ZEYAN [27]

13.1K 838 55
                                    

Hallo!

Jawab kek.

Jam berapa kalian baca ini?

Siap ramein dengan komentar kalian di setiap paragraf atau dialog?

Vote 150, komen 40, bisa?

Oke, langsung aja cus ke bawah.

Happy Reading!
_______

Huft.

Perempuan dengan tas abu itu membungkukkan badannya, menyangga tubuhnya pada kedua lututnya. Tetesan keringat keluar dari keningnya, tetesan keringat itu terjun mengenai lantai. Jarak dari parkiran ke gerbang gedung sekolah cukup jauh, di karenakan sekolahnya yang besar.

Kepala perempuan itu menatap gerbang yang sudah tertutup rapat. Padahal ia sudah berlari sekuat tenaga menuju gerbang, tapi sayang, usahanya itu tak membuahkan hasil. Ya, bayangkan saja Aletta terlambat dua puluh menit, maklum saja jika pintu gerbang itu sudah tertutup.

“Gue bilang juga apa. Tidur lagi aja.”

Aletta menolehkan kepalanya ke belakang, dimana Zeyan yang sedang menaiki undakan tangga dengan santainya. Tidur lagi aja? Dimana otak laki-laki itu hah! Sekarang itu sekolah!

“Gara-gara lo gue jadi telat!” ucap Aletta marah saat Zeyan sudah berdiri di sampingnya.

Gara-gara suaminya ia jadi telat!

Laki-laki itu menaikkan kedua bahunya acuh dengan kedua tangan yang berada di dalam saku jaket jeans hitam yang ia kenakan. Wajahnya biasa saja, tidak ada panik-paniknya sedikitpun. Berbanding terbalik dengan istrinya.

“Pulang aja.”

Aletta menatap Zeyan sinis. Enak saja apa yang suaminya itu katakan. Apa katanya? Pulang?

“Mata lo pulang! Nilai gue taruhannya!” Sarkas Aletta. Enak saja katanya pulang! Bagaimana dengan nilainya nanti?

Zeyan dapat melihat keresahan dalam diri Aletta. Ia jadi tidak tega jika meninggalkan gadisnya ini untuk pulang.

“Mau masuk aja?” tawar Zeyan tidak tega.

Aletta mengangguk lesu.

Zeyan menarik tangan Aletta menuju belakang sekolah. Keadaan sekolah dari luar sangat sepi karena KBM sedang berlangsung. Ada satu dua guru yang sedang piket. Guru tersebut berjalan di sekitar area lorong memantau jika ada salah satu murid yang membolos pelajaran.

“Zeyan, kita mau kemana?” Aletta mengikuti langkah besar Zeyan yang entah membawanya kemana. Nafasnya sedikit tersenggal-senggal karena ia berlari tadi.

Zeyan menghentikan langkahnya saat Aletta bertanya. “Oh ia, salah jalan.”

Zeyan kembali memutar jalannya, membuat Aletta bingung.

“Salah jalan gimana?” tanya Aletta.

“Kalo ke situ udah gak bisa. Ada kawat-kawatnya.”

ZEYAN [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang