ZEYAN [30]

13.3K 1K 121
                                    

Met pagi semuanyaaaa.

Semalem itu aku pengen banget double up. Tapi mata aku ini gak bisa di ajak kompormi, juga baterai HP aku yang tinggal 4. Jadinya gagal deh.

Kemarin juga ada yang minta double up, sebenarnya aku pengen banget wujudin, tapi karena aku ngantuk banget, juga badan aku lelah karena banyak kegiatan di siang hari. Maaf ya, in sya Allah bakal aku wujudin nanti.

Walaupun belum mencapai target di part sebelumnya. Aku up aja part ini, soalnya aku liat banyak banget yang antusias nungguin part ini.

Semoga di part ini rame, ya.

Vote 300, lanjut!

Happy Reading!
________


M a l a m  M i n g g u [ 2 ]


Zeyan melajukan motornya pelan saat sudah sampai di tempat yang dituju. Ternyata, di Pattimura juga sama ramainya dengan di jalan raya tadi. Zeyan mencari parkiran kosong, tapi sayang tak ada satupun yang kosong, semuanya sudah terisi penuh.

“Mas! Disini!”

Kepala Zeyan celingukan, mencari asal sumber suara. Zeyan dapat melihat seorang juri parkir yang sedang melambaikan tangannya, dan menunjukkan salah satu tempat untuk parkir.

Zeyan pun mengangguk. Tapi ia melihat di sana banyak sekali sekelompok laki-laki yang sedang menongkrong, dan mereka sedang menatapnya sekarang.

Zeyan menatap mereka sinis, ia tidak mau istrinya di goda oleh sekelompok laki-laki itu! Ataupun di lirik!

“Zeyan! Ayo maju! Itu abang parkirnya kasian!” ucap Aletta saat tukang parkir itu masih menatapnya.

Zeyan pun melajukan motornya, dan saat ia melewati sekelompok laki-laki itu mereka bersiul kearahnya, lebih tepatnya kearah istrinya. Zeyan yang melihat itu mendengus tidak suka.

“Makasih, Pak,” ucap Aletta berterima kasih pada juru parkir tersebut dan dibalas anggukan.

Aletta yang hendak turun dari atas motor terhenti saat Zeyan memegang lututnya.

“Jangan dulu turun. Gue dulu.”

Aletta membiarkan Zeyan yang turun terlebih dahulu. Aletta dibuat heran dengan tatapan sinis Zeyan, tapi bukan untuknya. Tapi untuk siapa? Ia pun mengikuti arah pandang suaminya, dimana suaminya itu tengah menatap sekelompok laki-laki dengan tatapan yang sinis.

“Gak usah ngadep sana!” ucap Zeyan tidak suka saat Aletta menatap sekelompok laki-laki itu. Zeyan semakin kesal saat sekelompok laki-laki itu bersiul dan mengedipkan matanya kearah Aletta.

“Kenapa?”

Zeyan menggeleng. “Nggak boleh!”

“Ayo! Gue laper!” rengek Aletta saat Zeyan masih diam saja.

“Iya, iya. Sini, buka dulu helm nya.” Zeyan melambaikan tangannya kearah Aletta untuk mendekat. Kedua tangannya sudah berada di pengait helm untuk dibuka. Bukannya membuka pengait helm tersebut, Zeyan malah mendekatkan wajahnya dan mencium bibir Aletta, dan jangan lupakan Zeyan paling tidak bisa untuk tidak melumatnya walaupun sebentar.

ZEYAN [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang