ZEYAN [24]

13.4K 666 6
                                    

Makasii buat 1k pembaca 🎉🎉

Gak nyangka banget bisa tembus seribu, padahal waktu dulu aku nergetinnya sampai 500 pembaca aja. Tapi ini benar-benar diluar dugaan aku. Makasii buat kalian yang udah mau luangin waktu untuk membaca cerita ini.

Makasii buat yang udah vote dan komen, lop buat kaliannn. Makasii juga udah mau masukin cerita Zeyan ke perpustakaan kalian.

Buat para pembaca Zeyan sehat-sehat ya di sana, jaga kesehatannya, karena lagi musim hujan. Kalo di daerah kalian, gimana? Ada yang sama juga?

Kalau ada yang lagi sakit, semoga cepet sembuh ya.

Salam hangat dari Arinne.

••••

Happy Reading!

__________

Pak Bambang menggelengkan kepalanya melihat sekelompok murid laki-laki yang baru saja datang ke sekolah. Jam sudah menunjukkan pukul 07.45, dan gerbang sekolah sudah di tutup sejak tiga puluh menit yang lalu. Darimana saja mereka hingga baru sampai jam segitu?

“Darimana saja kalian?”

“Dari jalan,” sahut Cakra.

Arzan, Gavin, dan Ezhar menahan tawanya saat mendengar ucapan Cakra barusan.

Pak Bambang menghela nafasnya. Ia sudah malas untuk mengurus lima siswa yang tidak taat aturan.

“Kalian kenapa telat terus? Bapak capek menasehati kalian, untuk tidak terlambat datang ke sekolah. Sekarang alasan apalagi kalian sampai telat datang ke sekolah selain motor mogok, dan jalanan yang macet?”

“Gak niat sekolah Pak.” Kembaran Cakra menjawab pertanyaan dari gurunya. Siapa lagi kalo bukan Arzan.

“Arzan!”

“Iya, bapak. Ada apa, sih? Arzan disini lho dari tadi.”

Sementara teman-temannya menatap Arzan dengan menahan senyumnya, kecuali Zeyan dan Abrisam.

“Kamu ya! Sekarang kalian ke lapangan! Hormat sampai bel istirahat berbunyi! Paham?!”

“Dengan senang hati kami akan melaksanakan hukumannya.” Cakra menatap Pak Bambang dengan senyuman yang merekah. Cowok itu berjalan diikuti yang lainnya.

See you, daddy!”

Ezhar, Gavin, dan si kembar tertawa kencang saat Arzan pamit kepada Pak Bambang.

***

“Ck! Itu 'kan tugas yang minggu lalu! Maklum aja kita lupa!”

“Tau tuh! Dasar ya tuh guru gak bisa memaklumi nya!” sahut Jihan menimpali ucapan Aletta.

Mereka semua di hukum oleh guru karena tidak mengerjakan tugas. Ya, maklum saja mereka tidak mengerjakan tugas karena tugas itu sudah seminggu yang lalu, dan juga saat mata pelajaran guru tersebut tidak masuk karena ada kepentingan, membuat mereka lupa.

ZEYAN [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang