ZEYAN [10]

14.9K 675 7
                                    

Vote sama komennya tong hilap!

Typo?  Tandain ogheyy?

💨💨💨💨

Happy Reading

––––––––––

“Lo mau balapan?” tanya Aletta yang sedang memakai helm.

“Iya.”

Sesudah sholat magrib berjamaah, Aletta memutuskan untuk pulang, karena ia akan menginap di rumah Ayyara. Ia naik ke atas motor Zeyan, lalu menatap Arfa, Bunda, dan Amanda yang berada di atas teras rumah.

“Tante ati ati yaa. Nanti maen agiii ama Alfa!” Teriak Arfa dari teras. Suaranya sedikit parau, karena tadi ia menangis tidak mau ditinggal oleh Aletta. Ia memeluk Aletta agar tidak bisa pulang, segala cara Arfa lakukan agar tante tantiknya tidak pulang, namun usahanya tidak berhasil, tante tantiknya tetap pulang. Aletta berjanji pada Arfa, besok ia akan membawa Arfa main, dan balita itu menyetujuinya.

Aletta mengangguk mengiyakan. “Iya, nanti besok kita main lagi.”

“Jangan ngebut Zey! Pelan pelan aja bawa motornya,” pesan Shanti.

“Iya, Bunda,” jawab Zeyan sedikit kencang.

Zeyan mengklaksonkan motornya. “Zeyan pamit.”

“Hati-hati sayang!”

Motor Zeyan keluar dari pekarangan rumahnya, menuju jalan besar. Di perjalanan banyak sekali pasangan yang berlalu lalang, sepertinya mereka akan malmingan.

'Orang mah enak ya, malmingan pada sama  ayangnya. Lah gue?' batin Aletta.

Motor yang dikendarai Aletta dan Zeyan berhenti saat lampu merah.

Aletta membuka kaca helm nya, menatap Zeyan dari kaca spion, cowok itu sedang menatap ke depan, sedetik kemudian Aletta memalingkan wajahnya saat Zeyan menatapnya balik.

Motor Zeyan kembali melaju saat lampu rambu lalu lintas berubah menjadi hijau.
Zeyan memasuki pekarangan rumah Aletta, lalu mematikan mesin motornya.

Aletta turun dari atas motor Zeyan, dan menyerahkan helm nya.

“Makasih.”

Zeyan mengambil helm tersebut, menyimpan di atau tangki bensin, lalu menatap Aletta. “Sama sama.”

Aletta berjalan masuk ke dalam rumahnya ragu. Ia ingin menanyakan sesuatu pada Zeyan, namun ia malu, takut dikira peduli.

“Kenapa gak masuk?” tanya Zeyan ketika menyadari keraguan Aletta saat akan memasuki rumahnya.

Aletta menggigit kukunya, lalu berbalik badan menatap Zeyan.

“Emm, Zey,” panggil Aletta.

“Hm?”

Aletta menatap mengalihkan tatapannya, bingung, tanya atau tidak.

Zeyan masih setia menunggu kelanjutan ucapan Aletta. Ia menyimpan kedua tangannya di atas helm yang Aletta berikan tadi.

“Lolll-lo lo beneran mau balapan?” Setelah menghilangkan rasa gensinya, akhirnya Aletta menanyakan hal tersebut.

ZEYAN [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang