

"Gue kesini, juga ada tujuan Ra. Males mau balik ke kelas, Bu Lilik ngomel-ngomel Mulu. Gue Gatahan .. sumpek tau." curhat AFin yang tampak mengeluh.

"Kalo Bu Lilik marah gimana? Ntar Lo dihukum loh."

"Tinggal di tawarin duit aja, pasti dia ngga ngehukum gue."

"Hadeh AFin! Gatau lagi ah ma Lo." ketusku kemudian tertawa.

"Btw, Lo kemarin di cariin Mama. Kenapa ga angkat telpon Mama?" pertanyaan AFin membuat ku langsung kebingungan. Yang tadinya ku tertawa, sekarang ku panik kebingungan mencari alasan.

"A-anu Fin, hape gue mati. Di cas semalem." jawab ku agak sedikit gagap.

"Mati? Tapi hape Lo berdering pas Mama telpon."

Ku terdiam seketika. Pasti muka ku tampak sangat kebingungan.

"(ADUHHH ..... GUE HARUS JAWAB APAA)"

"Ouh! Iya awalnya mati karna batre nya bener-bener habis. Trus gue hidupin lagi pas gue cas. Trus, gue tidur duluan kemarin hehe. Ngantuk banget gakuat. Jadi gatau, kalo Mama telpon. Lagian hape gue lagi di mode hening." jelasku pada AFin berharap kalau dia percaya padaku.

"(Lah? Katanya Kak Gavin Kara keluar... tapi kenapa jawaban Kara beda?)" batin AFin bertanya-tanya sendiri. Disini lah ia mulai berpikir keras dan curiga atas ucapan Kara.

"Tapi .. Kata Kak Gavin Lo lagi keluar sama temen. Mama telpon Kaka Gavin karna Lo ga ngangkat telpon nya." kata AFin lanjut.

"(AH! ANJ! KOK JADI GINI?!!?!)"

"I-iya Fin. Anu, gue semalem memang keluar sama temen. Terus nyampe rumah gue langsung tidur, karna ngantuk. Kebetulan gue ga bawa hape karna ketinggalan dirumah." aku mengeluarkan semua kata-kata yang ada dalam otak, sedangkan jantung ku sedang tidak tenang.

"Ohhh gitu ... tumben banget keluar malem. Kata Papa Lo kan gaboleh."

"Kan Papa di Jakarta, lagian dia ga akan tau kalo aku keluar malem."

"Iya. Tapi mending jangan Lo ulangin lagi, anak perempuan ga baik keluar malem-malem. Meskipun Lo udah izin atau apa, mending Lo dirumah diem aja. Kan aman, nyaman dan tentram." kata AFin menasehati ku.

"Haha iya. Oke." balasku ringan tersenyum tipis.

"(Aman, nyaman dan tentram ya?)" -Kara

"Btw, nanti pas pulang mau kerumah Mama dulu? Mama ada perlu sama kamu Ra." ucap AFin memecah suasana.

Aku terdiam berpikir.

.........

KRING! KRING! KRING!

I'M NOT A DOLL - [PRE ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang