ZEYAN [26]

13.1K 823 30
                                    

Yuk yang belum follow akun aku, follow. Masa gak follow sih.

Jangan jadi pembaca gelap, oke? Soalnya aku liat, banyak banget yang jadi pembaca gelap.

Vote sama komennya dong jangan lupa. Komennya masih sepi aja dari part pertama. Yuk keluarkan kata-kata kalian, ramein di setiap part/dialog nya.

Vote 125, komen 30 bisa?

Kalo bisa, besok aku up lagi.

Happy Reading!

_________

Sumber cahaya terbesar di bumi mulai menampakkan wujudnya. Sinar yang memiliki banyak manfaat bagi manusia itu memasuki kamar menembus jendela dan memasuki lewat celah gorden. Kicauan burung yang berada di atas kabel listrik membuat tenang, tetesan embun jatuh dari ujung daun, udara pagi ini sangat sejuk dan segar.

Pasangan suami istri masih bergelung di bawah selimut saling berpelukan. Nampaknya mereka masih ngantuk, dan juga nyaman, mungkin. Aletta mengerjapkan matanya saat sinar matahari menyorotnya, melirik ke kanan kiri, lalu menatap punggung tegap yang ia peluk sejak malam.

“AAAAAAAAA!!!!” Aletta cepat-cepat melepas pelukannya pada tubuh Zeyan, mendorong tubuhnya ke belakang agar ia dapat keluar dari dalam pelukan Zeyan.

Zeyan mengerjapkan matanya saat indra pendengarnya menangkap teriakan seseorang, terdengar sangat dekat. Siapa lagi kalau bukan istrinya.

“Zeyannn, lepassss.”

Bukannya melepaskan, cowok itu malah mempererat pelukannya, menyembunyikan kepalanya di ceruk leher Aletta.

“Zey–”

“Diem atau gue perawanin?”

Sedetik kemudian Aletta diam, tapi tidak lama dari itu ia kembali merengek minta dilepaskan. Hari ini hari terakhir mereka sekolah, bila-bisa mereka telat.

“Zeyan.....”

“Oh, bener nih pengen gue perawanin.” Zeyan menjauhkan kepalanya dari leher jenjang Aletta, tangannya sudah berada di ujung kaus yang ia kenakan, hendak ia buka.

Aletta yang melihat itu jadi was-was. Pancaran dari mata Zeyan tidak memancarkan jika laki-laki itu berbohong. Tatapan itu begitu tajam dan serius.

Bagaimana jika suaminya ini benar melakukannya?

Tanpa tunggu lama lagi Aletta langsung memeluk leher Zeyan, menyembunyikan wajah takut nya di sana.

Senyum kemenangan muncul di wajah Zeyan saat Aletta tiba-tiba memeluknya. Acting nya bagus juga, pikir Zeyan.

“Gak mau. Gue belum siap,” lirih Aletta yang semakin erat memeluk Zeyan.

Zeyan memejamkan matanya sekejap, menghirup oksigen dalam-dalam. Tangannya mengelus surai hitam Aletta.

“Iya.”

Ada satu pertanyaan yang mengganggu pikiran Aletta. Zeyan selalu berkata jika ia mau mem-perawaninya, berarti suaminya ingin memiliki anak bukan? 'Kan berhubungan intim. Aletta ingin menanyakan. Tapi di satu sisi Aletta takut untuk menanyakannya kepada Zeyan.

ZEYAN [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang