ZEYAN [36]

11.8K 870 70
                                    

Do you miss me? —Zeyan.

Selamat membaca!

________

“Gue bakal pulang telat, gak papa 'kan? Soalnya mau kerja kelompok dulu.”

Aletta meletakkan gelas kosong yang baru saja isi nya Aletta minum itu di atas meja makan. Perempuan itu menatap suaminya yang tengah memakan sarapannya dengan tenang.

Zeyan mengangguk seraya mengunyah sumber energi nya pagi ini. “Sama siapa?”

“Dila, Sani, Zaldi, Bizar, Hari.”

Zeyan menghentikan mengunyah nya saat mendengar salah satu nama yang akhir akhir ini membuat ia kesal. Siapa lagi kalo bukan laki-laki dengan inisial B? Kedua bola mata yang hitam itu menatap tajam mata cantik milik perempuan di hadapannya.

Aletta meneguk saliva nya susah payah ketika Zeyan menatapnya dengan tatapan yang mengintimidasi. Jantungnya menjadi berdetak dua kali lebih cepat. Belum lagi raut wajah Zeyan berubah, yang awalnya santai dan tenang, kini berubah menjadi merah, seperti sedang menahan kesal.

“Dimana?” tanya Zeyan dengan nada dingin, matanya masih menatap Aletta yang sepertinya ketakutan.

“Di-di cafe,” jawab Aletta gugup. Ia memainkan kedua jarinya di atas paha, keringat dingin mulai membasahi kening nya. Aletta rasanya ingin memutuskan kontak mata saat ini. Namun rasanya sulit, seperti ada magnet yang menariknya untuk terus menatap mata suaminya. Padahal ia sangat takut dengan tatapan suaminya sekarang.

“Kenapa harus di cafe? Kenapa gak di sekolah aja?” tanya Zeyan sewot.

Aletta langsung menundukkan kepalanya, saat mendengar nada sewot Zeyan. Ia menggeleng kecil.

Sebenarnya Zeyan tidak masalah jika Aletta akan melaksanakan kerja kelompok sekalipun itu di cafe. Zeyan tidak akan melarangnya. Tapi yang jadi masalahnya adalah, di dalam kelompok istrinya itu terdapat satu manusia yang Zeyan tidak suka. Mau orang yang Zeyan suka atau tidak, intinya ia tidak suka jika terdapat laki-laki didalamnya. Pertama, Zeyan tidak suka jika miliknya dekat dengan orang lain, khususnya cowok, terkecuali keluarganya. Kedua, Zeyan tidak suka jika melihat istrinya itu tertawa bersama cowok lain. Zeyan tidak suka itu. Ketiga, Zeyan tidak suka jika Aletta akrab dengan cowok. Pokoknya, yang berbau bau tentang cowok Zeyan tidak suka! Apalagi pada saat mereka sedang olahraga, Aletta terlihat sangat dekat dengan Bizar. Mengingatnya membuat hati Zeya panas, dan sesak.

“Diizinin, gak?” tanya Aletta pelan, karena sedari tadi Zeyan tidak mengeluarkan suaranya, membuat Aletta mau tidak mau mengeluarkan suaranya. Kepalanya masih tertunduk. Ia masih tidak berani untuk menatap suaminya.

Zeyan menghembuskan nafasnya, tanpa menjawab pertanyaan Aletta, ia bangkit dari duduknya, meraih tas nya dan berjalan meninggalkan meja makan menuju garasi.

Aletta mengangkat kepalanya ketika mendengar suara decitan antara lantai ubin dengan kaki kursi. Ia menatap punggung tegap Zeyan yang berjalan keluar, pasti menuju garasi. Aletta menghembuskan nafasnya saat Zeyan tak menjawab pertanyaannya. Punggungnya ia sandarkan pada sandaran kursi dengan tatapan sayu. Ternyata dapat izin suami itu tidak mudah ya. Padahal, sewaktu ia belum menikah, ia mudah sekali mendapat izin dari kedua orang tuanya, saat akan melaksanakan kerja kelompok. Baik Ranti maupun Tegar berpesan padanya untuk menjaga dirinya.

ZEYAN [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang